Liputan6.com, Jakarta - Warna aliran Sungai Nsukwa di Kota Koforidua, Ghana, yang mendadak berubah merah pada Sabtu pagi, 7 Oktober 2017 memicu kepanikan warga sekitar. Sebab saking pekatnya, sejumlah orang menduga bahwa airnya berubah menjadi darah.
Sejumlah saksi mata mengatakan, awalnya air mengalir seperti biasa, hingga akhirnya memerah pada pukul 05.00 waktu setempat. Penyebab fenomena sungai merah darahitu tak diketahui.
Baca Juga
Spekulasi pun berkembang liar, dari yang masuk di akal hingga mustahil.
Advertisement
Sejumlah warga meyakini, fenomena tersebut disebabkan para penjagal yang membuang darah hewan yang disembelih, dalam jumlah besar ke sungai.
Seorang pemuka agama punya teori alternatif. Pendiri World Miracle Outreach, Dr Lawrence Tetteh, segera mengunjungi sungai tersebut setelah menerima kabar, penampakan air yang mengalir serupa darah. Ia kemudian berdoa di sana, untuk mengusir setan yang diduga menyebabkan sungai berwarna mirip darah.
Penampakan air sungai yang berubah warna menjadi merah darah bukan kali pertama terjadi. Sebelum di Ghana, beberapa di antaranya pernah dilaporkan dari Rusia, Inggris, Mesir hingga Indonesia.
Berikut ulasannya yang Liputan6.com rangkum dari beragam sumber pada Sabtu (21/10/2017):
1. Sungai Merah Darah di Rusia
Sungai Daldykan di Norilsk, Rusia, tiba-tiba berubah warna menjadi merah darah pada Selasa 6 September 2016 lalu. Kejadian aneh itu memicu kehebohan di kalangan penduduk setempat.
Sungai tersebut berada di dekat pabrik metalurgi Nadezhda yang dikelola Norilsk Nickel, produsen nikel dan paladium terbesar di dunia.
Pemerintah pun memerintahkan dilakukannya penyelidikan untuk mengetahui apakah ada kerusakan pipa di kota yang dikenal sebagai produsen nikel itu.
Awalnya, Norilsk Nickel membantah perubahan itu disebabkan karena polusi aktivitas pabrik dan menyebut bahwa warna sungai tak berbeda dari kondisi biasa.
Namun, beberapa hari setelah kejadian aneh tersebut, Norilsk Nickel mengaku pihaknya menjadi penyebab berubahnya warna Sungai Daldykan.
Mereka mengatakan, hujan lebat pada 5 September lalu menyebabkan bendungan penyaringan di pabrik Nadexzhda meluap ke sungai Daldykan.
Seperti dikutip dari BBC pada 13 September 2016, Norilsk Nickle mengklaim tumpahan tersebut tak menimbulkan bahaya bagi orang-orang maupun satwa liar.
Namun aktivis Greenpeace Rusia mengatakan pernyataan itu terlalu dini untuk dikeluarkan. "Anda tak bisa mengatakan bahwa tak ada akibat besar," ujar Alexei Keiselyov.
Keiselyov menambahkan, Norilsk Nickel memegang kendali akses ke seluruh Semenanjung Taymyr, di mana kejadian berubahnya warna itu terjadi. Menurutnya, hal itu menghambat peneliti melihat polusi ke pabrik tersebut.
Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup sebelumnya telah menduga bahwa kebocoran pipa pabrik yang menyebabkan perubahan warna. Sementara itu kelompok masyarakat adat telah menuduh perusahaan tersebut memiliki standar keamanan yang longgar.
2. Sungai Merah Darah di Inggris Bak Film Horor
Ada yang aneh dengan aliran sungai di Northamptonshire, Inggris. Airnya tak berwarna kecoklatan seperti biasa. Melainkan semerah darah. Bahkan pekat di beberapa titik.
Perubahan tiba-tiba itu membuat warga desa bingung bukan kepalang. Kejadian tak biasa itu jadi ramai dibahas di Facebook. Beberapa orang membandingkannya dengan adegan dari film horor. Lainnya tanpa pikir panjang berspekulasi, itu pertanda kiamat.
Pep Finn-Scinaldi (28), warga yang tinggal di dekat aliran air juga mengaku bingung.
"Saat pertama melihatnya, aku pikir sesuatu mati di sana, karena warnanya amat mirip dengan darah. Lalu, kulihat sepanjang aliran berwarna merah. Hanya seekor paus yang bisa menghasilkan darah sebanyak itu," kata dia, seperti dikutip dari Huffington Post, 8 Januari 2014.
Beberapa waktu kemudian, misteri tersebut terkuak. Tak ada kaitan dengan pembantaian atau 'pertanda kiamat'. Melainkan, ulah manusia semata.
Penyelidikan Badan Urusan Lingkungan Hidup setempat menemukan biang keladinya: tinta yang tumpah.
"Air sudah kembali ke warna alaminya, seperti sebelum tercemar pewarna. Kami berpendapat, tak ada dampak negatif yang ditimbulkan dari insiden ini," kata juru bicara Environment Agency, seperti Liputan6.com kutip dari BBC.
"Kami telah bekerja dengan pihak Anglian Water untuk melacak sumber pewarna merah itu. Dan hasilnya, kami menemukan asal muasalnya dari tinta merah yang tumpah."
Perubahan warna itu terjadi di aliran kecil anak sungai Billing Brook di Northamptonshire.
Badan Lingkungan punya alasan mengapa menyatakannya tak membahayakan lingkungan dan manusia. "Warna merah berasal dari tinta berbahan dasar air yang tak membahayakan lingkungan."
Advertisement
3. Sungai Nil Terlihat 'Merah Darah' dari Angkasa
Aliran Sungai Nil tampak merah dalam gambar terbaru yang dirilis Badan Antariksa Eropa (ESA).
Penampakannya yang tak biasa mengingatkan pada kisah dalam kitab suci, tentang tulah atau bencana yang ditimpakan atas Bangsa Mesir kuno. Salah satunya, seluruh air yang di Nil berubah menjadi darah, ikan-ikan dan makhluk air lainnya pun mati, sehingga sungai itu berbau busuk dan orang-orang tidak dapat meminumnya.
Namun, gambar yang dihasilkan satelit Sentinel-3A itu menunjukkan sesuatu yang bertolak belakang, yang tak ada kaitannya dengan kisah 'kutukan' tersebut.
"Warna merah mengindikasikan keberadaan vegetasi (tanaman)," demikian penjelasan ESA seperti dikutip dari CBS News, Sabtu (2/4/2016).
Mengombinasikan radiometer dan data warna, Sentinel-3A memetakan fitur lingkungan di kawasan Nil -- salah satu sungai terpanjang di dunia.
Direkam pada 3 Maret 2016, gambar tersebut menunjukkan sungai dan delta Nil, juga fitur gurun di timur laut Afrika dan sebagian Timur Tengah.
Ibu kota Mesir, Kairo dapat dilihat di tengah gambar, dengan Laut Merah di sisi timur.
Satelit tersebut juga menangkap citra Kepulauan Siprus hingga ke utara, ke Laut Tengah. Bagian dari Kereta juga terlihat di sisi kiri gambar.
Satelit Sentinel-3A diluncurkan 16 Februari 2016 lalu dari Kosmodrom Plesetsk, menggunakan kendaraan peluncur Rokot. Menjadi bagian dari Program Copernicus.
Sebagai bagian dari misinya, Sentinel-3A yang mengorbit Bumi, akan mengukur lautan, tanah, es, dan atmosfer planet manusia menggunakan instrumen canggih Sea and Land Surface Temperature Radiometer (SLTR) untuk mendeteksi energi dari permukaan menggunakan 9 pita spektrum, termasuk yang terlihat dengan mata telanjang maupun infra merah. Tujuannya, untuk memahami dinamika global yang sedang terjadi.
Cara itu juga memberikan wawasan tentang kebakaran hutan, penggunaan lahan, dan level air.
4. Misteri Sungai Berwarna Merah Seperti Darah di Indonesia
Sebuah sungai di Sumatra Utara menjadi perhatian karena airnya berubah warna menjadi merah darah. Biasanya, air sungai Bah Bolon cukup jernih.
Selain berubah warna, sungai yang biasanya menjadi sumber irigasi dan air minum itu pun dipenuhi bangkai ikan yang mati lemas.
Kelokan-kelokan sungai yang oleh penduduk setempat dikenal juga sebagai "Tempat Pemandian Raja" itu menembus kota Pematangsiantar, lalu mengalir melintasi desa di pinggirannya. Penduduk desa membangun rumah-rumah mereka tepat di tepian.
Dikutip dari Breaking Israel News pada 12 Agustus 2017, sungai itu menjadi sumber penghidupan warga karena mengairi sawah dan ladang, menyediakan ikan, dan menjadi situs wisata populer untuk arung jeram. Penduduk juga membangun tambak-tambak di pinggir sungai untuk menangkap ikan.
Semua itu mendadak berubah.
Walaupun belum terbukti, sebagian warga mencurigai limbah industri sebagai biang permasalahan. Tapi belum ada yang mengetahui penyebab perubahan warna itu secara pasti.
Salah satu penyebab alamiah yang mungkin adalah ledakan pertumbuhan ganggang yang muncul, ketika ada kondisi tertentu yang memungkinkan tumbuhnya ganggang tanpa kendali.
Advertisement
5. Sungai Yangtze Memerah
Fenomena aneh juga pernah terjadi di aliran Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China. Airnya tiba-tiba berubah merah serupa warna jus tomat, jika dianggap terlalu berlebihan disamakan dengan darah.
Penduduk barat daya Kota Chongqing kali pertama menjumpai keanehan pada sungai yang dijuluki "jalur air emas" itu pada Kamis 6 September 2012 lalu.
Air berwarna merah terang itu tak hanya terkonsentrasi di sekitar Chongqing, pusat industri terbesar di barat daya China, tetapi juga di sejumlah titik lain di sepanjang sungai.
Para penyidik belum menentukan penyebab dari fenomena tak biasa itu. Namun laporan Telegraph melaporkan, pejabat lingkungan menduga, warna air menjadi merah disebabkan limbah industri. Atau mungkin disebabkan lumpur merah yang terbawa oleh banjir di hulu.
Sementara, Emily Stanley, profesor limnologi atau ilmu yang mempelajari perairan dalam dari University of Wisconsin menerangkan, satu-satunya penyebab alami dari air yang berubah merah adalah mikroorganisme air dalam jumlah besar. Misalnya ganggang merah yang mekar.
"Saat air berubah merah, pertama yang terbesit di pikiran orang yang melihatnya adalah pasang merah (red tide)," kata dia kepada situs sains Life's Little Mysteries.
Namun pendapat itu tak cocok untuk menjelaskan fenomena Sungai Yangtze. "Sebab, alga yang menyebabkan pasang merah berada di laut, bukan air tawar. Jadi sangat tidak mungkin bawah ini terkait fenomena pasang merah," kata dia.
Bisa jadi, itu ulah manusia. "Sepertinya ini fenomena polutan," katanya. "Air yang berubah warna menjadi merah dengan cepat pernah terjadi di masa lalu. Akibat orang membuang limbah pewarna ke dalam sungai."
6. Misteri Aliran 'Darah' Sungai Beirut
Sungai Beirut (Nahr Bayrut) di Lebanon pada pertengahan Februari 2012 juga pernah berubah menjadi merah airnya.
Sungai secara misterius berubah warna jadi merah darah setelah aliran cairan merah tak dikenal mulai mengalir dari tepian selatan Sungai Furn al-Shubbak. Air merah itu lalu mengalir ke Laut Mediterania, hingga warnanya memudar.
Petugas sudah berusaha mencari saluran limbah yang bertanggung jawab membuang cairan merah itu, tapi tak menemukan apapun.
Saksi mata yang bekerja di area dekat sungai mengatakan, peristiwa itu bukan kali pertamanya. Kira-kira terjadi tiap 2 bulan tanpa ada yang memperhatikan. Namun, kali itu, karena intensitas warna merah yang kuat, fenomena itu menarik perhatian banyak orang. Jadi heboh.
Menteri Lingkungan Nazem Khoury menduga, sumber air merah itu kemungkinan dari Hazmieh atau Baabda .
"Saya menyerukan kepada pemerintah kota Hazmieh dan Baabda untuk bekerja sama, agar secepatnya menemukan sumber polusi," kaya Khoury dalam sebuah pernyataan yang Liputan6.com kutip dari Daily Star.
Bisa jadi cairan merah itu adalah limbah pabrik, termasuk pabrik cat. Atau darah hewan dari rumah jagal.
Advertisement