Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang menganggap, sejarah adalah hal yang berat: banyak tanggal harus dihapal, detail atau singkatan yang rumit, juga membosankan karena disampaikan dengan cara yang tak menarik.
Namun, ada juga sejumlah kisah unik bahkan lucu tentang hal-hal yang terjadi pada masa lalu, yang jauh lebih menarik dari apa yang sering diungkap para sejarawan atau yang tertulis dalam buku-buku sejarah lawas.
Advertisement
Baca Juga
Kisah-kisah kecil tersebut, atau yang dalam Bahasa Prancis disebut 'les petite histoire' bahkan terkait erat dengan sejarah besar yang bisa mengubah nasib sebuah bangsa.
Misalnya, tentang Run, sebuah pulau kecil di Kepulauan Banda, Indonesia yang mengubah sejarah Amerika Serikat.
Pulau Run bahkan sanggup memicu perang berdarah antara dua kekuatan adidaya: Inggris dan Belanda. Pala atau nutmeg (Myristica fragrans) adalah kuncinya.
Pada tanggal 31 Juli 1667, perang berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Breda.
Belanda menyerahkan New Netherland -- yang meliputi New York, Delaware, New Jersey, dan Connecticut ke tangan Inggris, dipertukarkan dengan Pulau Run dan Suriname. Sebuah keputusan yang mengubah jalan sejarah Amerika Serikat pada masa-masa awal.
Tak hanya itu saja, berikut 5 kisah konyol yang membuktikan, sejarah tak selalu membosankan, seperti Liputan6.com kutip sebagian dari situs Listverse.com:
1. WC Dikira Makam Pahlawan
Pada tahun 1917, di tengah Perang Dunia I, perwira Amerika Serikat, Kolonel George S. Patton berada di sebuah desa di Prancis. Namanya Desa Bourg.
Suatu hari, seorang wali kota mendatanginya. Pria itu berlinang air mata. Ia mengaku bingung saat menerima kabar keberadaan sebuah kuburan prajurit Amerika.
Sang wali kota mempertanyakan, mengapa dia tidak diberitahu tentang kematian tersebut sehingga dia dapat memberikan penghormatan yang pantas.
Kolonel Patton, yang tak merasa mendapat laporan ada prajuritnya yang gugur dan dimakamkan di desa itu, ikut-ikutan bingung. Ia pun kemudian diantar ke lokasi makam tersebut.
"Orang Prancis itu berkeras agar kami mengunjungi makam tersebut," tulis Patton dalam buku hariannya, seperti dikutip dari situs anti-hoax, Snopes.com.
Sampai di lokasi, sang kolonel menyadari, apa yang dikira sebagai makam adalah sebuah jamban yang sudah tertimbun rapi dengan tanah.
Rupanya, para anak buahnya telah mengisinya dengan kotoran dan memasang tanda agar tentara lain tak mendekatinya.
Tanda 'Abandoned Rear' itu ternyata menyerupai salib -- yang membuat sejumlah warga mengiranya sebagai makam.
Patton merasa lega saat mengetahui kebenaran itu, namun, ia tak pernah mengoreksi wali kota yang bingung tersebut, "Orang-orang Prancis mengiranya sebagai salib. Aku tak pernah mengungkap yang sebenarnya pada mereka."
Pada Perang Dunia II, Patton -- yang kala itu sudah diangkat menjadi jenderal -- kembali ke Desa Bourg.
Ia mengetahui bahwa ternyata Abandoned Rear yang dikira makam yang telah dipelihara dengan baik oleh penduduk kota selama hampir 30 tahun!
"Makam pahlawan 'Abandoned Rear' masih dipelihara dengan baik oleh penduduk setempat," kata dia.
Advertisement
2. Viking Salah Menyerbu Kota
Viking adalah bangsa penakluk dan penjajah. Perilaku mereka yang barbar meneror manusia pada masa lalu.
Mereka kerap menaklukkan wilayah-wilayah kecil, sembari memendam ambisi menaklukkan kota paling modern pada masanya: Roma.
Rencana pun disusun. Dua bersaudara Viking, Bjorn dan Hastein memimpin armada menuju kota besar itu. Namun, alih-alih menyerbu benteng Roma, mereka mengirim utusan.
Kepada warga kota yang ketakutan, utusan itu mengaku, pasukan Viking tak datang untuk menyerbu, melainkan sang pemimpin telah memeluk agama Kristen dan sekarat. Ia ingin dimakamkan secara Kristiani. Tentu saja, itu dusta.
Meski curiga, warga kota mengizinkan Hastein dan para pengiringnya masuk untuk menerima ritual.
Di tengah ritual, Hastein menyeruak dari peti mati, para pengikutnya pun segera mengeluarkan senjata. Pasukan Viking dengan mudah menguasai kota.
Warga diperintahkan membungkuk tanda takluk, Hastein pun memproklamasikan diri sebagai penguasa Roma.
Namun, sebuah seruan membuyarkan hingar bingar kemenangannya: Bangsa Viking sejatinya menaklukkan Luna, sebuah kota di utara Roma.
"Hastein sangat marah saat mendengarnya dan berseru, Luna akan mendapat hukuman untuk itu. Ia memerintahkan kota dijarah dan Luna dibakar," demikian seperti dikutip dari situs Ancient Pages.
3. Perang Ketel
Perang yang terjadi pada 8 Oktober 1784 adalah salah satu pertempuran paling tak masuk akal dalam sejarah.
Kala itu, pasukan Kekaisaran Romawi Suci (Holy Roman Empire) -- kekaisaran yang terdiri atas wilayah-wilayah multi-etnik di Eropa Tengah yang berkembang sejak awal Abad Pertengahan hingga pembubarannya pada 1806 -- berhadapan dengan serdadu Belanda bagian utara atau Northern Netherlands.
Setelah serangkaian pergolakan politik dan pemberontakan, pihak Belanda Utara memisahkan diri dari Kekaisaran dan memblokade sejumlah pelabuhan penting.
Kaisar Joseph II yang sama sekali tak senang dengan tindakan itu, mengirimkan tiga kapal perang untuk menghentikan blokade. Di sisi lain, pihak Belanda hanya mengirimkan satu, namanya Dolfijn.
Setelah saling berhadapan, Dolfijn mengirimkan satu tembakan ke arah lawan. Tak ada satupun manusia kena, luka apalagi tewas.
Namun, tembakan tersebut mengenai ketel sup di dek salah satu kapal lawan, Le Louis, menyemprot para penumpangnya dengan cairan kental berbumbu.
Entah karena takjub dengan keakuratan tembakan, atau takut dengan kemampuan lawan, pasukan Kaisar di Le Louis kemudian menyerah kalah.
Seperti dikutip dari situs warhistoryonline.com, Joseph II kemudian mendeklarasikan perang pada 30 Oktober 1784, namun tak ada hal signifikan terjadi setelahnya.
Advertisement
4. Penampakan UFO di Angkasa Luar
Pada Desember 1965, Perang Dingin sedang memuncak, persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menular hingga penjelajahan angkasa.
Kala itu, dua astronot AS, Walter M. 'Wally' Schirra Jr. dan Thomas P. Stafford, menjalankan tugas rutin di pesawat antariksa Gemini 6.
Tiba-tiba, keduanya melaporkan penampakan obyek misterius mengorbit Bumi. Suara Stafford dengan nada gelisah diterima Pusat Kendali Misi (Mission Control) NASA.
Ia mendeskripsikan soal sebuah benda aneh melayang menuju selatan di atas Lingkar Arktik (Arctic Circle).
Rincian yang paling mengganggu adalah, sepertinya objek misterius itu akan memasuki atmosfer kapanpun.
Para staf NASA di Bumi pun bertanya-tanya, jangan-jangan objek tersebut adalah proyek pesawat antariksa rahasia Rusia atau piring terbang alien?
Stafford kembali mendeskripsikan UFO tersebut, yang makin bikin panik.
Astronot itu mengatakan, ia menduga, objek aneh tersebut sebenarnya adalah sembilan pesawat yang terbang dalam formasi berdekatan. Ia bahkan mengaku melihat makhluk humanoid berpakaian merah dalam pesawat terbesar.
"Ada sebuah objek, mirip satelit terbang dari utara ke selatan, mungkin di orbit kutub....Lihat, ia mungkin akan segera memasuki atmosfer...," kata dia, seperti dikutip dari smithsonianmag.com.
"Saya melihat modul komando dan delapan modul lainnya di depan. Pilot modul komando mengenakan baju merah."
Para teknisi NASA pun segera beraksi, berusaha memecahkan anomali yang meresahkan itu.
Tentu saja jawaban tak didapat. Sebab, yang disampaikan para astronot adalah tipuan belaka.
Setelah membikin seluruh NASA panik, Stafford dan Schirra memainkan lagu Natal 'Jingle Bells' dengan harmonika dan lonceng. Dua instrumen itu adalah yang mula-mula dimainkan di angkasa luar.
Baik lonceng maupun harmonika itu saat ini masih dipajang di museum Smithsonian.
5. Kaisar Palsu dari Ethiopia
Pada Februari 1910, awak kapal perang Inggris HMS Dreadnought menerima telegram yang memberitahukan soal rencana kunjungan Kaisar Abyssinia -- atau Eropa pada zaman modern.
Tak mau mengecewakan tamu penting, para pelaut menghentikan pekerjaannya untuk menyambut sang bangsawan.
Saat berkunjung ke kapal, kaisar dan para pengiringnya disambut dengan penghormatan militer secara penuh dan diajak melakukan tur ke bahtera tersebut.
Kunjungan tersebut dianggap terobosan diplomatik bagi Angkatan Laut Inggris. Sebab, setidaknya, ada pemimpin asing yang pernah berada di sana.
Namun, akhirnya terkuak, kaisar dan para pengiringnya tak lebih dari para prankster alias orang iseng belaka. Termasuk di antaranya adalah novelis Virginia Woolf.
Mereka membuat wajah lebih gelap, mengenakan kostum aneh, dan bicara dalam kombinasi Bahasa Latin dan celotehan ngawur. Telegram itu juga terbukti palsu.
Beberapa hari kemudian, komplotan pembuat iseng mengirimkan pengakuan tanpa nama ke sejumlah surat kabar. Informasi itu bikin Angkatan Laut jadi bahan olok-olok selama beberapa bulan.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke seorang teman, Horace de Vere Cole mengungkapkan perilaku iseng mereka.
"Itu adalah ideku, namun dilakukan oleh enam orang," tulis dia, seperti dikutip dari The Guardian.
Cole menambahkan, orang-orang yang berpura-pura sebagai penerjemah, empat pangeran, dan pejabat yang menuju kapal bicara dengan bahasa ngawur dengan lancar.
Ia juga menceritakan sambutan luar biasa yang diberikan awak kapal, iringan musik band dan semua kelasi dan perwira yang menghormat serentak. Cole mengaku hampir tak bisa menahan tawa saat memperkenalkan para 'bangsawan' itu ke laksamana dan kapten kapal.
"Mereka sangat sopan dan baik. Keramahan mereka membuat kami nyaris menyesalinya."
Advertisement