Sukses

Terpisah 55 Tahun, Kakek-Nenek Ini Satukan Cinta Sejati

Setelah terpisah selama 55 tahun dan menjalani kehidupan masing-masing, sejoli ini bertemu dan akhirnya menikah seperti impian muda dulu.

Liputan6.com, Beijing - Ada kisah cinta sejati yang telah lama terpendam di dalam relung hati. Saling jatuh cinta, tetapi terpisah oleh jarak, waktu dan keadaan.

Meski begitu, kekuatan cinta sejati tak mungkin dapat terelakan. Walau butuh waktu hingga puluhan tahun, dua insan yang saling mengasihi akan kembali dipertemukan suatu saat nanti.

Dikutip dari laman AsiaOne, Rabu (25/10/2017), kisah mengharukan ini terjadi di Negeri Tirai Bambu. Berawal dari profesi yang sama, cerita cinta keduanya bersemi.

Adalah pria bernama Yuan Dibao yang pertama kali melihat sosok guru blasteran (China-Prancis) bernama Danny Li tahun 1953. Saat itu, Li mengajar bahasa Rusia di Zhejiang Medical College di Hangzhou, Tiongkok.

Profesi keduanya sebagai guru membuat mereka kerap bertemu dan menghabiskan waktu bersama serta bercanda gurau.

Setelah satu tahun saling mengenal, Yuan menyampaikan hal yang begitu menyayat hati Li. Tahun 1954, Yuan mengaku sudah menikah.

Tak lama setelah pengakuan Yuan yang telah memiliki istri, Li memutuskan untuk menjauh dari Yuan. Sejak momen itulah keduanya bahkan tak pernah bertemu lagi.

Meski demikian, keduanya tetap berhubungan lewat surat. Pada tahun 1956, Li berangkat ke Prancis dengan alasan yang tak ia sebutkan.

Setibanya di Prancis, keduanya masih berkomunikasi, melanjutkan kisah cinta terlarang mereka.

Aktivitas surat-menyurat tersebut kemudian terhenti, terhalang oleh Revolusi Kebudayaan China di tahun 1960an hingga tahun 1970an.

Revolusi kultural merupakan gerakan sosio-politik-budaya-ekonomi yang terjadi di Tiongkok dari 1966 sampai 1976. Dicanangkan oleh Mao Zedong, tujuan gerakan itu adalah menyajikan ideologi komunis ala Mao di China dengan menyapu habis seluruh unsur kapitalis dan tradisional dari masyarakat Tiongkok, serta mencanangkan pemikiran 'Maois' sebagai ideologi juga gaya hidup dominan.

Demi tujuan itu, seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dikonstruksikan sesuai dengan haluan besar Mao dan Partai Komunis China.

Keduanya pun hilang kontak dan tak pernah mengutarakan perasaan lewat kata-kata lagi.

Usia Yuan dan Li semakin termakan waktu, keduanya menua dan menjalani kehidupan masing-masing. Yuan sendiri akhirnya menjadi ayah dari tiga orang anak, di mana sang istri meninggal pada tahun 1994. Sementara Li masih melajang.

"Aku tak bisa memulai hubungan dengan lelaki lain, meski mereka sudah berusaha 'mengetuk' hatiku," ujar Li.

2 dari 2 halaman

Bertemu Setelah 55 Tahun Terpisah

Pada tahun 2011, Yuan terdorong untuk menghubungi Li kembali setelah mendapat bantuan dari salah satu menantu perempuannya yang mengetahui tentang kisah asmara lama mereka -- berdasarkan surat-surat yang disimpan oleh kakek Yuan.

Yuan kemudian mengirim surat kepada Li dan juga sanak keluarganya -- setelah sang menantu menemukan alamat Li.

Kabar gembira datang, ternyata Li pun membalas pesannya. Keduanya lantas berkomunikasi secara teratur selama satu bulan -- sebelum akhirnya Yuan mengundang Li berkunjung ke Xiamen.

Bersama keluarga, Yuan menyambut Li di bandara sambil memegang 55 tangkai mawar.

Kisah cinta yang sudah lama terpisah selama 55 tahun tersebut akhirnya hidup kembali. Bahkan sejoli tersebut mengikat simpul kasihnya beberapa bulan kemudian ke jenjang pernikahan yang selama ini mereka impikan.

Kamis lalu, 19 Oktober 2017, Yuan meninggal dunia pada usia 90 tahun. Ia menghabiskan masa terakhirnya bersama wanita pujaan hati yang sudah menemaninya selama beberapa tahun terakhir.