Liputan6.com, New Delhi - Adat istiadat yang dijunjung oleh setiap daerah memang berbeda-beda. Sama halnya dengan desa Ajnaura, India. Sikap sopan dan etika selalu mereka terapkan ketika berkunjung ke rumah pemuka agama.
Jika melakukan pelanggaran berupa perbuatan tidak sopan, maka seseorang akan dikenakan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dikutip dari laman Mirror.com, Rabu (25/10/2017), seorang pria bernama Mahesh Thakur sepertinya jadi salah satu korban yang terkena sanksi adat tersebut.
Advertisement
Pria berusia 54 tahun itu dilaporkan lupa mengatuk pintu saat mengunjungi rumah Surendra Yadah, yang tak lain adalah pemuka terkenal di desa Ajanura, India.
Alasan utama Mahesh datang ke kediaman Surendra karena ingin membeli tembakau pada Kamis 19 Oktober 2017, siang.
Baca Juga
Namun, saat pria tersebut datang ke rumah sang pemuka adat ia tak menemui siapa pun. Melihat Mahesh masuk ke dalam rumah tanpa izin, Surendra pun tak terima.
Ia pun langsung memberitahu warga tentang perbuatan tak sopan Mahesh. Surendra mengklaim bahwa pria itu punya maksud jahat ketika ingin masuk ke dalam rumahnya.
Tak lama, Mahesh kembali dipanggil oleh warga ke kediaman Surendra untuk dimintai keterangan. Alhasil, ia dijatuhi hukuman sesuai aturan yang berlaku.
Mahesh diminta untuk meludahi lantai yang kemudian ia bersihkan kembali dengan cara dijilat. Tak berhenti di situ saja, pria itu juga mendapat pukulan sebanyak 25 kali.
Menurut laporan dari media setempat, sambil menjilati lantai Mahesh pun bersuara, "saya tak akan mengulangi perbuatan tersebut."
Ia juga berjanji, apabila ketahuan mengulangi perbuatan tersebut maka ia rela untuk dijebloskan ke dalam penjara.
Mendengar kejadian tersebut, kepolisian setempat langsung melakukan investigasi dan memeriksa sembilan orang yang diduga kuat melakukan kesalahan.
"Tampaknya, Mahesh Thakur memang sengaja dipermalukan di depan umum," kata juru bicara kepolisian setempat.
"Kini tim kepolisian sudah melakukan investigasi terhadap delapan orang termasuk Surendra Yadav," tambahnya.
Politisi senior sekaligus Menteri Pembangunan Jalan Raya Nand Kishore Yadav mengatakan, aturan semacam ini seharusnya tak boleh berlaku.
"Tindakan tegas akan kami kenakan kepada pelaku, apabila kejadian ini masih terulang," tambahnya.
Karyawan Dipaksa Minum Air WC Gara-Gara Tak Capai Target
Hukuman tak semestinya yang biasa ditetapkan dalam suatu desa terhadap warganya memang masih terjadi. Namun, hal semacam ini rupanya tak hanya dialami oleh seseorang yang terikat dalam adat dan norma suatu daerah saja. Namun, juga dialami oleh pegawai di sebuah perusahaan.
Beberapa perusahaan China dikenal memiliki metode unik untuk 'memotivasi' para karyawannya yang memiliki performa kerja buruk. Mulai dari jalan merangkak hingga makan pare dengan rasa super-pahit.
Seperti dikutip dari laman AsiaOne, sebuah studio fotografi di Sichuan menjadi sorotan karena stafnya minum air toilet sebagai hukuman tak memenuhi target kerja. Peristiwa itu diketahui setelah video singkat saat aksi tersebut beredar di dunia maya dan menarik perhatian khalayak.
Menurut laporan yang beredar, tiga karyawan terekam mengambil air dari toilet menggunakan gelas kertas. Mereka lalu terlihat enggan untuk meminumnya, meski akhirnya tetap meneguk cairan tersebut.
Insiden yang kabarnya terjadi pada tanggal 28 Juli 2017 itu sebenarnya luput dari perhatian khalayak, jika video rekamannya tak tersebar di grup WeChat yang kemudian bocor secara online.
Menurut Red Star News, seorang wanita yang bertugas melatih karyawan baru di studio foto itu yang memberi beberapa tugas untuk diselesaikan. Jika mereka gagal memenuhi target yang telah ditetapkan, maka sebagai gantinya akan dikenakan sanksi.
Beberapa hukumannya termasuk minum dari toilet dan makan cacing tanah.
Salah satu korban perempuan yang merupakan karyawan lama studio tersebut, mengatakan kepada Chengdu Business Daily bahwa dia mengalami dampak buruk akibat hukuman itu. Beberapa hari setelahnya, dia mengaku kehilangan nafsu makan.
Dan saat dia menerima link berisi video klip yang merekam dirinya tengah meminum air toilet, dia memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.
Manajer studio foto tersebut kemudian merespons media lokal, dan menyatakan bahwa dia tak berada di kantor saat insiden terjadi. Ia mengaku kaget dan marah atas perlakuan buruk terhadap beberapa karyawannya.
Pada 2 Agustus, polisi setempat memasang pemberitahuan di situs mikroblogging China, Weibo yang berisi pengumuman bahwa tersangka telah ditahan dan penyelidikan sedang berlangsung.
Advertisement