Sukses

Bukan dari Angkasa Luar, Alien Bermukim di Dasar Samudra?

Para pengamat angkasa menduga mayoritas dunia layak huni di semesta kemungkinan besar berada di bawah air.

Liputan6.com, California - Beberapa ilmuwan berpendapat kemungkinan besar ada peradaban alien jauh di ruang angkasa. Tapi mengapa kita belum menemukannya?

Pertanyaan itu belum terjawab, sekarang muncul dugaan dari seorang mantan ilmuwan NASA.

Menurutnya, makhluk-makhluk extraterrestrial (ET) belum melakukan kontak dengan Bumi karena mereka mungkin tinggal di dasar lautan di dunia perairan yang jauh di bawah sana.

Dikutip dari The Sun pada Kamis (26/10/2017), ilmuwan Alan Stern sekarang bekerja di Southwest Research Institute di negara bagian Texas.

Pendapat itu dilontarkannya melalui pidato dalam acara 2017 Division for Planetary Sciences pada pekan lalu ketika membahas fenomena Paradoks Fermi.

Paradoks yang dimaksud dikemukakan oleh ilmuwan Enrico Fermi pada 1950-an. Isinya mempertanyakan mengapa kita belum menemukan alien walaupun sangat mungkin mereka ada di suatu tempat dalam semesta raksasa ini.

Stern menuliskan, "Ada banyak penjelasan yang mungkin (tentang paradoks ini) yang telah diajukan."

"Kami mengajukan penjelasan lain, yaitu bahwa kebanyakan dunia-dunia yang memiliki biologi dan peradaban adalah dunia dasar samudra."

Alien merasa nyaman dalam kehidupannya seandainya mereka tinggal di dasar samudra, karena air di atasnya melindungi mereka dari ledakan bintang-bintang, semburan radiasi angkasa, ataupun bencana alam lainnya.

Namun demikian, Stern menduga bahwa dunia bawah air itu dingin sekali. Artinya, alien tinggal di bawah suatu kerak es tebal sehingga tidak mungkin kita melakukan kontak dengan mereka.

Ia menambahkan, "Dunia peraturan secara alamiah memutus komunikasi karena interior alamiahnya di bawah lapisan tebal es atau campuran batu dan es."

Para pengamat angkasa luar menduga mayoritas dunia layak huni di semesta kemungkinan besar berada di bawah air. Dengan demikian, makhkluk-makhluk yang tinggal di sana kemungkinan besar lebih mirip ikan daripada manusia.

 

2 dari 2 halaman

Lingkungan Pendukung Evolusi

Enceladus, salah satu bulan yang mengorbit planet Saturnus. (Sumber Jet Propulsion Laboratory NASA)

Di awal tahun ini, Dr. Fergus Simpson dari Institute Cosmos Sciences, University of Barcelona, menggunakan bentuk rumit matematika yang dikenal sebagai probabilitas Bayesian untuk melakukan prediksi bahwa permukaan planet-planent kemungkinan tertutup air setidaknya 90 persen luasan.

Namun demikian, Simpson menduga alien-alien yang seperti ikan mungkin tidak sedemikian majunya karena mereka tak memiliki beberapa kondisi penting di lingkungannya agar bisa berkembang melewati suatu tahapan tertentu.

"Alasan utama saya bersikap skeptis adanya begitu banyak makhluk cerdas spesies alien bawah air adalah karena menurut saya lebih susah bagi makhluk air seperti lumba-lumba untuk menggunakan perkakas atau memulai api."

Tentu saja, Bumi pun dipenuhi air. Hanya 29 persen permukaanya yang berupa daratan kering.

Menurut Dr. Simpson, kesetimbangan tak biasa antara darat dan air itu terkait dengan evolusi kehidupan di planet kita.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: