Liputan6.com, Tegucigalpa - Hari itu, 30 Oktober 1980 menjadi akhir dari perseteruan militer dua negara, yakni El Savador dan Honduras.
Kedua kubu militer negara Amerika Latin itu melangsungkan perang senjata selama bertahun-tahun setelah kerusuhan dalam pertandingan sepak bola dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 1970.
Baca Juga
Peperangan ini sebenarnya diawali dengan isu imigran. Presiden Honduras saat itu, Lopez Arellano, menyebut krisis ekonomi yang cukup serius di negaranya terjadi karena banyaknya imigran dari El Savador. Akibatnya, terjadi pemogokan masal dan kerusuhan jamak akibat upah buruh yang tak terbayar oleh pengusaha.
Advertisement
Sejak itu, warga El Savador memutuskan untuk angkat kaki dari Honduras. Dan hal ini membuat negeri El Savador mengalami ledakan penduduk, yang jumlahnya begitu banyak. Pemerintah El Savador geram. Tensi kedua negara pun mulai memanas.
Puncaknya pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1970. Saat itu, Honduras menjadi tuan rumah. Pertandingan sepak bola dilangsungkan di Tegucigalpa, Ibu kota Honduras.
Honduras menang 1-0. Suporter El Savador geram dan menyerang suporter tuan rumah. Bendera dan lagu kebangsaan tuan rumah juga mendapat cemoohan dari suporter El Salvador.
Perseteruan meluas. Pemerintah Honduras semakin bersikap keras terhadap imigran El Savador yang belum hengkang agar segera minggat. Selain itu, terjadi sejumlah kasus pembunuhan brutal terhadap warga El Savador di Honduras.
El Savador dan Honduras kembali bertanding sepak bola di pertemuan kedua. Kali ini, El Savador yang jadi tuan rumah dan menang 3-0. Kerusuhan kedua suporter semakin menjadi. Fans kedua tim terlibat tawuran di jalan-jalan. Puluhan mobil dibakar dan rumah sakit penuh korban luka.
Waktu itu, belum ada aturan skor agregat, artinya Honduras dan El Savador harus bertemu sekali dalam pertandingan sepak bola untuk menentukan pemenang. Di pertandingan ketiga ini, El Savador menang 3-2 atas Honduras. Honduras tak terima dan merasa dicurangi.
Pada 14 Juli 1969, terjadi pertempuran selama 100 jam antara militer El Salvador dan militer Honduras. El Savador mulai melakukan serangan udara ke Honduras. Pasukan Honduras terpukul mundur hingga 8 km.
Tapi kemudian Honduras berhasil memaksa mundur tentara El Savador yang kehabisan pasokan bahan bakar.
Meski pertempuran militer berakhir dalam sekitar 4 hari. Namun ketegangan kedua negara tetap berakar. Hingga pada akhirnya, kedua negara berdamai dengan menandatangani perjanjian damai pada 30 Oktober 1980, 37 tahun silam. Perdamaian baru benar-benar terjalin pada tahun 2006 ketika presiden kedua negara berjabat tangan di perbatasan dan menjalin hubungan diplomatik serta perdagangan seperti sedia kala.
Seperti dimuat Thoughtco, akibat perang ini, sekitar 2.250 warga Honduras tewas, termasuk 250 tentaranya. Hal yang sama juga menimpa El Savador. Sekitar 2.000 penduduknya tewas akibat serangan militer lawan.
Sejarah lain mencatat pada 30 Oktober tahun 1983, pemilu demokratis pertama digelar di Argentina. Momen itu terjadi setelah kekuasaan militer selama 7 tahun. Sementara pada 30 Oktober 2007, Brasil terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2014.