Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi akan mengizinkan perempuan untuk menghadiri pertandingan olahraga di stadion untuk pertama kalinya mulai tahun depan. Menurut sejumlah pejabat, keluarga akan diperbolehkan untuk memasuki stadion di tiga kota besar, yakni Riyadh, Jeddah, dan Dammam.
Itu merupakan langkah lain untuk memberi lebih banyak kebebasan perempuan Arab Saudi. Selama ini, wanita di sana harus menghadapi peraturan segregasi gender yang ketat, termasuk larangan mengemudi yang akhirnya dicabut pada bulan lalu.
Otoritas bidang olahraga Arab Saudi mengatakan, persiapan akan dimulai pada tiga stadion, agar fasilitas tersebut siap mengakomodasi keluarga mulai awal 2018.
Advertisement
Restoran, kafe, dan layar monitor yang akan dibangun di dalam stadion merupakan tantangan dalam mempersiapkan hal tersebut. Pasalnya, hingga saat ini stadion hanya menyediakan area khusus laki-laki.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Senin (20/10/2017), reformasi itu sejalan dengan rencana luas yang diumumkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. Ia ingin membawa perubahan sosial dan ekonomi ke negara yang bergantung pada minyak itu, dengan program yang dikenal sebagai Vision 2030.
Arab Saudi rencananya juga akan kembali memperbolehkan digelarnya konser dan pembukaan kembali bioskop.
Pada 25 Oktober 2017, Mohammed mengatakan bahwa mengembalikan kembali Islam moderat merupakan caranya untuk memodernisasi Arab Saudi.
Ia mengatakan, 70 persen populasi Arab Saudi berusia di bawah 30 tahun, di mana mereka ingin dunia memandang Islam sebagai agama yang penuh toleransi.
Namun, para analis memperkirakan bahwa rencana itu berjalan bukan tanpa risiko.
Pihak kerajaan Arab Saudi harus menghadapi reaksi keras dari kalangan konservatif di media sosial setelah mengizinkan perempuan untuk bertartisipasi dalam perayaan Hari Nasional di Stadon King Fahd, Riyadh, pada bulan lalu.
Putra Mahkota: Saudi Akan Kembali ke Islam Moderat dan Terbuka
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud berjanji akan menerapkan Islam yang moderat dan terbuka di negaranya. Janji itu diutarakan sang pangeran saat berbicara dalam sebuah konferensi bisnis akbar di Riyadh pada 24 Oktober 2017.
"Saya berjanji akan mengembalikan Saudi seperti sedia kala, sebuah negara Islam yang moderat dan terbuka bagi seluruh agama dan dunia," kata Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud di Riyadh, seperti dilansir dari The Independent.
Dalam konferensi bernama Future Investment Initiative itu, sang pewaris takhta kerajaan juga berencana akan melakukan langkah ekstra guna memberantas ekstremisme di kawasan.
"Kami tidak akan membuang waktu untuk 30 tahun ke depan hanya demi menangani ide-ide ekstremisme. Kami akan menghancurkan itu sekarang. Tak seperti masa lalu, kami akan mengakhiri ekstremisme sesegera mungkin," ujar Pangeran bin Salman.
Pernyataan yang diutarakan sang putra mahkota seakan sebagai bentuk kritik laten terhadap pemerintahan Saudi yang selama ini berhaluan religius-konservatis.
Dalam konferensi Future Investment Initiative, Pangeran bin Salman juga memaparkan rencana investasi Saudi senilai US$ 500 miliar pada proyek pembangunan kota futuristik di sebuah pulau di Laut Merah dekat Mesir dan Yordania. Demikian seperti ditulis oleh media India The Hindu.
Proyek itu merupakan bagian dari kebijakan Vision 2030 yang digagas sang putra mahkota pada 2016, demi membebaskan Saudi dari kebiasaan mengandalkan komoditas minyak sebagai sumber pendapatan utama kas negara.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement