Sukses

Tak Hanya Satan 2, Ini Senjata Nuklir Rusia yang Juga Mematikan

Awalnya dikira Satan 2, ternyata ini senjata nuklir Rusia pada uji coba 26 Oktober 2017 yang tak kalah mematikan.

Liputan6.com, Moskow - Rusia baru saja menggelar latihan militer yang melibatkan senjata nuklir di darat, laut, dan udara pada 26 Oktober 2017. Di antara senjata tersebut, ada satu misil yang menjadi sorotan.

Misil tersebut diluncurkan dari Plestek Cosmodrome. Ia sempat mengudara sejauh 5.800 km sebelum akhrinya mengenai target di area uji coba Kura.

Menurut rumor, misil tersebut adalah misil Satan 2, senjata yang diyakini dapat membawa puluhan hulu ledak nuklir. Namun, isu tersebut kemudian dibantah.

Berdasarkan laporan seperti dikutip dari News.com.au, Senin (30/10/2017), senjata tersebut adalah rudal antarbenua Topol SS-25. Senjata yang dibuat pada 1980-an itu, mampu membawa 550 kiloton hulu ledak nuklir.

Meski demikian, ada tiga misil berkemampuan nuklir berbasis kapal selam yang juga diuji coba dalam latihan tersebut.

Militer Rusia mengatakan, dua misil kapal selam diluncurkan di Laut Okhotsk, utara Jepang, yang dekat dengan Korea Utara. Sementara itu, misil lainnya diluncurkan dari Laut Barents, Samudra Arktik.

Selain kekuatan darat dan laut, dalam latihan itu, pesawat pengebom strategis yang melepaskan tembakan rudal jelajah juga dilibatkan. Mereka adalah Tu-160 Blackjacks, Tu-95 Bears, dan Tu-22 Backfires.

Rudal tersebut berhasil mengenai target darat di Kamchatka di Rusia timur, Republik Komi di utara, dan di medan militer Rusia di Kazakhstan.

"Pasukan militer Rusia telah melakukan latihan untuk mengelola kekuatan nuklir strategisnya," ujar Kemenhan Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Seluruh tujuan latihan berhasil diselesaikan," imbuh pernyataan tersebut.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat langsung dalam latihan multifaset dan secara pribadi mengendalikan peluncuran misil.

"Latihan berfokus pada koordinasi Pasukan Rudal Strategis Rusia, armada kapal selam nuklir Utara dan Pasifik, dan penerbangan strategis Angkatan Udara Rusia," demikian pernyataan media dari Kremlin.

Latihan senjata nuklir itu memang rutin dilakukan setiap tahun.