Liputan6.com, Jakarta - Dengan kehadiran acara televisi sejenis CSI atau Crime Scene Investigation, para penonton terpapar pada begitu banyaknya informasi tentang cara tersangka mengubah tempat kejadian perkara (TKP) demi menutupi kejahatannya.
Itu bukan main-main. Kenyataannya, seorang ahli kriminologi forensik berpendapat bahwa ratusan bahkan ribuan kejahatan pembunuhan luput setiap tahun karena orang kemudian berhasil menutupi kejahatannya dengan rekayasa TKP.
Advertisement
Baca Juga
Selain menghindari pelacakan, ada beberapa alasan lain yang mendorong seseorang melakukan rekayasa TKP. Seperti diringkas dari listverse.com pada Senin (30/10/2017), berikut ini adalah supaya rekayasa tempat kejadian perkara dengan alasan nyeleneh:
1. Merekam Kejadian
Ketika kita berpikir tentang seseorang yang memalsukan TKP, kita langsung terbayang seorang tersangka kriminal yang sedang berusaha menutupi jejak.
Akan tetapi, kadang-kadang polisi juga getol ingin memenuhi kuota penangkapan sehingga mereka pun mengambil langkah nekat. Kadang-kadang, langkah itu benar-benar membuat kekacauan.
Pada awal 2017, seorang polisi bernama Richard Pinheiro menggunakan kamera tubuh (bodycam) untuk merekam dirinya sedang menemukan setumpuk narkoba di bawah tumpukan sampah di suatu lorong.
Pinheiro dan rekan-rekannya telah mengawasi suatu tempat di Baltimore yang diketahui sering didatangi para pengedar narkoba. Demi mempercepat proses peradilan, ia menyalakan bodycam dan kemudian segera menemukan kantong berisi pil-pil yang disembunyikan dalam kaleng minuman.
Namun, ia tidak menyadari – atau mungkin lupa – bahwa bodycam kadang-kadang merekam 30 detik terakhir sebelum dinyalakan sehingga merekam kejadian ketika Pinheiro sedang menaruh narkoba itu dengan disaksikan oleh dua rekannya.
Setelah videonya beredar, kasus terhadap tersangka pengedar narkoba pun digugurkan. Pinheiro pun menjalani investigasi yang berujung kepada pemecatan seorang petugas dan penugasan administratif kepada dua petugas lain.
Advertisement
2. Tanpa Saksi
Walau mengherankan, motif petugas bernama Richard Pinheiro cukup standar. Akan tetapi, tidak sering ada polisi yang memalsukan TKP karena merasa malu.
Pada awal 2017, di Newscmerstown, Ohio, seorang polisi bernama Brian Eubanks (37) menyiarkan melalui radio bahwa ia sedang mengejar dua tersangka berkendara dan dua orang itu mulai menembaki si petugas dari arah kendaraan mereka.
Eubanks cedera di lengannya. Kemudian disebarkanlah peringatan dan satu foto tersangka pun diberitahukan kepada publik.
Namun ketika polisi melakukan investigasi lanjutan, mereka mendapati ada satu hal yang tidak cocok dalam cerita. Dengan menggunakan pembaca otomatis pelat nomor mobil, mereka bisa menemukan orang-orang yang melintas di sekitar Eubanks ketika ia mengaku sedang kejar-kejaran.
Tidak ada satu pun saksi yang mengaku melihat ada kendaraan yang dijelaskan oleh polisi, apalagi kejadian kejar-kejaran yang disertai dengan tembak-menembak.
Eubanks pun dihujani pertanyaan dan dengan cepat mengaku bahwa ia merekayasa semua itu. Ternyata, ia sebenarnya sedang berusaha bunuh diri, tapi gagal. Ia diduga terlalu malu untuk mengakui apa yang sebenarnya dilakukan.
Foto “tersangka” pun ditarik dari peredaran dan diumumkanlah bahwa orang itu tidak bersalah. Sementara itu, Eubanks dikembalikan kepada keluarganya untuk menerima perawatan karena “kekalutan pikiran” sementara investigasi dilanjutkan.
3. Membuat Berita
Para tersangka kriminal berulang kali mencoba memalsukan TKP. Bahkan polisi juga demikian. Tapi bukan hanya mereka, karena jurnalis pun melakukannya.
Pada 2016, seorang reporter berita ABC News bernama Linsey Davis direkam sedang berdiri di depan garis polisi di Woodruff, South Carolina, seakan-akan polisi telah ke TKP dan mengamankan daerah itu.
Ternyata tidak demikian. Sebuah foto yang diambil saat itu menunjukkan bahwa "garis polisi" saat itu hanya membentang 9 meter dan berujung pada perangkat kamera awak media. Pita itu diduga dibawa oleh perusahaan produksi demi menambah keaslian kejadian yang direkam.
Tindakan itu cukup aneh, karena Linsey berdiri di depan sebuah lapangan kosong, sedangkan ceritanya tentang seorang wanita yang disekap oleh seorang penjahat seks kambuhan terjadi dalam sebuah kontainer yang terletak cukup jauh.
Setelah wakil presiden ABC News menyadari hal itu, tindakan wanita itu dianggap tidak dapat diterima dan disebutkan bahwa ia "ditarik dari tugas lapangan."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
4. Disaksikan oleh Google
Kita mungkin pernah melakukan pencarian Google Street View ke suatu tempat yang akan kita datangi. Pada Agustus 2013, seseorang melihat-lihat beberapa jalan di Edinburgh, Skotlandia, dan melihat pemandangan yang tidak disangka-sangka.
Dalam gambar itu, ada seorang pria mengenakan pakaian terusan sedang berdiri di atas pria lain yang mengenakan juga mengenakan terusan dan sedang tergeletak tak sadar di jalan.
Di tangan pria yang berdiri ada kapak. Sepertinya telah terjadi kejahatan serius sehingga orang yang melihat gambar tersebut melaporkan kepada polisi.
Polisi segera mengetahui bahwa gambar itu diambil setahun sebelumnya, tapi mereka tidak berhenti di situ hingga akhirnya mendapat nama Dan Thompson (56) dan mendatanginya.
Thompson terlihat mirip dengan pria yang tergeletak di jalan.
Ternyata montir itu tidak sedang diserang dalam kejadian tahun lalu. Ia langsung minta maaf karena guyonan yang dilakukannya.
Ketika sedang melakukan tugas sebagai montir, ia melihat ada mobil kamera Google sedang melintas. Thompson kemudian segera mengajak rekannya ke jalan dan berdiri di atasnya sambil memegang kapak agar terlihat seperti sedang ada pembunuhan.
Menurut Thompson, "Ada beberapa foto para pria sedang pamer bokong mereka di Google, tapi kami berpendapat bahwa kami harus sedikit lebih berkelas."
Untunglah polisi ikut merasakan kelucuan cerita itu dan tidak mendakwa apapun.
5. Menagih Utang
Ada guyonan yang membuat orang tertawa, ada juga yang malah tidak lucu sama sekali. Lalu, ada lagi yang menyebabkan orang diseret ke meja hijau seperti yang dialami oleh Micah Risner dan tunangannya bernama Nataleigh Schlette.
Saudara perempuan Risner berutang kepadanya. Tapi, bukannya menagih, Risner meminta tunangannya masuk dalam bak mandi dan melumuri diri dengan saus tomat agar tampak seperti darah.
Ia kemudian menaruh pisau dapur di sebelah tunangannya. Risner kemudian mengambil foto kejadian dan mengirimkan kepada saudara perempuannya.
Ia mengaku dirinya dan Schlette mabuk karena minum-minum pada malam sebelumnya, lalu mereka berkelahi. Ketika terbangun, Risner menemukan mayat tunangannya dalam kamar mandi. Saudara perempuannya tidak menyadari bahwa Rinser mencoba menjebak agar didatangi guna menagih utang.
Tentu saja saudara perempuannya merasa terusik. Setelah mendengar polisi telah dihubungi oleh beberapa saudara lainnya yang telah dibagikan foto olehnya, saudara perempuan itu meminta Risner tentang caranya menutupi kejahatan.
Saudara perempuannya memerintahkan Risner agar menghapus semua pesan dan membuang baju-bajunya dalam tempat pembuangan sampah di tempat yang sangat jauh.
Akhirnya, Risner dan Schlette didakwa karena "menyebabkan panik" dan tidak jelas apakah Risner mendapatkan kembali uangnya.
Advertisement