Sukses

Mantan Penasihat Kampanye Donald Trump Mengaku Berbohong pada FBI

Dua orang di lingkaran kampanye Trump dalam pilpres 2016 didakwa atas sejumlah pelanggaran serius.

Liputan6.com, Washington, DC - Pada hari Senin, 30 Oktober, Paul Manafort dan rekan bisnisnya Rick Gates dikenai 12 dakwaan, termasuk di antaranya pencucian uang, melobi pihak asing secara rahasia, berbohong kepada pemerintah serta deretan pelanggaran serius lainnya.

Manafort merupakan mantan ketua kampanye Donald Trump dalam pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Nama Manafort berada pada daftar teratas target penyelidik khusus Robert Mueller yang ditugaskan menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS. Ternyata, bukan hanya itu berita besar yang mengguncang Negeri Paman Sam.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (31/10/2017), George Papadopoulos membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku bersalah karena telah berbohong kepada penyidik FBI terkait komunikasinya dengan warga Rusia.

AFP melansir bahwa Papadopoulos mengaku, bersama dengan seorang profesor di Moskow, ia mencari informasi negatif tentang Hillary Clinton yang menjadi rival Trump dalam pilpres 2016. Papadopoulos adalah penasihat kampanye Trump.

Ketika dakwaan terhadap Manafort dianggap kurang mendekati isu utama, yakni dugaan keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS, kabar tentang Papadopoulos justru berada di jantung penyelidikan yang dilakukan Mueller. Diperkirakan ini adalah bagian kunci dari teka-teki besar.

2 dari 2 halaman

3 Alasan Papadopoulus Jadi Sosok Kunci

Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi alasan mengapa pengakuan Papadopoulos dianggap sangat penting. Berikut seperti dilansir BBC.

1. Papadopoulus adalah perantara

Dalam dokumen pengadilan yang dipublikasikan, Papadopoulos mengungkap bahwa ia berkomunikasi dengan sejumlah individu, di antaranya seorang profesor di London, seorang perempuan kewarganegaraan Rusia, dan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia. Ia melaporkan detail percakapannya kepada anggota senior tim kampanye Trump, termasuk Manafort.

Pada satu titik, seorang anggota tim kampanye menanggapi email Papadopoulos dengan kata-kata, "kerja yang bagus".

Meski bukan bukti kolusi, hal ini dianggap indikasi bahwa pemerintah Rusia mencari jalan terhubung dengan kampanye Trump dan mendapat sejumlah keberhasilan.

Gedung Putih lewat pernyataannya "meminimalkan" peran Papadopoulos dalam kampanye Trump dengan mengatakan bahwa ia adalah seorang penasihat yang tidak dibayar dan upayanya untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi antara tim Trump dan pejabat Rusia telah ditolak.

Faktanya, pada 21 Maret 2016, saat melakukan wawancara dengan the Washington Post, Trump memperkenalkan Papadopoulos sebagai penasihat.

2. Papadopoulos mendengar tentang "informasi negatif" Hillary

Pada 26 April 2016, seorang profesor yang menghubungi Papadopoulos mengatakan kepadanya bahwa ia baru saja kembali dari Moskow dan mendapat "informasi negatif" menyangkut Hillary. Informasi tersebut didapatnya dari "pejabat pemerintah tingkat tinggi Rusia".

Dalam dakwaan tidak disebutkan apakah Papadopoulos menyampaikan informasi ini ke tim kampanye Trump. Namun yang jelas, sekarang terdapat bukti bahwa orang-orang yang terhubungan dengan pemerintah Rusia dalam dua kesempatan terpisah mencoba membiarkan tim kampanye Trump mengetahui informasi yang menurut mereka "merusak" Hillary.

Papadopoulos merupakan yang pertama. Adapun yang kedua adalah ketika Donald Trump Jr, putra sulung Trump, mendengar hal serupa dari mitra bisnisnya Rob Goldstone pada Juni 2016.

3. Papadopoulos kooperatif

Jika ada orang-orang di lingkaran kampanye Trump berusaha menyembunyikan sesuatu, maka mereka dinilai harus khawatir atas penangkapan Papadopoulos pada 27 Juli lalu. Pada 5 Oktober, pihak Papadopoulos mengajukan kerja sama dengan tim Mueller.

Praktis, sejak saat itu, Papadopoulos telah bekerja sama dengan penyelidik khusus. Mueller sendiri mengatakan kepada pengadilan bahwa ia tidak ingin penangkapan Papadopoulos dipublikasikan karena "secara signifikan dapat merusak kemampuan kerjanya".