Liputan6.com, New Delhi - Tepat di hari ini, 33 tahun lalu, kekerasan pecah di sejumlah wilayah di India pasca-pembunuhan Perdana Menteri Indira Gandhi. Wanita pertama yang menjabat sebagai PM India itu dihabisi oleh dua pengawalnya, Satwant Singh dan Beant Singh, yang merupakan pengikut Sikhisme pada 31 Oktober 1984.
Polisi dan pasukan dalam jumlah ekstra ditempatkan di Delhi setelah massa yang marah membakar empat kuil Sikh. Sejumlah usaha milik kaum Sikh juga diserang. Mobil yang ditumpangi Presiden India kala itu, Zai Singh, yang membawanya dari bandara juga dilempari batu. Singh juga merupakan seorang Sikh.
Baca Juga
Di hari itu, seluruh pertemuan yang berjumlah lebih dari empat orang dilarang di Delhi. Tentara bersiaga dalam kewaspadaan tinggi.
Advertisement
Kerusuhan yang paling serius dilaporkan terjadi di kota Agartala di mana jam malam terpaksa diberlakukan setelah massa menyerang sebuah kantor polisi. Mereka meyakini bahwa terdapat orang-orang Sikh yang berlindung di dalamnya.
Perdana Menteri India yang baru, Rajiv Gandhi, yang disumpah 12 jam pasca-kematian Indira menyerukan agar semua pihak menenangkan diri. Rajiv sendiri merupakan putra tertua Indira.
"Kita harus tetap tenang dan menahan diri dengan maksimal. Kita tidak seharusnya membiarkan emosi menjauhkan sisi baik dari diri kita," ungkap Rajiv dalam pidato yang disampaikannya tengah malam seperti dikutip dari BBC History.
Motif penembakan PM wanita pertama India disebut merupakan aksi balas dendam atas penyerbuan Kuil Emas di Amritsar pada bulan Juni 1984 yang ia perintahkan. Kuil itu terletak di negara bagian Punjab, rumah bagi kelompok bersenjata Sikh.
Operasi militer bersandi Blue Star itu digelar atas perintah Perdana Menteri Indira Gandhi untuk menyingkirkan pemimpin kelompok militan Sikh Jarnail Singh Bhindranwale.
Sejak serangan ke Kuil Emas yang menewaskan 1.000 orang, Indira kerap menerima ancaman.
Malam sebelum kematiannya, di rapat umum politik, Indira menyampaikan pesan terakhirnya.
"Saya tidak keberatan jika hidup saya habis untuk melayani bangsa. Jika saya mati hari ini, setiap tetes darah saya akan memperkuat bangsa..," kata Indira.
Sejarah lain mencatat pada 1 November 1952 Amerika Serikat melakukan uji coba bom hidrogen pertama di dunia, Ivy Mike. Uji coba ini dilakukan di Eniwetok, sebuah pulau karang atau atol di kawasan Pasifik.
Dalam peristiwa berbeda, tepatnya 1 November 1982, perusahaan automotif, Honda, tercatat sebagai pabrikan mobil Asia pertama yang berproduksi di AS. Mobil pertama yang diproduksi di pabrik yang terletak di Marysville, Ohio, adalah Honda Accord.
Â