Liputan6.com, Brussels - Pemimpin Catalonia yang digulingkan, Carles Puigdemont, dan beberapa anggota kabinetnya dikabarkan melarikan diri ke Belgia untuk mencari suaka. Namun Puigdemont mengaku, kepergiannya itu untuk menjamin pengadilan yang adil bagi dirinya dan separatis lain yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol pada pekan lalu.
Sebaliknya, ia mengatakan melakukan langkah itu untuk 'menempatkan' konflik wilayah Spanyol di jantung institusional Eropa.
"Kami berada di sini karena Brussels adalah ibu kota Eropa, ini tak terkait politik Belgia," ujar Puigdemont dalam sambutan pertamanya, sejak pihak berwenang Spanyol memintanya dan 19 separatis untuk diadili pada Senin 30 November 2017 karena telah memberontak.
Advertisement
"Ini adalah isu Eropa, dan saya ingin Eropa bereaksi," ujar Puigdemont dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari New York Times, Rabu (1/11/2017)
Keinginan Puigdemont agar Eropa menangani kasus Catalonia-Spanyol, diyakini tak akan ditanggapi.
Baca Juga
Meski beberapa pemimpin Uni Eropa telah mendesak diadakannya dialog, mereka yang sepenuhnya mendukung kedaulatan Spanyol dan Perdana Menteri Mariano Rajoy tak menunjukkan rasa simpati atas keinginan Catalonia untuk berpisah.
Setelah separatis Catalonia mendeklarasikan kemerdekaannya pada Jumat 27 Oktober 2017, Rajoy membubarkan parlemen Catalonia dan memecat Puigdemont sebagai pemimpin. Ia juga menyeruskan diadakannya pemilihan daerah pada 21 Desember 2017.
Saat berada di Brussels, Puigdemont menyambut baik kesempatan bagi separatis untuk memenangkan pemilihan pada Desember mendatang. Ia mengatakan akan menerima apa pun hasilnya dan meminta Madrid untuk membuat komitmen yang jelas dan melakukan hal yang sama.
Puigdemont pun sekali lagi menekankan bahwa kepergiannya ke Brussles bukan merupakan upayanya untuk melarikan diri dari pengadilan Spanyol. Namun, ia mengatakan bahwa dirinya mengiginkan jaminan pengadilan yang adil dan akan bekerja dari Brussles dalam kebebasan dan keamanan.
Salah satu pemicu yang ia anggap sebagai perlakuan tak adil adalah saat Jaksa Agung Spanyol membacakan dakwaan. Ia merasa politisi Catalan tak diperlakukan adil oleh Pengadilan Spanyol.
Pada Selasa 31 Oktober 2017 malam, sejumlah anggota kabinet Catalonia yang digulingkan, kembali ke Barcelona setelah sebelumnya dilaporkan melarikan diri ke Belgia.
Hal tersebut memicu spekulasi tentang kemungkinan Puigdemont yang berubah pikiran. Namun, Puigdemont sendiri tidak turut ke serta dalam rombongan itu.
Pengaraca Puigdemont yang merupakan warga negara Belgia, Paul Bekaert, mengatakan bahwa selama ada kemungkinan bahwa Spanyok meminta untuk mengekstrasidi Puigdemont, tak dapat dikesampingkan bahwa ia akan meminta suaka politik.
Â
Kabar Puigdemont Mencari Suaka
Carles Puigdemont dan sejumlah anggota kabinetnya melarikan diri ke Belgia beberapa jam sebelum Jaksa Agung Spanyol, José Manuel Maza, mendakwanya dengan tuduhan pemberontakan, penghasutan dan penyalahgunaan dana publik.
Tak lama setelah dakwaan diumumkan pada Senin waktu setempat, media Spanyol melaporkan bahwa Puigdemont dan lima mantan menteri telah bertolak ke Marseilles sebelum akhirnya terbang ke Brussels.
Hal tersebut memicu pekulasi bahwa mereka berniat untuk mendirikan pemerintahan di pengasingan atau mencari suaka.
Kabar kaburnya Puigdemont ke Belgia ini beredar setelah akhir pekan lalu Menteri Urusan Suaka dan Migrasi Belgia Theo Francken menyatakan bahwa mantan pemimpin Catalonia itu dapat mencari perlindungan di negaranya.
"Jika Anda melihat situasi saat ini, hukuman penjara dan penindasan yang dilakukan Madrid maka pertanyaannya jelas. Apakah orang seperti dia akan mendapat kesempatan untuk menjalani persidangan secara adil?" tutur Francken seperti dikutip dari BBC.
Adapun Menteri Urusan Suaka dan Migrasi Belgia berasal dari partai Aliansi Flandria Baru yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan Puigdemont Cs.
"Orang-orang Catalonia yang merasa terancam secara politis dapat meminta suaka di Belgia, termasuk Presiden Puigdemont. Itu 100 persen legal," tegas Francken.
Advertisement