Sukses

CIA Tahu Hitler Palsukan Kematian dan Kabur ke Kolombia?

Dokumen rahasia CIA menjelaskan pengakuan seorang pria yang menemukan laki-laki yang mengklaim sebagai Adolf Hitler di Kolombia

Liputan6.com, Jakarta - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dikabarkan pernah menerima laporan soal klaim yang menyatakan bahwa Adolf Hitler sesungguhnya tidak tewas di Berlin pada 1945.

Menurut klaim tersebut, pemimpin Nazi itu justru melarikan diri dari Jerman ke Kolombia.

Kala itu, CIA tak menganggap klaim tersebut secara serius, hingga kantor cabang agensi di Caracas, Venezuela -- yang wilayah operasinya mencakup Kolombia -- menunjukkan sejumlah bukti penguat.

Dokumen deklasifikasi itu menyebut, Phillip Citroen, yang merupakan mantan perwira paramiliter Partai Nazi, Schutztafel (SS), membocorkan keberadaan seorang pria yang diduga sebagai Adolf Hitler.

Terduga Adolf Hitler itu bernama Adolf Schuttlemayer yang tinggal di Kota Tunja, 136 km di utara Bogota, Ibu Kota Kolombia sekitar tahun 1954. Kala itu, Kota Tunja merupakan kawasan yang dihuni oleh sejumlah Nazi yang melarikan diri dari Jerman dan Eropa.

Citroen mengatakan, selama tinggal di Tunja, Adolf Schuttlemayer diberi julukan 'The Fuhrer' -- khas Hitler. Penduduk kota yang berpapasan dengan Schuttlemayer juga kerap melakukan hormat ala Nazi.

Demi memperkuat klaim-nya, Citroen menyajikan sejumlah foto yang menjadi bukti pendukung keberadaan Schuttlemayer. Foto itu ia serahkan ke kantor cabang CIA di Caracas yang kemudian meneruskannya ke kantor pusat agensi di AS.

Saat CIA hendak bertindak pada 1955, Adolf 'Hitler' Schuttlemayer rupanya telah melarikan diri dari Tunja ke Argentina. Akan tetapi, karena sejak semula agensi merasa skeptis tentang informasi tersebut, mereka tak lagi mengejar Schuttlemayer ke Negeri Tango.

Kini, informasi mengenai keberadaan Schuttlemayer kembali mencuat setelah seorang jurnalis Kolombia Jose Cardenas mengunggah Tweet yang berisi arsip rahasia CIA yang sekarang telah terungkap ke publik. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (1/11/2017).

Arsip yang diunggah Cardenas membeberkan lebih detail mengenai klaim yang dibuat oleh Philip Citroen.

 

2 dari 3 halaman

Pengakuan Philip Citroen

Pada 1954, menurut dokumen itu, Philip Citroen (eks Schutztafel, paramiliter Nazi Jerman) mengklaim mengunjungi Kota Tunja saat menjadi karyawan di sebuah perusahaan kereta api setempat. Di kota itu ia dikenalkan dengan pria yang 'sangat mirip dan diklaim sebagai Hitler' oleh penduduk lokal.

Dalam dokumen tersebut tertulis, "Citroen mengklaim telah bertemu dengan individu itu di tempat yang disebut 'Residencies Coloniales'. Menurut sumber, wilayah itu dihuni oleh banyak eks Nazi Jerman."

"Menurut Citroen, orang-orang Jerman yang berada di Tunja pun memperlakukan pria itu layaknya Hitler yang asli, lengkap beserta tradisi Nazi Jerman pada masa lalu, seperti penghormatan dan nama panggilan The 'Elder' Fuhrer."

Dokumen itu turut mencantumkan sejumlah foto milik Citroen. Foto itu menunjukkan dirinya duduk bersama di samping seorang pria yang sangat mirip dengan Adolf Hitler.

Seorang agen CIA di Caracas, Venezuela yang mengetahui kabar tersebut menulis sebuah laporan berbentuk memo. Ia menyusun memo tentang cerita Citroen dari sumber kedua dan ketiga. Namun kala itu, agensi menganggap klaim tersebut sebagai rumor yang absurd.

Akan tetapi pada 1955, pria lain -- yang dalam dokumen itu diberi nama sandi 'Cimelody-3' -- menuturkan klaim serupa tentang cerita tersebut kepada CIA di Caracas. Pria itu turut mengonfirmasi keberadaan Citroen dan Schuttlemayer di Kota Tunja.

Cimelody mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan Citroen di Venezuela. Menurut Cimelody, Citroen -- saat bekerja untuk KNSM Royal Dutch Shipping Company -- pernah bertemu dengan Hitler di Kolombia.

Cimelody juga memberikan foto yang menunjukkan Citroen dan pria mirip Hitler kepada agen CIA di Caracas. Pria yang mirip 'The Fuhrer' itu diketahui bernama Adolf Schuttlemayer.

Menurut Cimelody, Adolf 'Hitler' Schuttlemayer meninggalkan Kolombia pada Januari 1955 menuju Argentina. Namun ia tak mengetahui persis lokasi pelariannya di Negeri Tango.

Setelah berbicara dengan Cimelody, agen CIA di Caracas memutuskan untuk menulis informasi tersebut menjadi sebuah laporan formal yang kemudian dikirim ke kantor pusat agensi di Virginia, Amerika Serikat.

Akan tetapi, kantor pusat CIA menyampaikan kepada agensi di Caracas bahwa, "Usaha untuk menangani masalah itu mungkin tak akan konkret. Oleh karena itu kami menyarankan agar hal ini tak lagi dilanjutkan."

 

3 dari 3 halaman

Amerika Selatan Jadi Destinasi Nazi Jerman yang Buron

Ribuan orang anggota Nazi diyakini telah melarikan diri dari Eropa ke Amerika Selatan setelah runtuhnya Third Reich. Beberapa di antaranya adalah Josef Mengele yang dijuluki 'Malaikat Kematian Auschwitz' dan Adolf Eichmann si arsitek Holocaust.

Rute yang mereka tempuh dikenal dengan nama 'ratlines', yang umumnya bermula dari Jerman ke Spanyol atau Italia. Dari sana para simpatisan Nazi menyelundupkan mereka ke Amerika Selatan.

Paraguay, Kolombia, Brasil, Uruguay, Meksiko, Guatemala, Chile, Ekuador dan Bolivia dikenal menjadi destinasi pelarian para anggota Nazi.

Argentina adalah tujuan paling populer bagi para Nazi, mengingat Presiden Juan Perón adalah simpatisan Hitler yang terkenal dan secara aktif berusaha menyelamatkan mereka dari Eropa.

Begitu sampai di Amerika Selatan, para Nazi tersebut diberi dokumen identitas kosong yang memungkinkan mereka menulis nama dan riwayat kehidupan baru. Mereka kemudian bekerja di perkebunan atau peternakan setempat bersama dengan warga lokal.