Sukses

Penyanyi Bersuara Emas Ini Jadi Saksi Teror New York

Josh Groban mengatakan ia mendengar suara tembakan saat peristiwa teror truk di New York terjadi.

Liputan6.com, New York - Amerika Serikat dilanda peristiwa teror pada Selasa 31 Oktober 2017 waktu setempat. Sebuah truk maut melaju kencang menyusuri jalan bersepeda di dekat lokasi peringatan tragedi 9/11, di Manhattan, New York City.

Otoritas mengonfirmasi total 8 orang tewas dan 11 lainnya terluka. Mereka yang terluka telah mendapat perawatan di rumah sakit setempat.

Mengingat New York City merupakan rumah bagi sejumlah artis papan atas Amerika Serikat, maka tak aneh rasanya jika salah satu di antara mereka menjadi saksi mata teror.

Penyanyi Josh Groban, yang terkenal dengan lagu berjudul 'You Raise Me Up' mengaku bahwa dirinya berada di dekat lokasi perkara saat teror berlangsung. Demikian seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (2/11/2017).

Lewat akun Twitter pribadi, Groban mengatakan ia mendengar suara tembakan saat peristiwa teror truk di New York terjadi. Namun kala itu, ia hanya mendengar suara dan tidak melihat kejadian apapun di dekatnya.

"Ya Tuhan, aku baru saja mendengar suara tembakan dan akhirnya berlari dengan anjingku. Di pusat kota. Sial," tulis Groban dalam Twit-nya pada 1 November pukul 14.10 waktu setempat.

Dua puluh menit kemudian, Groban mengunggah Twit, "Aku harap semuanya baik-baik saja. Kejadiannya terjadi beberapa blok dari posisiku. Tidak melihat kejadian, namun terdengar 8 - 10 peluru ditembakkan. Berhati-hati bagi kalian yang sedang keluar bersama anak-anak kalian."

Ternyata, peristiwa teror itu terjadi tak jauh dari destinasi yang hendak dituju Groban dan anjingnya.

"Aku sangat terkejut. Lokasi kejadian merupakan tempat di mana aku akan membeli kopi. Namun, 10 menit sebelum penembakan terjadi, anjingku menarik diriku ke taman," tulis Groban.

Pada Twit selanjutnya, Groban kemudian menulis dalam Twitnya, "Sungguh respon yang cepat dari para anggota kepolisian NYPD dan pemadam NYFD."

Twit itu dilengkapi dengan sebuah video berikut ini:

2 dari 3 halaman

Simpati Pemimpin Dunia untuk Korban Teror Truk Maut New York

Peristiwa teror itu sontak mengejutkan New York, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain.

Wali Kota New York City Bill de Blasio menetapkan kejadian itu sebagai aksi terorisme. Adapun Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan, kejadian itu merupakan sebuah serangan "lone wolf" dan tidak ada bukti bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari plot teror yang lebih luas.

Seperti dikutip dari NBC News, Presiden AS Donald Trump menyebut peristiwa di New York City itu sebagai "sebuah serangan lain yang dilakukan oleh orang sakit dan gila".

Trump juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka atas kejadian yang ia sebut sebagai "serangan teroris". Sang Presiden AS juga berjanji untuk meningkatkan keamanan dan pemeriksaan ketat bagi para imigran (mengingat pelaku berasal dari Uzbekistan).

Presiden Argentina Mauricio Macri turut berduka. Lewat akun Twitter pribadinya, ia mengatakan, "Sangat berduka dengan kematian tragis pada sore ini (Selasa, 31 Oktober waktu setempat) di NY. Kami bersimpati bersama dengan keluarga korban."

Ia menyampaikan belasungkawa setelah diketahui bahwa lima dari delapan korban tewas dan satu korban luka merupakan warga negara Argentina.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders, mengatakan, seorang warga negaranya menjadi korban tewas.

Lewat Twitter, Reynerds mengatakan bahwa dirinya "sangat sedih" dengan kabar kematian seorang warga Belgia. Ia juga menjelaskan, tiga orang Belgia lainnya "juga terluka" dalam serangan tersebut dan saat ini "berada di ruang operasi".

Selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Britania Raya turut bersimpati kepada New York City. Demikian seperti dikutip dari Telegraph.

3 dari 3 halaman

5 Korban Tewas Teror Truk New York Berasal dari Argentina

Otoritas melaporkan, lima orang korban tewas dan satu orang yang terluka dalam teror truk di Manhattan, New York merupakan warga negara Argentina yang saling berteman. Mereka datang ke Big Apple untuk reuni dan sekaligus merayakan 30 tahun wisuda sekolah.

Kabar itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Argentina pada Selasa 31 Oktober 2017.

"Pemerintah Argentina menyatakan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas meninggalnya Hernán Diego Mendoza, Diego Enrique Angelini, Alejandro Damián Pagnucco, Ariel Erlij dan Hernán Ferruchi," kata pernyataan dari Kemlu Argentina yang dikutip The Guardian.

Pernyataan itu melanjutkan, "Kelima korban tewas akibat serangan teroris yang dramatis di New York siang ini (Selasa 31 Oktober waktu setempat)."

"Sementara korban keenam, Martin Ludovico Mario, tengah dirawat di Presbyterian Hospital di Manhattan untuk memulihkan luka yang ia derita."