Liputan6.com, Washington, DC - Seorang pembelot yang telah melarikan diri dari Korea Utara sejak 20 tahun lalu mengatakan, Barat harus 'terlibat secara maksimal' pada rezim Kim Jong-un.
Pria yang merupakan mantan Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris itu membelot ke Korea Selatan bersama keluarganya tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Thae Yong-ho menyatakan komentar tersebut di tengah kunjungan pertamanya ke Washington DC, Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip VOA News, Kamis (2/11/2017).
"Saya memutuskan bahwa hadiah terbaik yang bisa saya berikan kepada anak saya adalah kebebasan, yang sangat umum bagi semua orang di sini," kata Thae di hadapan sejumlah anggota firma riset dan analisis Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC.
"Saya sangat yakin jika kita mendidik penduduk Korea Utara, kita bisa mengubah Korea Utara."
Thae Yong-ho melanjutkan, tidak ada yang bisa menghentikan "pemerintahan teror Kim Jong-un." Ia juga mengatakan bahwa Kim Jong-un akan menggunakan tentara dan tank terhadap pengunjuk rasa di jalanan Korea Utara.
Sang mantan Wadubes Korut untuk Inggris itu juga menjelaskan bahwa Kim Jong-un sangat berkeyakinan untuk berhasil membuat rudal dan memproduksi senjata nuklirnya sendiri.
Menurut Thae Yong-ho, Keyakinan itu didasari sebuah alasan; rudal dan nuklir tersebut merupakan sebuah bentuk pembuktian legitimasi Kim bahwa ia layak berkuasa di Korut.
"Setiap dia melihat perilaku pemimpin senior di sekelilingnya, ia merasa sedikit direndahkan oleh pemimpin senior karena dia adalah anak laki-laki ketiga dan berusia muda. Banyak warga Korea Utara tidak tahu bahwa dia adalah anak laki-laki ketiga."
Hanya Ada Satu Cara untuk Korea Utara?
Usaha dunia dan Amerika Serikat untuk mengendalikan Korea Utara tampaknya tak menunjukkan tanda-tanda berhasil. Meski telah diberi sanksi baru dan jauh lebih berat, tak ada titik terang bahwa Korut akan menghentikan program nuklirnya.
Salah satu rasa frustrasi akibat belum ada tanda-tanda Korea Utara akan 'menyerah', Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataannya... lewat Twitter.
Dalam pernyataannya yang 'menggantung' itu, 'seakan' Trump memberi kode tersembunyi bahwa aksi militer adalah satu-satunya cara yang akan berhasil untuk menghadapi Kora Utara. Demikian seperti dikutip dari The Independent pada Minggu 8 Oktober 2017.
Presiden AS itu juga menambahkan bahwa pemerintahan sebelum dirinya, "telah berbicara dengan Korea Utara, tapi tak satupun berhasil."
"Para presiden dan pemerintahan mereka telah berbicara dengan Korea Utara selama 25 tahun, sejumlah perjanjian dibuat dan sejumlah uang digelontorkan," tulis Trump dalam Twitternya.
"Tapi ternyata tak ada satu pun yang berhasil, perjanjian dilanggar, membuat AS seperti negosiator bodoh. Sorry, hanya ada satu cara yang akan berhasil untuk menghadapi Korea Utara," lanjutnya.
Pernyataan dalam Twitternya itu seakan memberi petunjuk tersembunyi bahwa aksi militer dianggap bisa melawan Korut. Namun, saat ditanya oleh wartawan dalam perjalanannya ke North Carolina, Trump mengatakan, "Tak ada yang harus saya klarifikasi."
Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders juga tutup mulut. Ia mengatakan, "Tak ada yang perlu ditambahkan terkait pernyataan presiden."
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement