Sukses

Raja Salman dan Putra Mahkota Kutuk Teror Truk di New York

Raja Salman menegaskan, penting bagi dunia internasional untuk bersatu dalam menghadapi dan memberantas praktik terorisme.

Liputan6.com, Riyadh - Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengutuk serangan teror truk yang terjadi di New York, Amerika Serikat, Selasa lalu. Pesan belasungkawa mereka sampaikan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

"Atas nama pemerintah Arab Saudi, kami mengutuk segala tindakan teror yang telah terjadi dan menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk keluarga korban yang ditinggalkan," ujar Raja Salman. Demikian dilansir dari laman Arabnews.com, Kamis (2/11/2017).

Ia menegaskan, Kerajaan Arab Saudi menolak segala tindak kekerasan yang dilakukan pelaku teror dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Selain itu Raja Salman juga menegaskan bahwa penting bagi dunia internasional untuk bersatu dalam menghadapi dan memberantas praktik terorisme.

Pesan belasungkawa juga dihantarkan putra mahkota. Mohammed turut mengucapkan keprihatinan kepada keluarga korban atas serangan teror di New York.

"Saya menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban dan warga Amerika Serikat," ujar Mohammed bin Salman.

Delapan orang tewas dan 11 lainnya terluka ketika sebuah truk maut melaju kencang menyusuri jalan bersepeda di dekat lokasi peringatan tragedi 9/11, di Manhattan, New York City, pada Selasa, 31 Oktober 2017 waktu setempat.

Oleh otoritas, pelaku diidentifikasi bernama Sayfullo Saipov (29), kelahiran Uzbekistan yang telah mendapat Green Card -- izin menetap secara permanen di AS.

Kini, Saipov telah diamankan kepolisian New York. Sebelum diringkus, pria itu sempat memicu kepanikan dengan menenteng dua senjata api -- yang ternyata palsu -- beberapa saat setelah keluar dari kendaraan truk mautnya.

2 dari 2 halaman

Simpati Pemimpin Dunia untuk Korban Teror Truk Maut New York

Wali Kota New York City Bill de Blasio menetapkan kejadian itu sebagai aksi terorisme. Adapun Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan, kejadian itu merupakan sebuah serangan "lone wolf" dan tidak ada bukti bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari plot teror yang lebih luas.

Seperti dikutip dari NBC News, Presiden AS Donald Trump menyebut peristiwa di New York City itu sebagai sebuah serangan lain yang dilakukan oleh orang sakit dan gila.

Trump juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka atas kejadian yang ia sebut sebagai "serangan teroris". Sang presiden juga berjanji untuk meningkatkan keamanan dan pemeriksaan ketat bagi para imigran (mengingat pelaku berasal dari Uzbekistan).

Presiden Argentina Mauricio Macri turut berduka. Lewat akun Twitter pribadinya, ia mengatakan, "Sangat berduka dengan kematian tragis pada Selasa, 31 Oktober waktu setempat di NY. Kami bersimpati bersama dengan keluarga korban."

Ia menyampaikan belasungkawa setelah diketahui, lima dari delapan korban tewas dan satu korban luka merupakan warga negara Argentina.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders, mengatakan, seorang warga negaranya menjadi korban tewas.

Lewat Twitter, Reynerds mengatakan bahwa ia sangat sedih dengan kabar kematian seorang warga Belgia. Ia juga menjelaskan, tiga orang Belgia lainnya "juga terluka" dalam serangan tersebut dan saat ini "berada di ruang operasi".

Selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Britania Raya turut bersimpati kepada New York City. Demikian seperti dikutip dari Telegraph.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson turut menyampaikan simpati pada korban aksi teror NY. Melalui Twitter, ia menulis, "Inggris berdiri tegar bersama teman kami Amerika Serikat usai serangan mengerikan di NYC. Saya bersimpati kepada para korban dan semua orang yang terdampak. Kami tidak akan menyerah pada teror."

Wali Kota London Sadiq Khan turut menyatakan belasungkawa kepada korban. Ia mengunggah twit yang bertuliskan, "London ikut bersedih dan kami menyatakan solidaritas dengan New York City setelah serangan teroris yang keji dan pengecut di Manhattan."

Seperti dikutip dari The Guardian, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan ungkapan bernada serupa. Lewat akun Twitter-nya, Modi menulis, "Sangat mengutuk serangan teror di New York City. Ikut bersimpati kepada seluruh keluarga, korban tewas, dan korban luka."

Video Terkini