Sukses

Ini Hari Terakhir Dapat 'Boarding Pass' ke Mars, Buruan Daftar!

NASA akan membawa daftar nama sejumlah penduduk Bumi melalui robot InSight yang akan mendarat di Mars pada November 2018.

Liputan6.com, Sacramento - Bagi Anda yang bercita-cita menjadi astronot, perjalanan ke Mars mungkin menjadi salah satu keinginan Anda. Namun, ketatnya seleksi profesi tersebut membuat impian banyak orang musnah.

Namun, program NASA ini mungkin akan sedikit mengobati kekecewaan itu.

Pada Agustus 2015, NASA berencana mengirim nama sejumlah penduduk Bumi ke Mars. Caranya, bagi mereka yang tertarik, dapat memasukkan nama dan e-mail mereka di website khusus NASA.

Daftar nama tersebut kemudian akan disimpan di microchip silikon yang akan dibawa ke Mars oleh InSight. Robot tersebut dijadwalkan akan tiba di Planet Merah pada November 2018 untuk menjelajah bagian dalam planet tersebut.

Jika sudah mendaftar di website itu, maka Anda akan mendapat bukti berupa boarding pass yang dapat diunduh dan juga dicetak -- bisa menjadi bahan bagus untuk diunggah ke media sosial.

Namun, kesempatan Anda untuk mendapat boarding pass itu tinggal beberapa jam lagi. NASA akan menutup pendaftaran itu pada 1 November 2017 waktu setempat -- tanggal 2 November 2017 waktu Indonesia.

InSight dijadwalkan akan diluncurkan pada Mei 2018 dari Vandenberg Air Force Base di California menuju Mars.

Dua tahun lalu, ada 827.000 orang yang mendaftar dalam kloter awal pendaftaran -- rencana awal peluncuran InSight pada 2016.

Namun ini bukan kali pertama NASA mengizinkan masyarakat awam menjadi bagian eksplorasi angkasa luar.

Sebuah chip berisi 1,38 juta nama turut dibawa dalam penerbangan pertama Orion pada 2014.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Bisakah Manusia Tinggal di Mars?

Obsesi manusia untuk mencari tempat tinggal selain Bumi telah berlangsung lama. Planet Mars menjadi 'sasaran' untuk bisa ditempati. Menurut peneliti, Mars dahulunya merupakan planet yang memiliki air, layaknya Bumi. Berdasarkan teori para ilmuwan, hal tersebut membuat organisme dapat hidup di sana, mungkin hingga saat ini.

Namun berdasarkan studi baru yang dipublikasi di Scientific Reports, tanah di Planet Mars kemungkinan beracun bagi bakteri. Mikroorganisme apa pun yang ada di masa lalu, diperkirakan telah mati akibat racun.

Ketika pesawat angkasa luar Viking 1 dan 2 mendarat di Mars pada 1976, keduanya mendeteksi adanya zat seperti perklorat -- sejenis asam -- di tanah Mars. Temuan itu pun dibenarkan oleh Curiosity.

Masuknya Maven ke orbit Mars akan disusul 48 jam kemudian oleh Mangalyaan, misi pertama India ke Planet Merah itu.

Dikutip dari Time, Sabtu Juli 2017lalu, perklorat merupakan salah satu sumber energi bagi bakteri. Selain itu, perklorat juga dapat menurunkan titik leleh air, di mana hal itu berfungsi membiarkan air berada dalam bentuk cair yang ramah bagi kehidupan.

Namun di sisi lain, perklorat juga dapat menjadi racun bagi bakteri jika terpapar radiasi ultraviolet -- yang terus-menerus terjadi di Mars.

Untuk menentukan apakah senyawa itu bagus atau buruk untuk kehidupan, mahasiswa pascasarjana dari University of Edinburgh, Jennifer Wadsworth, dan Profesor Charles Cockell, membuat Mars buatan dalam skala kecil. Mereka mengamati perkembangan bakteri bernama Bacillus subtilis di lingkungan yang kaya akan perklorat.

Setelah penelitian dilakukan, Wadsworth dan Cockell menyimpulkan bahwa "permukaan Mars mematikan bagi sel vegetatif dan membuat permukaannya tidak dapat dihuni."

Namun ada kemungkinan bahwa di beberapa wilayah permukaan Mars, bakteri itu dapat bertahan. Saat bakteri itu berada dalam suhu 25 derajat Celcius, bakteri dengan mudah mati. Namun saat suhu berada di 4 derajat Celcius, kematian bakteri berkurang hingga sepuluh kali lipat.

Di Mars sendiri, suhu terpanas bisa mencapai 22 derajat Celcius. Namun suhu rata-rata planet itu amat dingin, yakni minus 55 derajat Celcius.