Liputan6.com, Moray - Mengetahui tingkat kesuburan lahan bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi jika iklim di sekitarnya terus mengalami perubahan. Hal itu membuat para petani harus mengeluarkan dana cukup banyak pada setiap pergantian iklim yang tak terduga.
Namun petani ini memiliki cara unik dan murah untuk menguji tingkat kesuburan lahannya. Ia adalah Iain Green, seorang petani dari Corskie Farm, Moray, Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari BBC pada Jumat (3/11/2017), ia mengubur celana dalamnya yang berbahan katun untuk mengecek kesuburan lahannya yang memiliki luas sekitar 1.133 hektare.
Teori menyebutkan, semakin hancur materi yang dikubur, maka menjadi indikasi bahwa lahan tersebut semakin sehat.
Uji coba itu dilakukan bersama Quality Meat Scotland (QMS) yang berkolaborasi dengan Agriculture and Holticulture Development Board (AHDB).
"Teori di balik 'mengubur celana dalam saya' adalah, katun akan dimakan oleh mikroba dan bakteri di dalam lahan. Sehingga, semakin banyak celana dalam yang dikubur, akan lebih baik," kata Green.
"Kita mengubur celana dalam di lahan berbeda, di lahan yang subur dan di lahan yang tidak (begitu subur)," lanjut Green. (Affifa Zahra)
Â
Hasil Mengejutkan
Awal minggu ini, para petugas dan petani lainnya berkumpul di lahan milik Green yang ada di dekat Sungai Spey. Mereka datang untuk melihat hasil dari riset yang dilakukan.
Hasil penelitian tersebut cukup mengejutkan semua orang yang datang.
"Sepertinya beberapa dari mereka cukup terkejut dan langsung ingin mencobanya sendiri," jelas Green.
"Hasil dari riset ini sangat menarik. Beberapa lahan terlihat sedikit basah dan tentu saja haus akan oksigen. Bahkan celana dalam itu hampir tidak disentuh sama sekali (oleh mikroba)."
"Namun, pada beberapa lahan yang subur dan bisa ditanami, celana dalam tersebut telah dimakan sampai habis (oleh mikroba). Setelah itu kami menutup lahan dengan pupuk kandang yang banyak. Riset menunjukkan bahwa cara ini berhasil dan sangat mudah juga murah untuk mengecek kesuburan lahan."
"Hal terpenting dari hasil riset ini adalah bahan katun tersebut, bukan celana dalamnya," jelas Green.
Seorang juru bicara dari QMS mengatakan bahwa mereka berharap riset tersebut akan diadopsi oleh para petani di seluruh negara. Hal itu dijadikan sarana untuk memberi mereka informasi tentang produktivitas lahan mereka.
Advertisement