Liputan6.com, Damaskus - Media pemerintah Suriah mengklaim, angkatan bersenjata negaranya telah berhasil merebut Kota Deir ez-Zor, benteng terakhir ISIS di kawasan.
"Kota itu telah dibebaskan secara penuh dari terorisme," kata laporan televisi pemerintah Suriah, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (4/11/2017).
Laporan lain menyebut, tentara Suriah dan sekutunya telah berhasil memberangus basis pertahanan terakhir ISIS di Deir ez-Zor.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya, kelompok aktivisme untuk Suriah asal Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, telah menguasai kota tersebut usai pertempuran yang berlangsung selama sepekan terakhir.
Firma itu juga mengatakan, akibat pertempuran itu, sekitar 350.000 warga sipil telah meninggalkan kota tersebut dengan meninggalkan rumah mereka.
Mengapa Deir ez-Zor Penting?
ISIS menguasai Deir ez-Zor sejak 2014 dan menganggap kota tersebut memiliki nilai strategis bagi mereka.
Deir ez-Zor berlokasi di sepanjang Sungai Eufrat, berjarak cukup dekat dengan Raqqa, dan tak begitu jauh dari perbatasan Irak.
Fakta itu membuat ISIS memanfaatkan kota tersebut sebagai jalur konektivitas guna mendistribusikan pasukan, senjata, dan logistik untuk anggota mereka di Irak dan Suriah.
Namun, beberapa waktu terakhir, posisi ISIS di Suriah semakin terdesak, menyusul keberhasilan tentara pemerintah merebut sejumlah basis pertahanan kelompok teroris itu di Raqqa dan Deir ez-Zor.
Kini, kelompok militan hanya memilik segelintir basis pertahanan di Deir ez-Zor.
Pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia dan Syrian Democratic Forces (SDF) yang disokong oleh Amerika Serikat telah melakukan operasi terpisah di kota tersebut untuk menggempur ISIS.
Dari Deir ez-Zor, kedua pasukan itu hendak merebut Abu Kamal, kota Suriah yang sangat dekat dengan perbatasan Irak. Sementara itu, pasukan pemerintah Irak juga tengah melancarkan operasi di wilayah mereka di Kota Al Qaim yang juga dekat dengan Kota Abu Kamal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement