Liputan6.com, Canberra - Sebuah perusahaan nasional milik Australia yang bergerak di bidang jaringan, tengah berupaya untuk meningkatkan pelayanannya dengan melakukan perbaikan koneksi internet yang masih dinilai lambat.
Meski segala upaya telah dilakukan, tampaknya hal itu tak berjalan lancar. Ada saja halangan yang mereka temukan.
Dilansir dari laman BBC, Sabtu (4/11/2017), ternyata salah satu penyebab yang luput dari pantauan pihak penyedia jaringan adalah ulah burung kakaktua yang merusak kabel internet.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa waktu belakangan, jaringan internet di Australia kerap dikritik oleh pengguna karena dinilai lambat dan menempati peringkat ke 50 di dunia dalam urusan kecepatan internet.
NBN -- perusahaan penyedia jaringan -- telah merogoh kocek puluhan hingga ratusan ribu dolar untuk memperbaiki kabel yang rusak akibat gigitan burung.
Dalam pemeriksaannya, teknisi di lapangan menemukan beberapa kabel yang rusak dan terkelupas akibat patukan burung kakaktua.
Hingga kini, NBN sudah mengahabiskan dana sekitar Rp 800 juta untuk perbaikan kabel.
"Burung kakaktua biasanya makan buah-buahan, kayu dan kacang. Jadi merusak kabel adalah kebiasaan yang tak lazim bagi mereka," ujar pihak NBN.
"Salah satu alasan yang kami duga, kabel itu menarik perhatiannya," tambahnya.
Wakil Manajer Pelaksana NBN Chedryian Bresland mengatakan, serangan burung tersebut tidak terduga.
"Burung-burung itu tampaknya menyukai kabel-kabel kami," ujar Bresland.
Kini, pihak NBN telah memasang bahan pengaman yang lebih murah untuk kabel-kabel jaringan internet. Meski murah, pelindung itu dapat menjaga permukaan kabel dari serangan burung dan jauh menghemat anggaran.
Burung Kakaktua Kendalikan Kendaraan Robotik
Selain merusak kabel jaringan internet, pada tahun 2015 lalu burung kakaktua juga pernah jadi pemberitaan karena dapat mengendalikan kendaraan robotik.
Seekor burung kakaktua ini begitu mahir mengendalikan kendaraan robotik yang canggih. Unit rancangan Andrew Grey, seorang mahasiwa Universitas Florida.
Unggas itu ternyata sudah dilatih untuk mengemudikan 'BirdBuggy' yang dilengkapi dengan tongkat pengendali berupa joystick untuk operasinya.
Burung kakaktua bernama Pepper itu bahkan bisa pulang sendiri, usai bermain dengan kendaraan robotik tersebut.
Mahasiwa itu menciptakan kendaraan robotik tersebut supaya menenangkan Pepper, yang suka menjerit-jerit kalau ditinggal sendirian. Bulu sayap utama kakatua Afrika itu telah dipotong sehingga tidak dapat terbang. Kendaraan robotik itu diibaratkan sebagai 'kursi roda' untuknya.
Advertisement