Liputan6.com, Mexico City - Seorang ketua geng di Meksiko, Jesus Martin, tewas saat menjalani operasi plastik untuk menyamarkan identitasnya. Operasi tersebut dimaksudkan untuk mengganti wajah dan menghapus sidik jarinya.
Menurut sejumlah pejabat, pria yang juga dikenal dengan nama El Kalimba itu tewas saat sejumlah pria bersenjata memberondong klinik saat operasi dilakukan.
Polisi mengatakan, pembunuhan Martin tampaknya berasal dari perselisihan antara geng rival.Â
Advertisement
Martin juga dikenal sebagai 'Huachicolero' atau 'chupaducto' -- penyedot pipa. Ia menjalankan bisnis pencurian minyak, di mana bahan bakar itu ia jual kembali dengan harga murah, yakni setengah harga pasar.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Sabtu (4/11/2017), minyak curian itu kemudian ia jual di jalan raya yang sibuk. Hal tersebut membuat perusahaan Minyak Meksiko rugi jutaan dolar.
Ia beberapa kali menyumbangkan bahan bakar pada hari libur tertentu ke komunitas lokal. Hal itu dilakukannya untuk mendapat bantuan dari masyarakat demi memuluskan aktivitas ilegal ini.
Perusahaan minyak milik negara Pemex dan dinas pemadam kebakaran setempat bekerja sama untuk mengendalikan api yang diyakini berkobar karena pencurian bahan bakar.
Selain perdagangan narkoba, bisnis minyak ilegal itu menjadi kejahatan terorganisasi kedua terbesar di Meksiko.
Martin bukanlah bos geng kriminal pertama di Meksiko yang menggunakan operasi plastik untuk menghindari penangkapan atau perburuan.
Seorang bos kartel narkoba Juarez, Amado Carillo, tewas setelah menderita komplikasi usai operasi wajah pada 1997.
Sementara itu, bos kartel narkoba lainnya, Joaquim Guzmán, dikenal sebagai El Chapo, ditangkap pada 2014 meski telah mengubah sebagian wajahnya dalam pelarian.
Â
Terlilit Utang Rp 49 Miliar, Wanita China Nekat Operasi Plastik
Mengubah identitas dengan operasi plastik bukan hanya dilakukan oleh sejumlah bos kriminal Meksiko. Seorang wanita China berusia 59 tahun, nekat melakukan hal tersebut untuk bisa kabur dari jerat utang.
Wanita yang diketahui bernama Zhu Najuan itu, secara sengaja merombak tampilan wajahnya dengan melakukan operasi plastik. Hal itu nekat ia lakukan agar terhindar dari utang sebesar 25 juta yuan atau setara dengan Rp 49 miliar.
Petugas kepolisian yang ditugaskan untuk memulangkan Najuan -- yang kabarnya bermukim di Shenzhen, China -- kaget bukan main. Pasalnya, wanita separuh baya itu tampak lebih muda dari foto yang mereka pegang.
"Kami sangat terkejut melihat hal ini. Ia tampak masih berusia 30 tahun dan jauh beda dengan gambar yang kami bawa," ujar kepolisan yang mengusut kasus utang Najuan.
Setelah berhasil diamankan, Najuan mengaku telah bepergian ke beberapa kota dengan menggunakan kartu identitas orang lain. Selama ini, pelariannya menggunakan kereta api.
Biaya operasi plastik pun diakui oleh Najuan berasal dari kartu pinjaman bank.
Utang yang ditanggung oleh Najuan berasal dari kebijakan pemerintah yang menyediakan banyak layanan kartu kredit bagi konsumen. Upaya itu dilakukan agar negara tersebut menemukan sumber pertumbuhan ekonomi yang baru.
Namun, kebijakan semacam ini malah membuat banyak konsumen tenggelam akan utang.
Advertisement