Sukses

Polri: WNI Istri Pimpinan Teroris Marawi Ditangkap di Filipina

Perempuan itu diduga memiliki kaitan dengan kelompok teroris Maute di Marawi.

Liputan6.com, Manila - Kepolisian Republik Indonesia menyebut, ada satu perempuan WNI yang ditangkap di Filipina. Perempuan itu diduga memiliki kaitan dengan kelompok teroris Maute di Marawi.

Informasi tersebut diperoleh Polri dari Kepolisian Cagayan de Oro, Provinsi Misamis Oriental, Filipina selatan pada 5 November 2017 sekitar pukul 09.30 waktu setempat.

"Tim gabungan Armed Forces of the Philippines (AFP) dan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) telah melakukan penangkapan terhadap seorang WNI bernama Minhati Madrais beserta enam anaknya," papar Brigjen Pol. Rikwanto, Karopenmas Divisi Humas Polri melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Minggu (5/11/2017).

"Enam anaknya terdiri dari empat perempuan dan dua laki-laki. (Penangkapan di lakukan) di 8017 Steele Makers Village, Tubod Iligan City," lanjut pesan singkat dari Rikwanto.

Lewat pesan singkat, Rikwanto juga menjelaskan, "Minhati Madrais adalah WNI asal Bekasi yang menjadi istri dari salah satu pimpinan Maute Group, Omar Khayam Maute yang sebelumnya telah tewas dalam operasi militer Filipina di Marawi."

Dalam penangkapan itu, papar Rikwanto, otoritas Filipina menyita beberapa barang bukti milik Minhati Madrais.

"Beberapa barang bukti yang disita adalah empat buah blasting cap (komponen detonator), dua buah kabel detonator, dan satu time fuse. Selain itu, Minhati juga membawa paspor yang telah habis masa berlakunya," tambah pesan singkat tersebut.

Saat ini, Minhati bersama anaknya berada di kantor polisi Iligan City untuk menjalani pemeriksaan, kata Rikwanto dalam pesan singkatnya.

Minhati Madrais diketahui lahir di Bekasi, 9 Juni 1981. Menurut catatan imigrasi Filipina, perempuan itu tiba di Manila tahun 2015. Visa Minhati telah 30 hari diperpanjang dan telah habis masa berlakunya pada 30 Januari 2017.

2 dari 2 halaman

Pekan Lalu, 1 WNI Terduga Teroris Marawi Ditangkap Polisi Filipina

Seperti dikutip dari Al Jazeera, seorang WNI bernama Muhammad Ilham Syaputra ditangkap oleh otoritas Filipina pada Rabu, 1 November 2017. Ia ditangkap saat hendak melarikan diri dari Marawi, kota yang beberapa bulan ini menjadi sarang kelompok pemberontak Maute dan grup teror Abu Sayyaf.

Ilham juga dilaporkan melarikan diri dengan berenang di Danau Lanao yang dekat dengan Marawi, kota yang menjadi bagian dari Provinsi Lanao del Sur.

Tertangkapnya Ilham bermula setelah beberapa penduduk setempat curiga dengan tampilan pria tersebut yang tampak seperti warga asing. Atas kecurigaan itu, warga lokal kemudian melaporkan Ilham kepada kepolisian setempat.

Saat penangkapan, polisi menemukan sebuah pistol kaliber 45, sebuah paspor Indonesia, sejumlah perhiasan, dan fulus dari beberapa mata uang berbagai negara.

John Guyguyon, kepala kepolisian di Provinsi Lanao del Sur mengatakan, saat investigasi, Ilham mengaku berasal dari Sumatera, Indonesia. Ia datang ke Filipina pada November 2016 dan ikut serta dalam pertempuran Marawi.

Saat interogasi, Ilham mengaku kepada petugas bahwa dirinya terlibat dalam Teror Thamrin 2016.

Ilham diduga merupakan satu dari belasan foreign terrorist fighter yang ikut bertempur di Marawi. Mereka diduga berasal dari Malaysia, Indonesia, dan sejumlah negara Asia Barat.

Video Terkini