Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa kejadian ilmiah yang terdengar dan terlihat aneh, tapi ternyata benar terjadi.
Karena memang ilmiah, maka ada alasan-alasan alamiah untuk kejadian-kejadian yang dimaksud. Misalnya ereksi pada pria yang telah meninggal yang ternyata tidak terlalu klenik.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa abad lalu, kejadian wabah pun bisa dikira sebagai kerasukan atau alasan lain terkait ilmu hitam dan yang sejenisnya. Telaah ilmiah masa kini menjelaskan adanya virus yang mewabah yang tidak disembuhkan saat itu.
Dikutip dari Oddee pada Senin (6/11/2017), berikut ini adalah 10 kejadian yang membuat pusing kepala tapi sebenarnya bersifat ilmiah:
1. Hujan Kodok
Mengejutkan, dalam sejarah ternyata hujan hewan termasuk fenomena meteorologis yang secara relatif cukup lazim terjadi di berbagai bagian dunia.
Binatang yang kemungkinan jatuh dari langit biasanya ikan, kodok, dan burung. Kadang-kadang binatangnya tetap hidup ketika terhempas, terutama ikan, sehingga diduga penarikan mereka ke langit baru terjadi sesaat sebelumnya.
Beberapa saksi hujan kodok menjelaskan bahwa hewan-hewan itu kelimpungan walaupun sehat, dan kemudian tampak normal saja.
Dalam beberapa kejadian, hewan-hewan itu mati membeku atau bahkan terbungkus dalam balok es. Hal itu terjadi ketika mereka terbawa hingga ke tempat tinggi yang suhunya di bawah suhu nol derajat.
Kejadian terkini hujan kodok adalah di Siberia (2005) dan London (1998), lalu hujan es di India (2006) dan Wales (2004).
Advertisement
2. Semesta Berwarna Krim
Cosmic Latte adalah warna semesta kita, demikian menurut tim astronomi John Hopkins University. Ya, latte adalah warna kopi susu.
Pada 2001, Karl Glazebrook dan Ivan Baldry menentukan bahwa warna semesta adalah putih kehijauan, tapi segera memperbaiki dugaan mereka sebagaimana dilaporkan dalam makalah "The 2dF Galaxy Redshift Survey: constraints on cosmic star-formation history from the cosmic spectrum" terbitan 2002.
Dalam makalah tersebut, mereka melaporkan hasil survei semua warna di semesta menjurus kepada putih susu. Survei dilakukan terhadap 200 ribu tata surya dan mengukur bentang spectral cahaya dari volume besar semesta ini. Nilai heksadesimal RGB untuk warna Cosmic Latte adalah #FFF8E7.
Glazebrook secara bercanda mengatakan bahwa ia mencari usulan nama untuk warna baru tersebut. Beberapa orang yang membaca artikel menuliskan usulan-usulan, dan dipilihlah nama "Cosmic Latte."
3. Menari karena Keracunan
Mania menari adalah nama yang diberikan kepada fenomena yang terjadi terutama di daratan Eropa dari Abad ke-14 hingga ke-17, yaitu ketika kelompok-kelompok orang menari di jalan-jalan desa dan kota.
Kadang-kadang mereka melakukannya dengan mulut berbusa atau berbicara bahasa tak dikenal hingga mereka akhirnya pingsan kelelahan.
Wabah utama yang pertama terjadi di Aachen, Jerman, pada Juli 1374. Para penari berkerumun di jalan sambil menjerit-jerit tentang penglihatan aneh dan terkadang lanjut bergoyang dan berputar hingga pingsan.
Wabah menari itu segera menyebar ke seluruh Prancis. Puncaknya terjadi pada 1418 di Strasbourg.
Setidaknya, dalam suatu kejadian, begitu banyak orang yang terdampak -- baik yang tergerak untuk menari, terjebak di tengah tarian, atau sekedar membantu, sehingga kota itu lumpuh.
Advertisement
4. Bulan Menjauhi Bumi
Lintasan orbit Bulan mengelilingi Bumi memang semakin membesar dengan laju 3,8 sentimeter per tahun. Angka yang cukup kecil dibandingkan dengan radius orbit sebesar 384 ribu kilometer.
Alasan penambahan lebar orbit adalah karena Bulan menyebabkan air pasang di Bumi. Karena sisi Bumi yang menghadap Bulan berjarak lebih dekat, maka sisi itu lebih merasakan tarikan gravitasi dibandingkan dengan pusat Bumi.
Sementara itu, bagian Bumi yang menjauh dari Bulan merasakan gravitasi lebih kecil dibandingkan dengan pusat Bumi. Dampak dua kejadian itu adalah semakin pepatnya Bumi.
Diperkirakan, dalam 15 miliar tahun, orbit akan stabil pada 1,6 kali ukuran orbit yang sekarang. Panjang satu bulan di Bumi adalah 55 hari, setara dengan waktu yang diperlukan Bulan untuk mengorbit Bumi.
5. Daki Pusar
Banyak orang yang mengamati di awal atau akhir hari adanya gumpalan benang yang hadir dalam lubang pusar. Sudah cukup lama keberadaan benda itu menjadi pertanyaan.
Pada 2001, Dr. Karl Kruszelnicki dari University of Sydney, Australia, melakukan survei sistematis untuk menentukan masuk dan keluarnya benang di pusar.
Temuan utamanya adalah bahwa gumpalan benang terutama berasal dari serta pakaian seseorang bercampur dengan beberapa sel kulit mati dan bulu tubuh. Sel-sel yang membusuk itu dapat menghasilkan bau tak sedap.
Berlawanan dengan dugaan, benang pusar sepertinya bergerak ke atas dari celana dalam, bukannya bergerak ke bawah dari pakaian atau atasan. Proses migrasi itu adalah hasil dari gesekan bulu tubuh pada celana dalam sehingga menarik serat lepasan menuju pusar.
Advertisement
6. Belatung Lalat Mempercepat Penyembuhan
Sudah sejak lama, pada dokter mengamati bahwa para prajurit yang memiliki belatung pada luka akan sembuh lebih cepat daripada mereka yang tanpa belatung. Ternyata, belatung menyantap sel-sel kulit mati dan bakteri.
Terapi Belatung dikenal juga sebagai Maggot Debridement Therapy (MDT) atau terapi larva adalah penempatan secara sengaja belatung atau larva lalat kepada kulit atau jejaring lunak yang luka pada manusia atau hewan.
Praktik itu lazim dipakai sebelum temuan antibiotika, karena berguna membersihkan jejaring mati dari dalam luka sehigga merangsang penyembuhan.
7. Letusan Alamiah Hewan
Letusan alamiah pada hewan bisa terjadi karena berbagai alasan. Pada 2004, karena timbunan gas dalam paus sperma berukuran panjang 17 meter dengan berat 50 ton, menyebabkan bangkainya meletus di Taiwan.
Letusan itu dilaporkan memuncratkan darah dan bagian dalam paus ke toko-toko, orang-orang yang lewat, dan mobil di sekitrarnya.
Suatu populasi kodok dalam jumlah lumayan di Jerman dan Denmark meletus pada April 2005 dan diduga menjadi mekanisme pertahanan diri yang gagal.
Saat itu, kodok-kodok menggembungkan diri agar tampak lebih besar ketika menghadapi serbuan burung-burung gagak.
Advertisement
8. Ereksi Setelah Meninggal
Ereksi setelah mati terjadi ketika seorang pria meninggal dalam keadaan vertikal atau telungkup dan tetap dalam posisi itu selama beberapa saat.
Ketika masih hidup, pemompaan darah oleh jantung memastikan distribusi merata ke seluruh pembuluh darah dalam tubuh manusia. Ketika mekanisme itu terhenti, darah mengumpul di titik terendah pada tubuh dan menyebabkan pembengkakan dan perubahan warna.
Jika seseorang meninggal dalam keadaan vertikal, misalnya karena digantung, maka darah akan menetap di paha-paha dan berkumpul di kaki-kaki. Tekanannya sangat kuat karena beratnya darah yang menekan ke bawah.
Hal tersebut menyebakan pembuluh darah dan jejaring di kaki terdesak hingga kapasitas elastis maksimum dan menampung volume darah sebanyak yang disanggupinya.
Dampak itu bisa ada hingga ke paha, sedikit di kaki dan terlihat di pinggang.
Sisa darah yang ada di bagian atas tubuh mencoba turun ke bawah karena gravitasi, tapi bagian bawa tubuh pun sudah dipenuhi darah hingga ke pinggang. Darah pun mengalir mengisi jejaring ereksi dalam penis sehingga penis membesar.
Selama tubuh masih dalam posisi tersebut, dampaknya akan berlanjut.
9. Kuda Laut Jantan Bisa Hamil
Kuda laut berbiak dengan cara tidak biasa, karena justru pejantannyalah yang hamil. Ikan pipa dan kuda laut adalah spesies-spesies yang mengalami "kehamilan pejantan" ini.
Kuda laut jantan memiliki kantong perut untuk membawa telur-telur yang ditaruh di sana oleh kuda laut - kuda laut betina. Proses kawin dilakukan sambil saling membelit dan kuda laut memasukan pipa ovipositor ke dalam kantong si pejantan.
Telur-telur masih ke dalam kantong dan dibuahi sperma pejantan. Embrio pun berkembang dalam 10 hari hingga 6 minggu (tergantung jenis spesies dan kondisi air).
Kantong perut pejantan mengatur salinitas bagi telur-telur dan secara perlahan mencocokkan salinitas dengan keadaan air di luar.
Setelah tiba waktunya, si pejantan menyemprotkan menggunakan ekor hingga bayi-bayi kuda laut terdorong ke luar. Bayi-bayi itu langsung mandiri dari induknya.
Beberapa di antaranya bertumbuh besar di antara plankton. Kadang-kadang, kuda laut pejantan mencoba memakan beberapa bayi yang baru saja dilepaskannya.
Beberapa spesies, misalnya H. zosterae, langsung memulai hidup sebagai penghuni dasar laut (benthos).
Advertisement
10. Janin Terjebak dalam Kembarannya
Fetus in fetu, atau Foetus in foetu, adalah penjelasan untuk keadaan abnormal langka ketika suatu janin terjebak dalam saudara kembarnya sendiri.
Janin terjebak itu terus bertumbuh sebagai parasit bahkan setelah kelahiran, dengan mengambil bentuk seperti struktur tali pusat yang menggantung pada pasokan darah saudara kembarnya hingga menjadi besar dan memerlukan campur tangan dokter.
Fetus in fetu adalah kondisi yang sangat langka dan hanya ada 91 kasus yang dilaporkan terjadi di seluruh dunia. Fetus in fetu terjadi di awal kehamilan kembar ketika satu janin membungkus dan menyelimuti janin yang lain.
Janin dominan terus berkembang, sedangan janin yang seharusnya menjadi saudara kembar hidup terus selama kehamilan dan mendapat asupan dari kembarannya.
Biasanya, dua janin itu meninggal sebelum kelahiran karena perebutan plasenta. Kadang-kadang, si kembar yang menjadi induk semang bertahan hingga bisa lahir.
Seringkali, janin parasit itu anencephalic (tanpa otak) dan tidak lengkap organ dalamnya, sehingga tidak bisa menyintas secara mandiri, walaupun berbentuk mirip manusia dengan jari-jari, rambut, kuku, dan gigi.
Â