Liputan6.com, Taizhou - Kasus eksploitasi anak oleh orang tua marak terjadi di mana-mana, termasuk di China.
Dilansir dari South China Morning Post (6/11/2017), seorang anak laki-laki berusia 14 tahun mengalami retak tulang dan banyak memar, setelah dipaksa oleh orang tuanya untuk memalsukan lebih dari 20 kecelakaan.
Baca Juga
Orangtua bocah itu menciptakan sebuah "skenario" kecelakaan di mana sang anak menjadi aktor utamanya.
Advertisement
Anak tersebut diarahkan untuk mencederai diri sendiri di dalam taksi beroda tiga -- merupakan sejenis angkutan umum lokal mirip bajaj. Setelah itu, mereka akan menuntut pengendara taksi ganti rugi atas kecelakaan yang dialami oleh sang anak.
Seperti yang dilaporkan oleh Chengdu Business News, keluarga tersebut dapat meraup 13.000 yuan atau setara Rp 26 juta atas aksi yang dilakukan si anak.
Penipuan ini pada akhirnya dapat terbongkar setelah petugas polisi di Provinsi Zhejiang membuat kasus penipuan ini viral di media sosial.
Anak tersebut dikabarkan telah dipaksa "menipu" sejak Agustus 2016. Menurut sang anak, orangtuanya terpaksa melakukan hal tak terpuji tersebut demi dapat membiayai dirinya beserta sang adik sekolah.
Keluarga itu awalnya berasal dari Provinsi Sichuan, tapi kemudian mereka pindah dan menetap di Kota Taizhou, Zhejiang.
Dalam menggarap aksi itu, si anak secara teratur disuruh oleh orang tuanya untuk menaiki taksi beroda tiga.
Di dalam bajaj, ia diinstruksikan untuk lompat-lompat seraya membenturkan badan ke dinding kendaraan ketika tengah melintasi jalanan yang bergelombang. Orangtuanya lantas mengeluhkan, sang anak terluka karena ulah sopir yang mengemudi secara asal.
Aksi ini pada akhirnya dapat dihentikan setelah salah seorang sopir taksi mengadukan tindak penipuan tersebut pada akhir Oktober.
Lebih Bahagia Bersama Nenek
Orangtua anak itu kini telah ditahan oleh pihak kepolisian setempat atas dakwaan "penipuan" dan "mempekerjakan anak di bawah umur". Lebih lanjut, polisi masih terus menyelidiki kasus ini.
Sebuah koran lokal mengabarkan, ayah bocah laki-laki tersebut telah menganggur selama dua tahun terakhir. Sementara ibunya bekerja di sebuah pabrik dengan pendapatan 3.000 yuan per bulan.
Lebih lanjut, anak itu menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak ingin melakukan apa yang disuruh orangtuanya. Namun, ia terpaksa mengikutinya karena diancam akan dipukul bila membantah.
Tak lagi kuat atas tindakan orangtuanya, bocah laki-laki itu pernah mencoba mencuri 930 yuan dan dua buah apel dari ibunya. "Bekal" tadi ia gunakan untuk kabur ke rumah neneknya.
Ia sempat kembali pulang ke rumah setelah orangtuanya berjanji tidak akan menyuruhnya untuk menipu lagi.
Namun, pada akhirnya dia dipaksa kembali "beraksi". Cedera berupa retak tulang dan sakit kepala yang diderita bocah tersebut membantu memuluskan kasus penipuan ini.
"Ayah dan ibu mengatakan, cedera yang aku alami merupakan 'kunci utama' untuk dapat dimanfaatkan secara berulang," ujar sang anak.
Ia melanjutkan, "Pengemudi taksi yang kita mintai kompensasi banyak juga yang menderita cacat fisik atau sudah berusia lanjut. Mereka sama seperti kita. Namun, ayah berulang kali menegaskan, kita adalah yang termiskin di dunia. Sementara lainnya berlimpah harta."
Anak itu kini berharap, dapat kembali ke rumah neneknya untuk memulai hidup baru.
"Di sana ada lahan garapan, di mana kita dapat memperoleh pangan serta beternak ayam dan bebek. Mereka semua dapat 'dijadikan' uang. Itu sudah cukup untuk membiayai aku dan nenek. Dia satu-satunya orang yang mencintaiku," tukasnya.
Advertisement