Liputan6.com, Salerno - Jaksa Italia menyelidiki kematian 26 perempuan, kebanyakan remaja, yang jasadnya ditemukan di Laut Mediterania pada Minggu 5 November 2017.
Dikutip dari CNN, Selasa (7/11/2017), mereka diyakini merupakan migran dari Niger dan Nigeria yang memulai perjalanan berbahaya ke Eropa dari Libya selama akhir pekan.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Kepolisian Salerno, Lorena Ciccotti, mengatakan bahwa otopsi akan dilakukan pada 7 November 2017. Mereka akan menyelidiki kemungkinan bahwa remaja tersebut telah disiksa atau dilecehkan secara seksual.
Jasad mereka ditemukan di dekat sebuah perahu karet yang hampir tenggelam saat tim penyelamat tiba.
Penyelamatan mereka merupakan satu dari empat operasi penyelamatan yang dilakukan di Laut Mediterania selama akhir pekan. Total, terdapat 400 orang yang diselamatkan oleh kapal Cantabria milik Spanyol sebelum diturunkan di kota pelabuhan Salerno, Italia.
Di antara 400 orang tersebut, terdapat 90 perempuan dan 52 anak-anak, termasuk bayi berumur satu minggu.
Libya merupakan titik yang terkenal bagi para migran untuk dapat menyeberang ke pesisir Eropa. Banyak dari mereka yang berasal dari sub-Sahara Afrika untuk kabur dari perang dan gelombang kekerasan yang terjadi di negaranya.
Â
Jaringan Penyelundup Manusia
Seperti dimuat di BBC berdasarkan laporan L'Abbraccio, geng penyelundup mengenakan biaya sekitar US$ 6.000 atau Rp 80 juta per migran untuk dapat sampai Italia, di mana US$ 4.000 nya digunakan untuk perjalanan melintasi Sahara menuju Libya.
Banyak migran dilaporkan mengalami kekerasan sepajang perjalanan, termasuk penyiksaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh geng penyelundup.
Libya merupakan ladang subur bagi para penyelundup manusia. Jaringan operasi penyelundupan di sana sangat luas karena tak ada pengawasan yang baik dari pemerintah pusat.
Menurut International Organization for Migration, sejak awal 2017, 2.830 migran tewas di Laut Mediterania dalam upaya mereka untuk sampai ke Italia. Sebanyak 150.982 migran berhasil mencapai pesisir Eropa, di mana 74 persen tiba di Italia -- lainnya tiba di Yunani, Siprus, atau Spanyol.
Pada Agustus 2017, Italia mengerahkan dua kapal militer ke Libya. Mereka menawarkan pelatihan kepada pengawas pantai Libya untuk melawan penyelundupan manusia.
Advertisement