Liputan6.com, Kairo - Kementerian kepurbakalaan Mesir mengatakan, tim arkeolog telah menemukan sisa-sisa gimnasium kuno yang berusia sekitar 2.300 tahun, dari masa Helenistik.
Periode Helenistik adalah masa yang berlangsung setelah penaklukan Aleksander Agung. Istilah ini dikemukakan oleh sejarawan J. G. Droysen.
Pada masa ini, pengaruh budaya dan kekuasaan Yunani mencapai pada puncaknya di Eropa dan Asia.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari laman VOA Indonesia, Rabu (8/11/2017), penemuan itu dilakukan tim arkeolog dari Jerman dan Mesir di lokasi Watfa di Provinsi Fayoum, sekitar 80 kilometer barat daya ibukota, Kairo.
Watfa adalah situs desa kuno Philoteris, yang didirikan oleh Raja Ptolemy II pada Abad ke-3 Sebelum Masehi.
Ayman Ashmawi dari kementerian itu mengatakan, gimnasium tersebut terdiri dari aula besar pertemuan, yang pernah dihiasi patung-patung, aula makan, halaman dan arena pacuan dengan panjang hampir 200 meter.
Cornelia Roemer, kepala misi arkeolog mengatakan, penemuan tersebut jelas menunjukkan dampak kehidupan Yunani di Mesir. Tidak hanya di Alexandria, tetapi juga di pedesaan.
Â
Patung Kepala Wanita Berusia 4.000 Tahun Ditemukan
Beberapa waktu lalu, tim arkeolog di Mesir juga menemukan sebuah patung berbentuk kepala yang terbuat dari kayu. Penemuan ini dianggap sebagai peninggalan Dinasti VI Mesir Kuno.
Dikutip dari laman UPI, patung berbentuk kepala itu diduga telah berusia 4.000 tahun. Benda peninggalan sejarah tersebut ditemukan di Saqqara, sebuah pemakaman kuno yang berfungsi sebagai nekropolis di Memphis -- yang kala itu ibu kota dari Mesir Kuno.
Tim arkeolog percaya bahwa patung ini punya kaitan dengan tokoh Ankhesenpepi II -- sosok ratu pada masa dinasti VI Mesir. Dikatakan sebagai patung berbentuk kepala manusia, karena memiliki rupa yang realistis.
Patung itu memiliki leher yang ramping dan ada pahatan berbentuk giwang di bagian daun telinga.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Kementerian Kepurbakalaan Mesir lewat akun Facebook resminya, patung berbentuk kepala berukuran 30 sentimeter itu ditemukan di sebelah timur piramida.
"Patung kayu berbentuk kepala itu ditemukan pada lapisan sebelah timur piramida sang ratu, tak jauh dari area piramida yang baru ditemukan awal pekan ini," tulis Kementerian Kepurbakalaan Mesir.
Ratu Ankhesenpepi II adalah istri dari Firaun Pepi I dan merupakan ibu kandung dari Firaun Pepi II.
Pasca-kematian sang suami, Ratu Ankhesenpepi II punya peranan yang amat penting. Pasalnya, ia menjadi ratu yang paling disegani pada Dinasti VI Mesir Kuno.
Saat ini, artefak terbesar yang pernah ditemukan dari peninggalan kerajaan Mesir Kuno adalah reruntuhan obelisk setinggi 2,4 meter.
Obelisk sendiri adalah sebuah monumen berukuran tinggi, berbentuk ramping yang mempunyai empat sisi menyerupai piramida.
Para peneliti percaya bahwa piramida kecil di puncak obelisk merupakan simbol penghormatan kepada sang Ratu Ankhesenpepi II.
"Ini adalah kawasan peninggal kuno yang begitu menjanjikan. Pasalnya, masih banyak rahasia yang belum terungkap," ujar Sekjen Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Mostafa Waziri.
Advertisement