Sukses

11-11-2011: Heboh 11/11/11, Tanggal Cantik atau Hari Keramat?

Kehebohan melanda dunia jelang tanggal 11 November 2011 atau 11/11/11. Piramida Agung Giza pun ditutup karenanya.

Liputan6.com, Kairo - Kehebohan melanda dunia jelang tanggal 11 November 2011 atau 11/11/11, yang sejatinya adalah sebuah palindrom yang berulang setiap 100 tahun sekali.

Sampai-sampai, Badan Kepurbakalaan Mesir merasa perlu menutup Piramida Agung Giza pada hari itu. Sebab, rumor yang meredar menyebut, sekelompok orang akan menggelar ritual aneh di sana.

"Keputusan diambil setelah muncul banyak tekanan dari pengguna internet di Mesir. Informasi menyebut bahwa ritual aneh akan dilakukan di dalam dinding-dinding piramida pada 11 November 2011," kata Atef Abu Zahab, kepala Badan Arkeologi Firaun atau Department of Pharaonic Archaeology seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/11/2017).

Namun, setelah jarum jam beranjak dari pukul 11.11 hari itu, yang diyakini sebagai saat ritual dilakukan, tak ada apapun yang terjadi.

Tak hanya itu, momentum tersebut juga dijadikan inspirasi sebuah film horor berjudul 11/11/11.

Karakter dalam film tersebut dikisahkan mengalami 'fenomena 11.11', tendensi untuk melihat ke arah jam lebih sering pada pukul tersebut.

"Pada hari kesebelas, bulan kesebelas, tahun kesebelas, sebuah pintu gerbang akan terbuka ... dan pada hari itu, darah orang- orang yang tidak bersalah akan tumpah," demikian narasi dalam trailer film tersebut, seperti dikutip dari The Guardian.

Di sisi lain, para ahli numerologi kala itu mengaku bersemangat menanti keselarasan tersebut, yakin bahwa tanggal itu punya arti penting.

Sementara, sejumlah rumah sakit bersalin melaporkan lonjakan pemesanan para ibu hamil yang akan melahirkan secara caesar pada hari itu.

Demikian juga gedung-gedung pesta, yang kebanjiran permintaan pasangan yang ingin menikah di tanggal cantik 11/11/11.

2 dari 2 halaman

Fakta Vs Mitos

Pada Abad Pertengahan, sejumlah ahli numerologi -- yang mencari makna mistis di balik angka-angka meyakini, semua bilangan memiliki aspek positif dan negatif, kecuali 11.

"11 tak punya kaitan dengan apapun yang ilahiah, tangga menuju itu, atau terkait dengan kebaikan apapun," kata Petrus Bungus, sarjana Abad ke-16 seperti dikutip dari situs sains, LiveScience.

Menurut dia, terjebak di antara angka 10 dan 12, bilangan 11 mengandung hal jahat dan merepresentasikan para pendosa.

Pernyataan itu menjadi alasan mengapa orang-orang takut pada 11/11/11.

Di sisi lain, sejumlah ahli numerologi zaman modern justru menganggap deretan 11/11/11 menguntungkan. Para calon pengantin pun berebut menikah di tanggal itu. Bilangan 11 juga menjadi favorit pada penjudi, khususnya dalam permainan blackjack dan Keno.

Terkait fenomena tersebut, alih-alih menganggapnya sebagai pertanda supranatural, para psikolog memperlakukannya sebagai kasus klasik 'apophenia', atau kecenderungan manusia untuk menemukan makna atau pola dalam data acak.

Menurut Alan Lenzi, dosen studi agama di University of the Pacific, yang mempelajari numerologi dalam Injil, mencari makna dalam bilangan adalah kecenderungan alami manusia.

"Ilmuwan kognitif telah mengungkap bahwa otak manusia terprogram untuk mencari pola yang berarti dalam data sensorik yang dikumpulkannya," kata dia kepada Life's Little Mysteries.

Dalam kebanyakan situasi, kabel kognitif banyak membantu manusia, misalnya memilih informasi penting dari latar belakang informasi yang acak dan ramai.

Namun, kadang-kadang, mansia terlalu berlebihan, dengan menemukan pola yang sesungguhnya tak nyata bahkan imajinatif, misalnya penampakan wajah di awan.

Kesimpulan ilmuwan: tidak ada yang aneh soal tanggal 11/11/11 maupun jam 11.11, namun otak manusia kebanyakan cenderung memperhatikan angka yang berulang dan menganggapnya bermakna.

Selain fenomena 11/11/11, tanggal 11 November juga menjadi momentum sejumlah kejadian penting. 

Pada 1918, pihak Sekutu dan Kekaisaran Jerman meletakkan senjata, yang mengakhiri Perang Dunia I. Polandia juga merdeka untuk kedua kalinya pada tanggal itu. 

Sementara, pada 11 November 1946 menjadi awal Perundingan Linggarjati yang menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia.