Liputan6.com, Jakarta - Penduduk Ibu Kota Arab Saudi sempat dikejutkan dengan suara ledakan pada 4 November 2017. Suara ledakan itu ternyata berasal dari rudal yang dicegat di udara.
Kementerian Pertahanan Saudi melaporkan, Yaman menembakkan sejumlah misil balistik yang melintas di atas langit Riyadh pada malam itu.
Pemerintah Yaman terang-terangan mengaku sebagai dalang di balik peluncuran sejumlah misil bernama "Burqan 2H", rudal produksi dalam negeri mereka.
Advertisement
Sejumlah masyarakat internasional mengecam penembakan rudal ke Arab Saudi oleh Yaman tersebut, termasuk Indonesia.
Baca Juga
Melalui sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri RI yang dikeluarkan pada 10 November 2017, Indonesia dengan tegas mengecam tindakan tersebut.
"Indonesia mengecam semua tindakan yang melanggar kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," demikian pernyataan dari Kemlu RI seperti yang diterima Liputan6.com.
"Insiden peluncuran rudal pada 4 November 2017, yang ditargetkan ke wilayah Kerajaan Arab Saudi, merupakan ancaman bagi stabilitas, perdamaian, dan keamanan di wilayah ini dan sekitarnya, serta melanggar kedaulatan dan integritas teritorial negara tersebut."
"Krisis yang berkepanjangan di Yaman adalah bukti nyata bahwa dialog politik inklusif yang melibatkan semua pihak yang bertikai merupakan satu-satunya pilihan yang tepat. Indonesia meminta semua pihak di Yaman untuk mengesampingkan perbedaan dan duduk bersama dalam proses perdamaian yang inklusif," demikian akhir dari pernyataan tersebut.Â
Kali Pertama Riyadh Jadi Sasaran Tembak
Seperti dimuat dalam New York Times, peluncuran Burqan 2H merupakan bentuk respons atas serangan udara militer koalisi Saudi ke Provinsi Saada utara, Yaman, yang menewaskan 29 warga sipil pada 1 November lalu.
Ini adalah kali pertama Riyadh, yang jadi jantung pemerintahan Arab Saudi, menjadi sasaran tembak.
"Kami sebelumnya telah memperingatkan bahwa ibu kota negara-negara yang menyerang Yaman, tak akan aman dari rudal balistik kami," kata juru bicara Pemerintah Yaman yang dikuasai pemberontak Houthi, Mohammed Abdul Salam, demikian seperti dimuat CNN.
"Serangan rudal hari ini adalah respons pembunuhan yang dilakukan Saudi atas warga Yaman yang tak bersalah."
Berikut detik-detik rudal Yaman melintas di Riyadh, sebelum akhirnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Saudi.
Advertisement