Liputan6.com, Hawija - Kuburan massal yang menampung 400 korban eksekusi ISIS ditemukan di Irak.
Dikutip dari Arab News, Minggu (12/11/2017), otoritas setempat menyebutkan, kuburan massal itu terletak di dekat bekas benteng ISIS di Distrik Hawija, sebelah utara Irak.
Beberapa jasad yang ditemukan berseragam khas tahanan ISIS, sementara lainnya berpakaian sipil.
Advertisement
Permakaman itu berhasil ditemukan setelah adanya laporan dari penduduk setempat yang diserahkan pada militer Irak.
Pihak tentara Irak menjelaskan, mereka sebelumnya telah menemukan puluhan kuburan massal berisi ratusan mayat di daerah-daerah yang berada di bawah kendali ISIS.
ISIS sendiri berhasil "dikeluarkan" dari Hawija oleh tentara Irak pada Oktober lalu melalui sebuah serangan cepat. Sejak 2014, kelompok itu telah banyak kehilangan wilayah kekuasaannya.
AFP melaporkan, seorang petani setempat bernama Saad Abbas mengatakan, ia sering melihat kelompok militan itu berkeliling bersama para tahanannya dengan menggunakan mobil selama tiga tahun terakhir.
"ISIS akan menembak mereka, kemudian jenazah dilempar ke tanah atau dibakar," ujarnya.
Kuburan Massal ISIS di Mosul
Pada Maret lalu juga muncul laporan penemuan kuburan massal oleh tentara Irak.
Kuburan massal itu ditemukan di dekat penjara Badoush. Yang mengerikan, ada sekitar 500 jasad dalam kuburan masal itu.
Tentara Hashd al-Shabi mengatakan kemungkinan korban adalah tahanan sipil yang dibunuh oleh ISIS. Demikian dikutip BBC.
ISIS dituding telah membunuh 600 tahanan, kebanyakan kaum Syiah, semenjak kelompok teroris itu menguasai Mosul pada 2014.
Kuburan massal berisi sekitar 500 jasad itu ditemukan pada Sabtu, 11 Maret 2017 setelah sebelumnya penjara Badoush berhasil direbut oleh tentara Irak.
Meskipun laporan kuburan massal itu tak bisa segera diverifikasi segera, pada 2014 laporan Human Rights Watch (HRW) menyebut ratusan tahanan pria dibunuh oleh ISIS.
Setelah penjara Badoush dikuasai ISIS pada Juni 2014, sekitar 1.500 tahanan itu disuruh berbaris. Menurut laporan HRW, mereka kemudian dibawa dengan truk ke sebuah padang pasir yang jaraknya sekitar 2,1 kilometer dari lapas itu. Seorang penyintas melaporkan kepada kelompok HAM itu.
Laporan HRW lantas menyebutkan bahwa ISIS memisahkan tahanan Syiah dari Suni dan Nasrani. Lalu, menurut saksi mata yang selamat kepada HRW, napi Syiah itu kemudian dipaksa berlutut. Mereka lantas diberodong peluru dari belakang.
Advertisement