Sukses

Di KTT ASEAN, Jokowi Desak Korut Hentikan Tes Rudal dan Nuklir

Isu Korea Utara dan berbagai bahasan lain disampaikan Presiden Jokowi saat KTT ASEAN Plus Three di Manila, Filipina.

Liputan6.com, Manila - Presiden Indonesia Joko Widodo di hadapan pemimpin negara ASEAN Plus Three (Jepang, China, dan Korea Selatan) mengatakan, kerja sama dan kemitraan seluruh anggota merupakan suatu hal yang sangat penting dan strategis bagi kemajuan bersama.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara pada KTT ke-20 ASEAN Plus Three (APT) di Manila, Filipina, Selasa, 14 November 2017.

Acara yang berlangsung di sela-sela penyelenggaraan KTT ASEAN ke-31 tersebut dihadiri oleh kepala negara/pemerintahan negara-negara anggota ASEAN serta mitra "Plus Three", yang meliputi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan PM China Li Keqiang.

Stabilitas dan kesejahteraan rakyat negara anggota juga sangat tergantung pada bagaimana ASEAN Plus Three mampu mengelola hubungan bersama serta isu geopolitik yang terjadi di kawasan.

"Dari segi politik dan keamanan, kita paham betul adanya titik-titik yang rentan ketegangan, salah satunya Semenanjung Korea. Posisi Indonesia dan posisi ASEAN sudah sangat jelas terhadap situasi Semenanjung Korea," kata Presiden Jokowi, seperti dikutip dari rilis resmi Sekretariat Presiden yang diterima Liputan6.com, Selasa (14/11/2017).

Presiden Jokowi juga menegaskan pandangannya terkait isu rudal dan nuklir Korea Utara. Ia mengatakan, "Korut perlu segera menghentikan uji coba dan mematuhi seluruh resolusi DK PBB terkait."

Sementara itu, Presiden ke-7 RI itu juga menggarisbawahi hubungan ekonomi positif dan strategis antara ASEAN dan mitra Plus Three-nya.

"Dari sisi ekonomi dan nilai strategis hubungan ASEAN dengan Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok tidak perlu dipertanyakan lagi,” kata Jokowi.

Untuk lebih memantapkan kemitraan ekonomi tersebut, ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok perlu menyelesaikan segera perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership.

Selain itu, hambatan perdagangan, baik tarif maupun nontarif, juga perlu dihilangkan atau dikurangkan.

"Dengan menjaga komitmen politik maupun komitmen ekonomi APT, insyaallah kita akan melihat Asia Timur dan Asia Tenggara yang damai dan sejahtera," ujar Presiden RI.