Sukses

Ini Tempat Wisata Pilihan Para Miliarder Tahun 2018, Indonesia?

Virtuoso membuat sebuah prediksi, bagaimana orang-orang tajir dunia akan menghabiskan liburannya pada tahun depan.

Liputan6.com, New York City - Berlibur ke tempat yang "terbakar" matahari seperti di tepian pantai, mungkin menjadi tujuan wisata favorit klasik bagi banyak orang.

Namun, para orang tajir atau miliarder saat ini disinyalir lebih memilih liburan dengan pergi ke tempat 'asing' beriklim dingin seperti Islandia dan Antartika.

Itulah prediksi yang dibuat oleh biro perjalanan mewah Virtuoso. Sayangnya, agen tur itu tak memasukkan nama Indonesia dalam daftarnya. 

Dilansir AsiaOne pada Selasa (14/11/2017), wilayah dingin akan menjadi pilihan utama bagi para turis yang berlimpah uang di tahun 2018. Menikmati cahaya indah langit utara dan menginap di iglo akan jadi pilihan menarik untuk dilakukan pelancong kaya.

Negara-negara di bagian utara dunia seperti Islandia, mengambil tempat di posisi teratas sebagai tujuan wisata favorit.

Virtuoso menyorot beberapa aktivitas liburan yang akan dicari oleh orang-orang tajir pada 2018:

Keluar dari Zona Nyaman

Berenang bersama lumba-lumba dan ikan pari, melayang di ketinggian dengan kanopi hutan, atau menikmati pemandangan alam dari atas helikopter. Berpetualang seperti itu diprediksi akan menjadi pilihan bagi para pelancong kaya yang ingin keluar dari zona nyamannya.

Liburan Multigenerasi

Berlibur dengan orang-orang terdekat di luar keluarga inti, seperti kakek, nenek, paman, bibi, hingga keponakan, akan banyak dilakukan pada tahun depan. Liburan keluarga besar itu diadakan demi menciptakan kenangan yang akan terus diingat. Oleh karena itu, penyewaan kapal pesiar dan vila di Eropa diprediksi akan meningkat pada 2018.

 

2 dari 3 halaman

Melancong ke Afrika

Bersafari di padang Afrika akan menjadi pilihan bagi banyak pesohor dan miliarder dunia untuk menghabiskan waktu luangnya di tahun depan. Hal ini diperkuat dengan masuknya Afrika Selatan sebagai salah satu negara tujuan wisata favorit 2018.

Menjadi Traveler, Bukan Turis

Milenial tajir diduga akan lebih banyak memposisikan dirinya sebagai traveler. Mereka akan banyak mencari aktivitas yang dekat dengan budaya lokal, seperti wisata kuliner dan wine, atau menonton pentas seni tradisional. Pelancong kaya diprediksi tidak hanya akan sekedar singgah layaknya seorang turis.

Berdasarkan prediksi tersebut, Virtuoso lalu merangkum daftar destinasi dan tren wisata favorit pelancong kaya 2018:

Destinasi Utama

1. Islandia

2. Kroasia

3. Jepang

4. Kuba

5. Portugal

Tren Wisata

1. Liburan Multigenerasi

2. Berpetualang

3. Berlayar di Sungai

4. Wisata Kuliner dan Wine

5. Mengunjungi Perayaan Warga

Destinasi Global

1. Italia

2. Islandia

3. Afrika Selatan

4. Prancis

5. Australia dan Selandia Baru

 

 

3 dari 3 halaman

Negara yang Berbahaya untuk Dikunjungi Wisatawan

Berbeda dengan Virtuoso, Badan Luar Negeri dan Persemakmuran Britania Raya (FCO) baru-baru ini merilis daftar negara yang dinyatakan rawan untuk dikunjungi. Daftar itu dipaparkan dalam sebuah peta.

FCO mengkategorikan negara-negara yang ada di peta buatannya menjadi dua. Negara pertama adalah negara yang sebagian wilayahnya rawan untuk dikunjungi turis, dengan diberi tanda warna kuning. Negara kedua adalah negara yang sedang dalam kondisi sangat berbahaya, diberi tanda warna merah.

Beberapa negara dikategorikan 'berbahaya' untuk dikunjungi lantaran maraknya aksi teror dan kriminalitas di daerah tersebut.

Menariknya, negara yang sebelumnya dikenal sebagai destinasi wisata favorit seperti Thailand, Rusia, dan Jepang, masuk ke dalam daftar itu.

Thailand masuk ke dalam daftar karena diduga rawan terjadi tindak terorisme. Insiden ledakan Bangkok pada April dan Mei 2017, turut memperkuat argumen tadi. Selain itu, Thailand juga dicap sebagai salah satu negara yang rawan akan virus Zika.

Faktor-faktor tadi membuat Negeri Gajah Putih itu dilabeli tanda kuning di dalam peta.

Rusia sebagai salah satu negara besar di kawasan Eropa juga masuk ke dalam daftar. Calon tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2018 ini dilaporkan sedang rawan untuk dikunjungi karena beberapa alasan. Beberapa wilayah eks Uni Soviet ini dinyatakan rawan terjadinya serangan teror, dengan diberi cap kuning.

Masuknya Jepang dalam 'zona kuning' juga menarik untuk disimak. Hal ini dipicu oleh situasi di Semenanjung Korea yang tengah mengancam. Kondisi tersebut secara tak langsung turut mempengaruhi sektor wisata di Jepang.

Faktor alam akhir tahun ini juga ikut berpengaruh. Topan tropis telah berlangsung di sana dari bulan Juni, dan akan terus ada hingga Desember. Resiko bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung api dan tsunami, juga mengancam wisatawan yang hendak Jepang.