Liputan6.com, New York - Sekitar 60 tahun lalu, pada Juni 1958, koleksi indah di Old Masters dijual melalui balai lelang Sotheby’s di London.
Karya-karya tersebut berasal dari Koleksi Cook yang dikumpulkan oleh penjual aristokrat Sir Francis Cook. Ia sendiri bergelar baron sekaligus pelukis mumpuni.
Sebanyak 136 lukisan saat itu laku terjual 64.688 pound sterling, setara dengan 1,4 juta pound sterling saat ini.
Advertisement
Yang paling menyedot perhatian adalah karya pelukis Belanda bernama Caspar Netscher, terjual sekitar 120 ribu pound sterling dalam nilai moneter sekarang.
Namun, ada satu karya yang tidak menarik di lot 40, yaitu lukisan potret Kristus dengan judul Salvator Mundi, yang dilukis di atas papan kayu berukuran 46 x 64 sentimeter persegi.
Baca Juga
Potret dalam lukisan itu seakan sedang menatap sendu kepada orang yang melihatnya, tangan kanannya terangkat untuk memberi berkat, dan tangan kirinya memegang bola kristal.
Dikutip dari Daily Mail pada Jumat (17/11/2017), Sotheby's saat itu mengatakan bahwa pelukisnya adalah seniman Italia bernama Giovanni Antonio Boltraffio yang berkarya pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16.
Harga jualnya hanya 45 pound sterling (setara dengan 925 pound sterling masa kini). Pembelinya pun seorang kurang terkenal bernama "Kuntz." Lukisan itu kemudian dibawa menyeberang Samudra Atlantik.
Pada Rabu malam lalu di New York, lukisan itu dilelang lagi. Pelelangan kali ini dilakukan oleh balai lelang Christie's yang merupakan pesaing Sotheby's.
Harga akhir pelelangan kali ini bertengger pada US$ 450,3 juta, setara dengan 341 juta pound sterling–-suatu peningkatan harga hingga 7,5 juta kali lebih mahal. Dalam rupiah, nilainya sekitar Rp 6 triliun.
Pembeli yang melelang melalui telepon tidak ingin diumumkan namanya. Ia memenangi lukisan itu setelah proses lelang seru selama 19 menit.
Lonjakan Harga 7,5 Juta Kali Lebih Mahal
Ada alasan mengapa harga lukisan itu bisa melejit sedemikian mahalnya. Salvatore Mundi diduga merupakan karya Leonardo da Vinci, seorang seniman besar yang jauh lebih tersohor daripada Boltraffio.
Hasil lelang memang menyenangkan bagi Christie’s, tapi beredar pertanyaan tentang kesediaan orang membayar hingga hampir Rp 2,1 miliar per sentimeter persegi.
Siapa yang membeli lukisan itu? Bagaimana dia bisa yakin bahwa yang dibelinya adalah karya asli Leonardo da Vinci? Bagaimana riwayat lukisan itu?
Kita bisa memastikan bahwa Salvator Mundi bukan dibeli oleh sebuah galeri, karena tidak banyak galeri yang sanggup membayar harga tersebut.
Jadi, kemungkinan besar, karya itu dibeli oleh seseorang, mungkin miliarder Rusia, China, atau Arab yang mencari sesuatu untuk dekorasi istana atau superyacht miliknya.
Satu kemungkinan kandidat pembelinya adalah Liu Yiqian, seorang mantan sopir taksi di China yang kemudian menjadi investor miliarder.
Pada 2015, dia pernah membayar US$ 170,4 juta ditambah biaya-biaya lain untuk membeli lukisan Modigliani. Namun, dari unggahan media sosial miliknya dapat diduga bahwa ia adalah seorang kalah dalam lelang.
Advertisement
Silang Pendapat Para Pakar
Bukan hanya pembelinya yang misterius, karena asal-usul pastinya lukisan itu pun diduga bukan oleh Leonardo, atau hanya sebagian saja yang dikerjakannya.
Dr. Carmen Bambach, seorang spesialis seni Renaissance Italia di Metropolitan Museum of Art, New York, pernah menuliskan pada 2012, "Setelah mempelajari dan mengikuti lukisan itu saat perawatan konservasinya, dan melihatnya dalam konteks pameran (di London National Gallery pada 2011), sebagian besar yang di permukaannya mungkin dibuat oleh Boltraffio, tapi kerangkanya memang oleh Leonardo."
Pakar lukisan rennissance Profesor Charles Hope menyatakan, "Saya bukan yang percaya bahwa ini Leonardo asli. Menurut saya, lukisannya benar-benar membosankan, dan ketika digantung bersama dengan beberapa Leonardo asli, tidak kelihatan bagus."
"Saya ogah menggantungnya pada dinding saya. Sejujurnya, klaim bahwa itu karya Leonardo keterlaluan. Tidak ada orang waras yang menduga begitu. Ada banyak yang mirip Leonardo di dunia ini."
Yang lebih mengkhawatirkan adalah tidak adanya bukti kontemporer (pada masa itu) bahwa Leonardo adalah pelukis Salvator Mundi.
Seniman Michael Daley dari ArtWatch UK yang berkampanye melindungi integritas karya-karya seni, mengatakan, "Tidak ada catatan yang menjelaskan bahwa Leonardo pernah melukisnya."
"Kita harus ingat bahwa dia adalah seseorang yang sangat terkenal dan ada banyak catatan tentang apa yang dilakukannya. Tidak ada apa pun tentang lukisan ini."
Walaupun ada banyak keraguan, para pakar di Christie's yakin bahwa lukisan itu memang sungguhan. Salah satunya adalah Martin Kemp, profesor emeritus bidang sejarah seni di Oxford University. Ia berkukuh membela keaslian lukisan.
Melalui acara Today di Radio 4 di Inggris pada 15 November, ia menyatakan, "Ada segelintir orang yang mengaku kritikus beramai-ramai mengatakan, 'Itu tidak mungkin Leonardo,' walau semua cendekiawan utama tentang Leonardo yang secara sistematis ditunjukkan di National Gallery (pada 2012) menerima bahwa itu adalah karya Leonardo."
Ketika ditanya apakah ia yakin bahwa lukisan itu merupakan karya Leonadro, Profesor Kemp menjawab, "Lukisannya sangat Leonardo…lukisan itu memiliki kehadiran luar biasa yang dimiliki Leonardo."
Berganti-ganti Pemilik
Lalu bagaimana lukisan itu tadinya dikira karya Boltraffio dan kemudian diterima sebagai karya Leonardo?
Transformasi itu terjadi tak lama setelah 2005, ketika dealer seni Alexander Parish dari New York membelinya senilai US$ 10 ribu dalam penjualan harta waris suatu keluarga.
Lukisan itu retak-retak parah dan sempat tertimpa cat lain, tapi Parish dan konsorsiumnya membayar biaya restorasi, lalu sejumlah pakar mengakuinya sebagai karya Leonardo.
Dua tahun kemudian, Parish dan rekan-rekannya menjual Salvator Mundi kepada seorang pebisnis dan dealer seni Swiss bernama Yves Bouvier yang dilaporkan membayar antara US$ 75 hingga 80 juta.
Beberapa bulan kemudian Bouvier menjualnya pada US$ 127,5 juta kepada miliarder pebisnis kalium karbonat bernama Dmitry Rybolovlev dari Rusia.
Pada 2014, Rybolovlev mendapat perintah pengadilan untuk membayar US$ 4,5 miliar kepada mantan istrinya. Perceraian mereka disebut-sebut sebagai kesepakatan cerai termahal sedunia.
Mungkin itulah alasan Rybolovlev menjual lukisan itu pada Rabu lalu melalui balai lelang Christie’s yang hadir di Hong Kong, San Francisco, London, dan New York.
Seni sekarang ini telah sedemikian komersial sehingga lukisan-lukisan dibeli dan dijual sekadar spekulasi judi oleh para miliarder. Ada kemungkinan bahwa pembeli misterius Salvator Mundi hanya memikirkan agar lukisan itu meraup keuntungan.
Advertisement