Liputan6.com, Melbourne - Seorang pria asal negara bagian Victoria, Australia, harus berjuang untuk bertahan hidup. Hal itu terjadi setelah luka ringan di jarinya menjadi terinfeksi bakteri pemakan daging yang mematikan.
Keluarganya mengatakan bahwa Jeff Beck, dari Moe, di tenggara Victoria, harus merelakan seperempat daging di badannya untuk memotong jaringan yang terinfeksi.
Baca Juga
Dikutip dari Australia Plus, Minggu (19/11/2017), pria berusia 55 tahun itu mulai merasakan gejala seperti flu pada tanggal 3 November 2017. Sehari kemudian, ia dibawa ke rumah sakit setempat di Traralgon, di mana ia didiagnosa menderita fasciitis nekrosis -- peradangan yang menghancurkan kulit dan jaringan lembut.
Advertisement
Ayah empat anak ini lalu dibawa ke Rumah Sakit Alfred di Melbourne, di mana ia telah menjalani beberapa operasi untuk mengangkat jaringan nekrotik.
"Sejauh ini, seperempat batang tubuh Jeff diangkat untuk memotong jaringan yang mati," tulis keluarga di halaman penggalangan dana daring, yang disiapkan untuk membayar tagihan medis dan biaya lainnya.
"Mereka sekarang memberinya perawatan ruang hiperbarik dua kali sehari untuk membantu menghentikan penyebaran infeksi dan juga mengobati luka terbuka yang besar.”
"Ini hanya disebabkan oleh luka kecil di jarinya yang ia alami di tempat kerja -- sesuatu yang terjadi hampir setiap hari saat Anda melakukan pekerjaan fisik."
Penggalangan dana daring itu telah mengumpulkan lebih dari 20.000 dolar Australia atau setara Rp 200 juta.
Takut dan bingung
Beck dibuat dalam kondisi koma pada tanggal 6 November dan hanya diberi obat penenang 10 hari kemudian.
"Saya benar-benar terpesona oleh betapa kuatnya ayah," kata sang putri, Stephanie Beck, dalam sebuah status pada 16 November.
"Saya duduk di samping Ayah dan ia bisa menanggapi pertanyaan saya dengan berkedip."
Fasciitis nekrosis sering berakibat fatal bagi mereka yang terkena. Namun, keluarga Beck yakin ia akan sembuh.
"Perawat mengatakan bahwa ia (bakteri) benar-benar menghancurkannya," tulis Stephanie.
"Ia jelas akan sangat takut dan bingung ketika terbangun karena ia tidak tahu apa yang telah terjadi padanya -- terakhir kali ia terbangun ia mengira dirinya baru terkena flu.”
"Meskipun ini akan menjadi jalan yang sangat, sangat panjang ke depannya mengingat ayah harus menjalani beberapa cangkok kulit, kami semua sangat bersyukur atas perawatan yang telah diterimanya," kata Stephanie.
Advertisement