Sukses

20-11-1990: 'Kanibal' Rusia yang Bunuh 53 Orang Ditangkap

53 korban dari kanibal dijuluki "The Butcher of Rostov" tersebut terdiri dari 21 bocah laki-laki, 14 bocah perempuan dan 18 wanita dewasa.

Liputan6.com, Moskow - Hari itu, 20 November 1990, keresahan warga Rostov, Rusia setidaknya mulai terhenti. Si pria bengis Andrey Chikatilo akhirnya ditangkap Kepolisian Rusia. Ia merupakan pembunuh berantai dan kanibal yang telah menghabisi nyawa sekitar 53 orang dalam kurun waktu 12 tahun.

Seperti dimuat Russiapedia, 53 korban dari Chikatilo yang dijuluki "The Butcher of Rostov" tersebut terdiri dari 21 bocah laki-laki, 14 bocah perempuan dan 18 wanita dewasa yang tewas dibunuh di sekitar kawasan Rostov.

Pembunuhan pertama Chikatilo dilakukan terhadap seorang bocah perempuan berusia 9 tahun di rumah pelaku pada tahun 1978. Saksi mata melihat pelaku dan korban di luar rumah, sebelum akhirnya sang bocah dinyatakan menghilang. Sementara istri pelaku, membantu Chikatilo bebas dari tuduhan dengan sejumlah kesaksian palsu kepada polisi.

Chikatilo melanjutkan aksi sadisnya terhadap sejumlah korban. Dari tahun 1978 hingga tahun 1983, ia telah melakukan 7 kali pembunuhan.

Sementara itu, awal tahun 1984, seorang pemuda bernama Aleksandr Kravchenko yang dieksekusi mati karena terbukti melakukan pemerkosaan. Eksekusi mati membuat Chikatilo takut dan 'tobat' untuk sementara.

Tak lama, baru beberapa bulan, Chikatilo kambuh, melanjutkan aksi pembunuhannya. Terhitung hingga akhir tahun 1984, ia telah membunuh 15 orang. Polisi pada akhirnya berhasil menangkap pria tersebut. Namun dalam penyelidikan, aparat tak berhasil menemukan bukti yang kuat, kendati Chikatilo tetap dikurung penjara sekitar 3 bulan.

Saat sudah bebas dari penjara, Chikatilo melanjutkan aksinya. Membunuh, memutilasi dan menyembunyikan potongan jasad korban. Modus pembunuhan terbaruk yang dilakukan si penjagal yakni dengan mengincar orang-orang yang berada di kereta api.

Polisi kemudian memfokuskan penyelidikan dan upaya penangkapan terhadap Chikatilo dengan menjaga ketat stasiun kereta api. Juga berpatroli menyamar dengan menggunakan pakaian preman di dalam kereta. Awal November, seorang detektif berhasil menemukan Chikatilo datang dari hutan dengan adanya bekas darah di pipinya, serta luka parah pada jarinya.

Aparat kemudian menghentikan dan memeriksanya. Namun karena tidak memiliki cukup bukti, polisi melepas Chikatilo.

Keesokan harinya, seorang pejalan kaki menemukan mayat seorang gadis di hutan yang sama sewaktu Chikatilo terlihat. Polisi masih belum bisa menangkap karena tak menemukan bukti yang kuat. Pada akhirnya, 20 November 1990, polisi memergoki Chikatilo sedang berusaha keras menjerat korbannya, seorang anak muda. Aparat langsung menangkap Chikatilo.

Chikatilo disidang dan dinyatakan bersalah telah melakukan pembunuhan lebih dari 30 kali dengan korban sekitar 50 orang. Ia dieksekusi mati dengan tembakan peluru yang menghunus bagian belakang kepalanya, pada 14 Februari 1994.

Sejarah lain mencatat pada 20 November 1992, Xanana Gusmão ditangkap oleh tentara Indonesia setelah bergerilya di Timor Timur. 20 November 2006, Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini hanya berlangsung selama enam jam.