Sukses

Hadiri KTT ASEM, Menlu Retno Bahas Kelapa Sawit hingga Rakhine

Sejumlah agenda diusung Menlu Retno saat menghadiri KTT ASEM ke-13 di Myanmar pada Senin 20 November 2017.

Liputan6.com, Naypyidaw - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Europe Meeting (KTT ASEM) ke-13 di Naypyidaw, Myanmar pada Senin 20 November 2017.

Ia membahas sejumlah isu, seperti hubungan bilateral, ekonomi dan perdagangan serta penyelesaian konflik.

"Perdamaian dan pembangunan berkelanjutan adalah 2 sisi pada mata uang yang sama. Tanpa perdamaian tidak ada pembangunan berkelanjutan dan tanpa pembangunan, perdamaian dapat terancam," demikian ditegaskan Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri KTT ASEM seperti dikutip dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (21/11/20170).

KTT ASEM kali ini mengambil tema 'Strengthening Partnership for Peace and Sustainable Development'.

Indonesia menganggap kontribusi dari 53 negara anggota KTT ASEM sangat penting untuk perdamaian dan stabilitas di kedua kawasan. Menlu Retno menyerukan 3 bidang kerja sama konkret yang perlu ditingkatkan, yaitu penanggulangan terorisme dan radikalisme, perang melawan perdagangan narkoba dan penangkapan ikan secara ilegal (IUU Fishing).

Selain ketiga bidang kerja sama tersebut, Retno juga secara khusus mengangkat isu diskriminasi komoditas kelapa sawit Indonesia di pasar Uni Eropa, termasuk yang dilakukan anggota parlemen Uni Eropa.

Menlu juga menjelaskan, kampanye negatif dan diskriminasi yang dilakukan di Uni Eropa tidak saja berdampak kepada citra negara-negara penghasil kelapa sawit, namun juga lebih besar dampaknya bagi kehidupan sekitar 17 juta orang di Indonesia yang bergantung pada ekspor komoditas crude palm oil (CPO).

"Terdapat keterkaitan erat antara kelapa sawit dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, sehingga produk kelapa sawit harus disikapi adil di pasar Uni Eropa," tegas mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu.

Mengakhiri pernyataan pada sesi pleno KTT ASEM, Retno menekankan pentingnya penyelesaian konflik dan krisis dalam menjaga perdamaian di kawasan masing-masing. Dalam hal ini, ia kembali menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung penyelesaian masalah di Rakhine, Myanmar.

Menlu ikut melakukan lebih dari 10 pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEM, antara lain dengan Jerman, Perancis, Irlandia, Selandia Baru, Finlandia, Denmark, Bangladesh, Swedia, Norway dan Uni Eropa. Dalam rangkaian pertemuan bilateral itu, ia membahas beragam isu, salah satunya perkembangan situasi di Rakhine.

KTT ASEM dibentuk di Bangkok pada 1996. Forum dialog itu saat ini beranggotakan 21 negara di Asia, 30 negara Eropa, Sekretariat ASEAN dan Uni Eropa yang mereprentasikan 57 persen Produk Domestik Bruto (GDP) dan 66 persen perdagangan dunia.

Video Terkini