Liputan6.com, Beijing - Sajian seafood atau makanan laut memang dikenal akan kelezatannya. Terlebih jika olahan makanan tersebut dibuat dari bahan-bahan yang segar.
Menyantap daging mentah seperti sushi adalah hal yang lazim kita dengar. Tetapi, menyantap sajian makanan laut yang masih dalam keadaan hidup terdengar tak biasa.
Dilansir dari laman Daily Mail, Selasa (21/11/2017), sebuah video di China seketika viral dan jadi bahan perbincangan netizen di media sosial.
Advertisement
Baca Juga
Dalam rekaman tersebut terlihat beberapa orang tengah makan di sebuah restoran. Ada begitu banyak menu sajian laut seperti gurita dan ikan.
Namun ada hal aneh dari makanan tersebut. Pada rekaman terlihat seekor ikan yang telah diiris-iris dagingnya. Tetapi mulut ikan itu terlihat bergerak-gerak, mengatup dan membuka.
Itu berarti, ikan tersebut masih hidup dan sengaja disajikan di atas meja dalam kondisi yang mengenaskan. Selain ikan, ada pula beberapa ekor gurita yang menggeliatkan tentakelnya.
Oleh seorang pria, seekor gurita yang masih menggeliat dimasukkan ke dalam saus dan langsung disantap.
Ternyata, tak hanya sajian laut yang disantap oleh pelanggan restoran tersebut. Ada sejumlah belut yang masih dalam keadaan hidup jadi korban hawa napsu mereka.
Hal yang tampak mengerikan dan membuat netizen bergumam adalah ketika seseorang memasukan semangkuk belut yang masih hidup ke dalam air kaldu mendidih.
Cara memasukkan belut tersebut pun juga menuai kecaman. Pasalnya, belut tersebut dimasukkan dengan cara yang begitu sadis, yaitu dilempar begitu saja ke dalam panci berisi kaldu mendidih.
Beberapa di antaranya ada yang menggeliat ke luar dari panci dan berserakan di atas meja. Oleh seorang pria, panci itu kemudian ditutup rapat agar daging belut matang di air mendidih.
Menanggapi hal ini, Wendy Higgins dari Humane Society International mengatakan bahwa video tersebut benar-benar memuakkan dan begitu kejam terhadap hewan.
"Memang benar tidak ada undang-undang untuk melindungi hewan seperti ini di China. Tetapi, sebagai manusia kita perlu punya perasaan terhadap hewan," ujar organisasi tersebut.
Â
Gemar Makan Hewan Langka
Jika berita sebelumnya menunjukkan sekelompok orang di China yang gemar menyantap seafood dengan cara yang tak lazim, maka beda dengan wanita asal Shenzhen, China yang satu ini.
Ia dikenal oleh masyarakat luas sebagai 'Putri Trenggiling' gara-gara ia memperlihatkan kegemarannya menyantap hewan yang terancam punah kepada media sosial China dan polisi.
Pada Februari 2017, seorang pengguna Weibo memposting sebuah tulisan yang dibuat pada 2011 dan 2012 dengan nama 'Zhanfangdeduoduo'. Dalam tulisan itu, ia memperkenalkan cara diet yang dianggap ilegal di negara tersebut.
Tulisan tersebut menunjukkan beberapa makanan yang salah satunya dinamakan Eight Animal Stew atau rebusan delapan hewan. Dalam makanan itu, terdapat hewan langka yang dilindungi seperti trenggiling, angsa dan ular yang direbus bersama-sama selama lima jam.
Wanita itu mengatakan bahwa rebusan itu sangat bergizi.
"Sop ulat dan jamur serta trenggiling juga sangat lezat," unggah wanita tersebut di Weibo seperti dikutip dari Strait Times.
Selain mengunggah foto-foto makanan, wanita itu juga mem-posting foto bahan makanan saat hewan tersebut masih hidup.
Menurut laporan media Sina, setelah foto-foto itu beredar di media sosial China, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan. Tak lama kemudian, seorang wanita bermarga Lin ditahan dan diperiksa oleh petugas di Shenzhen, China.
Polisi di Shenzhen juga menjalin kerja sama dengan pihak berwenang di Guangxi, yang saat ini tengah menyelidiki pejabat setempat atas dugaan menjamu daging trenggiling untuk tamu VIP.
Trenggiling adalah mamalia yang terkadang disebut juga sebagai hewan bersisik pemakan semut. Merupakan binatang yang langka dan menggemaskan, tetapi diburu di China untuk dijadikan bahan untuk baju baja.
Trenggiling juga diyakini oleh para praktisi pengobatan tradisional China, untuk membantu menyembuhkan kanker dan asma.
Selain itu, daging trenggiling juga sangat lezat. Di pasar gelap, binatang itu dapat dijual seharga 5.000 yuan atau seharga Rp 10 juta rupiah per kilogram. Sering kali pihak berwenang di China menyita pengiriman trenggiling ilegal dan sisiknya dari para penyelundup.
Pada 2015, petugas bea cukai Shanghai di Bandara Internasional Pudong menyita sekitar 249 kilogram sisik trenggiling yang diangkut di sembilan koper hitam.
Trenggiling adalah hewan nasional yang dilindungi di China. Itu artinya, siapa pun yang menangkap, membunuh, membeli atau menjual hewan tersebut terancam hukuman 10 tahun penjara.
Advertisement