Liputan6.com, Seoul - Komando militer multinasional PBB di Korea Selatan (UN Command South Korea) merilis sebuah rekaman video yang menegangkan. Video viral itu menunjukkan momen ketika sejumlah serdadu Korea Utara menembaki seorang rekannya saat melarikan diri untuk membelot ke Korea Selatan.
Peristiwa itu terjadi di area perbatasan kedua negara pada 13 November 2017.
Tentara yang menjadi sasaran penembakan berhasil selamat usai mendapat pertolongan dari militer Korea Selatan. Kini, korban tengah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit militer di Negeri Ginseng.
Advertisement
Dalam video yang dirilis UN Command South Korea, peristiwa itu terjadi pada 13 November sekitar pukul 11.11 waktu setempat.
Korban -- yang diketahui berusia 20 tahunan -- berhasil menghindari lebih dari 40 timah panas yang ditembakkan ke arahnya. Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (22/11/2017).
Baca Juga
Awalnya, sang serdadu muda kabur dari pos penjagaannya di Joint Security Area di Panmugak, teritori DMZ Korea Utara untuk menuju Freedom House di Panmujom, Korea Selatan dengan menggunakan sebuah mobil jip.
Jip itu melintas di sebuah pos penjagaan tentara Korut dan memancing perhatian sejumlah tentara yang ada di dalamnya. Mereka akhirnya mulai membuntuti jip tersebut.
Beberapa saat kemudian, di dekat monumen Kim Il-sung, korban berhenti di balik pepohonan, keluar dari mobil jip tersebut, dan lanjut berlari.
Saat paling dramatis terjadi ketika beberapa tentara Korut yang mengikutinya mulai melepas tembakan. Salah satu di antara mereka bahkan merangkak agar dapat membidik secara lebih akurat.
Tak lama, korban terlihat terpincang-pincang saat mulai mendekati Zona Demiliterisasi Korsel - Korut (DMZ). Beberapa langkah di belakang sang serdadu muda, tampak sejumlah rekan militer Korut mulai mendekat.
Korban kemudian jatuh tergeletak di antara tumpukan dedaunan dan tentara AS dan Korsel harus merangkak ke sana untuk menyelamatkannya. Yang bersangkutan lantas dilarikan ke rumah sakit di Suwon, Korea Selatan menggunakan helikopter PBB untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut The Times, "Rekan-rekan korban menembakinya dengan lebih dari sekitar 40 butir peluru sebagai upaya untuk menghentikan kepergiannya yang putus asa (dari Korut ke Korsel) lewat akses di Panmunjom yang masih terbebas dari kawat berduri dan ranjau darat."
UN Command in South Korea mengatakan bahwa aksi tentara Korea Utara yang menembaki korban tersebut merupakan sebuah pelanggaran atas Armistice Agreement atau Perjanjian Gencatan Senjata Korut-Korsel.
Pelanggaran itu disebabkan karena para pelaku melewati Garis Demarkasi Militer Korsel dan melepas tembakkan di kawasan tersebut.
Berikut detik-detik penembakan terhadap tentara Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan:
Â
Sudah Sadarkan Diri
Seperti dikutip dari News.com.au, korban sempat kritis dan tak sadarkan diri, namun kemarin telah perlahan pulih. Kendati demikian, korban mengalami trauma atas kejadian tersebut.
Saat sadar, korban langsung meminta makanan dan minuman.
Sebelumnya, korban sempat menjalani dua operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang.
Saat diperiksa, dokter juga menemukan cacing gelang sepanjang 27 cm di tubuhnya.
"Dia baik-baik saja," kata ahli bedah utama Lee Cook-Jong pada sebuah konferensi pers di rumah sakit militer di Suwon, Korea Selatan. "Dia tidak akan mati."
Advertisement