Liputan6.com, Sochi - Presiden Suriah Bashar al-Assad memeluk Vladimir Putin saat keduanya bertemu di Sochi, Rusia, pada Senin 20 November. Dalam pertemuan tersebut, Putin melontarkan pujian terhadap Assad dan perjuangannya dalam melawan ISIS.
"Suriah berjuang dalam perang melawan teroris... rakyat Suriah mengalami cobaan yang sulit dan secara bertahap mendekati putaran akhir dari serangan teroris yang tak terelakkan," demikian pernyataan Putin yang dilansir kantor berita Sputnik seperti Liputan6.com kutip dari CNN pada Rabu (22/11/2017).
Baca Juga
Pernyataan tersebut dirilis Sputnik pada Selasa 21 November.
Advertisement
ISIS, sebuah kelompok teroris yang telah memperluas penolakannya terhadap Assad dan pemerintah Irak belum lama ini dikabarkan mengalami kerugian besar menyusul jatuhnya sejumlah kota yang mereka kuasai, termasuk Raqqa. Wilayah yang dijuluki ibu kota ISIS tersebut jatuh bulan lalu.
Jatuhnya ISIS dimungkinkan akibat serangan pasukan Suriah. Selain itu, serangan pasukan Barat yang mendukung pertempuran pasukan Kurdi, Demokratik Suriah dan kelompok milisi Arab lainnya di medan darat juga membantu mengalahkan ISIS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Selasa mengatakan bahwa Amerika Serikat secara selektif mendukung kelompok teroris karena "mendukung agenda mereka" di kawasan. Klaim tersebut kemudian diperkuat oleh Kementerian Pertahanan Rusia yang menggunakan video game untuk membuktikan bahwa serangan AS di Suriah telah membantu kelompok ISIS.
Pascapertemuannya dengan Assad, Putin mengatakan akan mendiskusikan konflik Suriah dengan sejumlah pemimpin negara lainnya seperti Amerika Serikat, Irak, Mesir, Arab Saudi dan Yordania.
"Berdasarkan pertemuan dengan Presiden Assad, saya akan mengadakan konsultasi dengan para pemimpin negara tersebut. Hari ini, (Selasa) pembicaraan dengan Emir Qatar telah direncanakan dan besok dengan Presiden AS Donald Trump dan kemudian dengan para pemimpin negara-negara di kawasan," kata Putin.
'Pertemuan Pertama'
Pertemuan Putin dan Assad pada Senin lalu merupakan yang pertama sejak Oktober 2015.
Putin dan pemerintahannya telah menjadi salah satu pendukung utama rezim Assad, baik secara militer maupun dalam membantu menegosiasikan gencatan senjata dalam perang saudara yang telah berlangsung lama.
Konflik antara Assad dan pemerontak Suriah pecah pada Maret 2011.
Tatap muka Putin dan Assad digelar jelang pertemuan puncak trilateral pada Rabu antara Rusia, Turki dan Iran. Demikian dilansir media pemerintah Suriah, SANA.
"Keberhasilan telah dicapai, baik di medan perang (dan) di level politik. Banyak daerah di Suriah telah dibebaskan dari teroris dan warga sipil yang mengungsi dari daerah tersebut kini bisa kembali," ungkap Assad.
Advertisement