Liputan6.com, Buenos Aires - Suara ledakan terdengar di laut dalam Samudra Atlantik, di dekat tempat kapal selam Argentina menyelam, beberapa jam sebelum kapal itu melakukan komunikasi terakhir dan akhirnya dilaporkan hilang pada Rabu 15 November 2017 lalu.
Kabar itu datang dari Angkatan Laut Argentina usai menerima laporan analisis berbagai lembaga multinasional terhadap rekaman sinyal dan suara dari ARA San Juan -- yang berawak 44 orang -- yang terdeteksi pada hari kapal selam itu menghilang.
Analisis dilakukan oleh lembaga negara Amerika Serikat dan badan monitor persenjataan nuklir internasional berbasis di Vienna, Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO)
Advertisement
Juru Bicara AL Argentina, Enrique Balbi menyampaikan, hasil analisis memperdengarkan suara abnormal 'tunggal, pendek, dan bernada kasar' yang konsisten dengan suara ledakan non-nuklir. Demikian seperti dikutip dari The Washington Post, Jumat (24/11/2017).
Baca Juga
Suara ledakan terdengar di kedalaman 48 km, tak jauh dari lokasi ARA San Juan kala terakhir kali melakukan komunikasi sebelum hilang.
Balbi juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab suara ledakan itu.
Meski begitu, ia menegaskan skenario bahwa ARA San Juan diserang dengan misil oleh alutsista lain, karena tak ada bukti yang mendukung teori tersebut.
Kabar terbaru menyebut bahwa CTBTO menemukan 'sinyal tak biasa' di lokasi terakhir ARA San Juan melaporkan komunikasi.
Skenario Tenggelam atau Mengambang
Temuan terbaru itu menambah ragam skenario seputar kejadian yang mungkin menimpa kapal ARA San Juan, yang -- sebelum hilang kontak -- terakhir terlihat di Teluk San Jorge pada Rabu 15 November 2017, beberapa ratus kilometer di lepas pantai wilayah Patagonia, Argentina selatan
Sebelumnya, Argentina menduga bahwa kapal selam itu mungkin tenggelam di dasar laut bersama dengan seluruh 44 awaknya. Jika skenario itu benar-benar terjadi, maka tim pencari harus berpacu melawan waktu, agar sesegera mungkin mampu menyelamatkan seluruh awak di dalam kapal selam yang mungkin sudah mulai kekurangan pasokan oksigen.
Kapal selam kepunyaan Argentina itu hanya memiliki pasokan oksigen untuk misi penyelaman selama 7 - 10 hari, kata para ahli seperti dikutip dari CNN.
Beberapa pihak juga memikirkan skenario lain. Mungkin saja, ARA San Juan -- sebelum hilang kontak -- telah terlebih dahulu mengambang di atas permukaan air laut.
Jika seperti itu, pasokan oksigen mungkin tak menjadi masalah. Namun, ombak dan badai laut akan memperburuk situasi kapal.
Akan tetapi, kabar baiknya, cuaca di kawasan perairan Teluk San Jorge tak berada dalam kondisi ekstrem dalam beberapa hari terakhir, sehingga mampu memperlancar proses pencarian kapal selam milik Argentina tersebut.
Namun, menurut laporan National Public Radio (NPR), cuaca di kawasan mulai ganas, dengan ombak setinggi enam meter dan embusan angin berkecepatan 80 km/jam.
Hilang Kontak Pada Rabu 15 November 2017
Seperti dikutip dari BBC, ARA San Juan tengah dalam perjalanan pulang dari misi rutin di Ushuaia untuk kembali ke pelabuhan asalnya di Mar del Plata. Kapal tersebut dijadwalkan tiba di tempat tujuan pada Minggu 19 November 2017.
Sebelum hilang kontak, ARA San Juan terakhir terlihat di Teluk San Jorge pada Rabu 15 November 2017, beberapa ratus kilometer di lepas pantai wilayah Patagonia, Argentina selatan dan hampir separuh jalan menuju destinasi akhir.
ARA San Juan dilaporkan sempat mengalami putus listrik sebelum hilang kontak.
Keluarga Korban Mulai Putus Asa
Meski AL Argentina -- yang dibantu oleh belasan negara -- tak pantang menyerah untuk menemukan para awak ARA San Juan, kerabat korban mulai putus asa. Terlebih usai mendengar kabar tentang suara ledakan yang terdengar sebelum kapal selam itu menghilang.
Beberapa kerabat bahkan menyebut para awak dengan kontoasi yang seakan-akan menggambarkan bahwa mereka telah meninggal.
Tak hanya sedih dan duka, amarah turut meletup-letup dari beberapa keluarga korban.
Mereka mencerca AL Argentina yang dianggap keliru dalam mengelola situasi darurat, seakan-akan menunda-nunda pencarian berskala penuh, dan terlalu lama bergantung pada informasi yang tidak akurat.
Jika awak ARA San Juan benar-benar tewas, maka peristiwa itu akan menjadi bencana kapal selam yang paling mematikan sejak tenggelamnya Kursk -- kapal Rusia yang hancur akibat salah tembak -- dan menimbulkan korban jiwa terbesar dalam sejarah militer Argentina sejak Perang Falklands 1982.
Belasan Negara Berpartisipasi
Sejumlah kapal milik belasan negara dilaporkan telah berpartisipasi dalam misi pencarian kapal selam Argentina yang hilang di Teluk San Jorge, Amerika Selatan sejak pekan lalu.
Di samping Argentina , negara yang terlibat dalam misi pencarian itu antara lain, Amerika Serikat, Brazil, Chile, Kolombia, Prancis, Jerman, Peru, Afrika Selatan, Uruguay, Inggris dan Rusia. Demikian seperti dikutip dari BBC.
Belasan negara itu mengerahkan berbagai kapal militer, dagang, nelayan, kapal sains, sejumlah perahu, dan beberapa pesawat maritim, beserta para personelnya.
Advertisement