Liputan6.com, New York - Seorang guru taman kanak-kanak di New York ditangkap oleh kepolisian setempat ketika katahuan memiliki setumpuk celana dalam di kamar tidurnya.
Setelah diperiksa, keseluruhan celana dalam yang ditemukan adalah milik murid-muridnya yang masih terbilang bocah.
Dilansir dari laman New York Post, (24/11/2017), pria tersebut diketahui bernama Roland Yockel. Ia tercatat sebagai guru TK di Brockport Central School.
Advertisement
Pria berusia 30 tahun itu didakwa atas tuduhan tindakan pornografi anak setelah agen Unit Investigasi Kriminal Homeland Security menyerbu rumahnya yang berada di wilayah Hilton, New York.
Baca Juga
Begitu masuk, polisi yang bertugas menemukan puluhan keping video seks dan foto porno anak-anak berusia empat sampai tujuh tahun.
Menurut polisi, tumpukan celana dalam yang ditemukan oleh petugas didapat oleh Yockel berkat hasil curian. Kala itu, para murid TK sedang berkemah. Pada momen itulah, Yockel mencuri celana dalam para anak didiknya.
Meski kedapatan mencuri celana dalam dan punya koleksi film porno anak, pria tersebut mengaku bahwa dirinya tak melakukan tindakan kekerasan seksual kepada anak di bawah umur.
Kini, Yockel harus menghadapi ancaman penjara selama 20 tahun penjara apabila terbukti bersalah.
Pihak Brockport Central School -- tempat para korban bersekolah -- belum berkomentar soal insiden celana dalam.
Sebelum menjadi guru, Yockel diketahui bekerja sebagai koordinator perkemahan musim panas di Hamlin Recreation.
Â
Wanita Cantik Curi Ratusan Pasang Celana Dalam
Insiden pencurian celana dalam juga pernah terjadi di Georgia, Amerika Serikat. Pihak berwenang mengatakan seorang wanita kedapatan mencuri 131 pasang celana dalam dari Walmart dekat Kennesaw pada Juni 2015.
Seluruh celana dalam hasil curian senilai 749,95 dolar Amerika. Polisi mengungkapkan, wanita yang bernama Julia Marie Jones (22) telah berupaya menyembunyikan celana dalam di tasnya.
Jones didakwa dengan pencurian kejahatan mengutil dan direncanakan dikirim ke penjara Cobb County.
Dari status unggahannya, Jones mengeluh tentang kejahatan yang dituduhkan kepada dirinya. Ia menandai beberapa teman Facebook untuk berbagi cerita.
"Sebelum Anda memutuskan kepada satu kesimpulan. Anda semua harus berhenti untuk mempertimbangkan segala kemungkinan penyebab di balik kasus yang terjadi," tulis Jones di akun Facebook-nya.
Advertisement