Sukses

Paus Fransiskus Akan Mulai Lawatan ke Myanmar dan Bangladesh

Pada Senin 27 November, Paus Fransiskus akan memulai lawatannya selama enam hari ke Myanmar dan Bangladesh.

Liputan6.com, Roma - Paus Fransiskus akan memulai lawatannya selama enam hari ke Myanmar dan Bangladesh pada Senin 27 November.

Lawatan kedua negara tersebut ditujukan untuk meredakan pertikaian antaragama dan etnis yang terjadi.

Kunjungan itu dinilai akan berdampak besar bagi umat Katolik di kedua negara, yang saat ini tengah ramai diperhatikan dunia terkait krisis Rohingya. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (27/11/2017).

Warga Katolik di Myanmar dan Bangladesh saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk diskriminasi dan ancaman kekerasan. Mereka berharap, kunjungan Paus Fransiskus akan menyoroti penderitaan seputar warga miskin dan kaum minoritas.

Katolik sendiri diperkenalkan di Myanmar pada saat Kolonialisme Inggris menguasai tanah tersebut selama satu abad, dan baru merdeka pada 1948.

Sementara itu, kunjungan Paus ke Bangladesh berlangsung di tengah ketegangan antar kelompok beragama. Menurut laporan, kelompok Islam radikal di sana melakukan aksi penyerangan terhadap pendeta dan para pengikutnya.

2 dari 2 halaman

Kelompok Garis Keras Tolak Kunjungan Paus ke Myanmar?

Sebelumnya, rencana lawatan Paus Fransiskus ke Myanmar sempat dikabarkan akan ditolak oleh sebagian kelompok di sana.

Advokat HAM London yang telah menulis beberapa buku mengenai Myanmar, Benedict Rogers, menyambut baik lawatan Paus tersebut.

"Paus, sebagai tokoh dunia dan pemimpin agama, punya potensi untuk menyampaikan hal baik dalam situasi ini," ucap Rogers.

Kendati demikian, Rogers tidak yakin, Paus dapat diterima dengan baik di Myanmar.

Rogers beralasan kelompok Buddha garis keras Ma Ba Tha, punya pandangan berbeda. Bisa saja, grup tersebut menganggap Paus sebagai seorang sosok antagonis pro-Rohingya, bukan seorang pembawa damai.

"Ada potensi tindakan negatif yang datang dari kelompok Ma Ba Tha," ucap dia.

Kecemasan Rogers tampaknya jadi kenyataan. Sebab, kelompok Ma Ba Tha telah memberi peringatan terhadap Paus tidak memakai lawatan demi memperjuangkan kelompok Rohingya.

"Etnis Rohingya tidak ada di negara kami. Tapi, Paus percaya mereka berasal dari sini, itu salah," sebut Pemimpin Ma Ba Tha, Ashin Wirathu.

Wirathu menduga lawatan itu bukan membawa damai. Namun lebih sebagai kunjungan politis.

Semenjak krisis kemanusiaan Rohingya, Paus Fransiskus terang-terangan menegur Myanmar. Dia mengatakan, pemerintah telah memperlakukan kelompok tersebut secara tak pantas.

"Mereka menderita, disiksa dan dibunuh hanya karena mereka menjunjung tinggi kepercayaan muslim mereka," ucap Paus.

Video Terkini