Sukses

Pangeran Arab Saudi Akan Perkuat Koalisi Militer Islam, Buat Apa?

Putra Mahkota Arab Saudi membentuk koalisi militer Islam pasca-kritikan negara-negara Arab tak berbuat banyak melawan ISIS.

Liputan6.com, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa koalisi militer Islam yang ditugaskan untuk memerangi terorisme akan memberantas para teroris hingga benar-benar tuntas.

"Kami tidak akan membiarkan mereka (teroris) mendistorsi agama damai kita. Hari ini kami mengirimkan sebuah pesan kuat bahwa kami bekerja sama untuk memerangi terorisme," ujar Pangeran Mohammed pada pertemuan perdana Military Counter Terrorism Coalition (IMCTC), di Riyadh, Arab Saudi.

"Hari ini kami menegaskan bahwa kami akan mengejar terorisme sampai benar-benar diberantas," ujar Pangeran Mohammed menurut Al Arabiya.

Dikutip dari CNN, Senin (27/11/2017), koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang saat ini memiliki sekitar 40 anggota, dibentuk pada 2015 untuk memerangi terorisme. Pembentukan itu di tengah mencuatnya kritik bahwa negara-negara Arab tak berbuat banyak untuk melawan ISIS.

Pernyataan Putra Mahkota Arab Saudi itu muncul setelah terjadi serangan bom di Masjid Al Rawdah di Sinai Utara, Mesir. Serangan tersebut menewaskan 305 orang, termasuk 27 anak-anak.

Menurut pernyataan dari jaksa negara bagian yang disampaikan di Nile TV, penyerang mengenakan seragam militer dan dipersenjatai dengan senapa mesin berat. Setidaknya, satu dari penyerang yang memasuki masjid membawa sebuah bendera ISIS.

Hingga kini, belum ada klaim tanggung jawab dari ISIS atau afiliasinya di Mesir.

Namun, ISIS hingga kini masih mempertahankan wilayahnya yang terletak di utara Semenanjung Sinai. Serangan yang kerap dilakukan kelompok teror itu pun mengilhami sejumlah kelompok ekstremis setempat.

 

2 dari 2 halaman

Korban Selamat Serangan Mesir: Aku Bersembunyi di Balik Jasad

Seorang korban selamat dari serangan sebuah masjid di Mesir yang menewaskan 305 orang, mengungkapkan pengalaman pahit yang dideritanya. Dalam peristiwa yang terjadi saat salat Jumat pada 24 November 2017, ia kehilangan sembilan anggota keluarganya.

"Tidak ada satu pun yang dapat keluar dari masjid," ujar pria yang tak mau disebutkan namanya itu. Menurut jaksa negara bagian, sejumlah penyerang mengenakan penutup muka dan setidaknya salah satu di antara mereka membawa bendera ISIS. Dalam kejadian tersebut, setidaknya 27 anak tewas dan 128 lainnya luka-luka.

Seorang korban selamat lainnya yang tak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia bersembunyi di bawah jasad jemaah lain. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyerang yang mengincar mereka yang masih hidup.

Ia kehilangan saudara dan keponakannya dalam peristiwa tersebut. Putranya yang berusia 14 tahun mengalami patah kaki.

"Aku baru mengetahui keberadaan anakku beberapa jam kemudian," ujar dia.

Masjid Al Rawdah dikenal sebagai tempat lahirnya ulama Sufi kenamaan. Namun, hingga kini belum jelas apa alasan mengapa masjid di Mesir tersebut dijadikan target.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: