Sukses

Video Dramatis Penjahat Perang Bosnia Tenggak Racun Saat Sidang

Saksikan video Slobodan Praljak yang menenggak racun untuk menolak keputusan sidang kejahatan perang Bosnia.

Liputan6.com, Den Haag - "Praljak bukan penjahat! Saya menolak keputusan itu dan saya meminum racun!"

Suara Slobodan Praljak menggelegar di ruang sidang International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY), Den Haag, pada Rabu, 29 November 2017. Mantan militer dan politikus Bosnia Kroasia itu berdiri dan mengangkat tangannya ke arah mulut. Penjahat perang Bosnia itu membawa botol kaca kecil yang belakangan terkuak berisi cairan lalu menenggaknya.

Penjahat perang Bosnia itu menolak keputusan pengadilan yang akan menaikkan tuntutan hukuman 20 tahun penjara atas apa yang ia lakukan di Kota Mostar pada 1993.

Awalnya, hakim ketua ICTY, Carmel Agius, masih meneruskan sidang yang menyeret lima penjahat perang Bosnia lainnya. Namun, terdengar kehebohan. Rupanya ancaman minum racun Slobodan itu bukan pepesan kosong. Tubuhnya roboh. 

Hakim Agius segera menghentikan persidangan dan sebuah ambulans dipanggil.

"Baiklah," kata hakim itu. "Kami menangguhkan sidang. Kami menangguhkan sidang. Tolong, gordennya. Jangan lupa botol kaca yang dia gunakan saat dia minum sesuatu."

Sebelum tirai diturunkan, ruang sidang yang menggeret penjahat Perang Bosnia itu terlihat dalam keadaan kacau. Demikian dikutip dari BBC pada Kamis (30/11/2017).

Saksikan video heboh Slobodan Praljak yang menenggak racun menolak keputusan sidang kejahatan perang Bosnia yang ia klaim tidak bersalah: 

Sebuah ambulans kemudian tiba di luar gedung pengadilan, sementara sebuah helikopter terbang di atas tempat kejadian.

Beberapa petugas medis juga bergegas masuk ke gedung sambil membawa peralatan.

Tubuh pria 72 tahun dibawa ke rumah sakit. Di sana ia pun tewas. Pengadilan yang dibentuk PBB untuk menggeret para penjahat perang Bosnia mengumumkan bahwa ruang sidang dianggap tempat kejadian perkara.

 

2 dari 2 halaman

Siapakah Praljak?

Praljak, mantan Menteri Pertahanan sekaligus komandan staf utama pasukan pertahanan Kroasia Bosnia (HVO), dipenjara karena kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Perang Bosnia.

Kala itu, sejumlah tentara mengumpulkan muslim di Prozor pada musim panas 1993 untuk dibantai. Praljak, sebagai komandan staf utama dianggap telah gagal melakukan upaya serius untuk menghentikan tindakan tersebut. Demikian pengadilan kejahatan perang PBB menemukan bukti itu.

Dia juga gagal untuk bertindak berdasarkan informasi bahwa pembunuhan itu direncanakan.

Sebagai komandan, dia gagal menghentikan serangan terhadap anggota organisasi internasional, dan penghancuran Jembatan Tua serta masjid bersejarah di Kota Mostar.

Mereka yang hadir bersama Praljak dalam persidangan kali ini termasuk Jadranko Prlic, mantan Perdana Menteri Bosnia Kroasia yang memisahkan diri.

Didirikan oleh mandat Dewan Keamanan PBB pada tahun 1993, ICTY yang dibuat untuk menghukum penjahat Perang Bosnia akan ditutup saat mandatnya berakhir pada akhir tahun.