Liputan6.com, Guangdong - Selama ini kita hanya mendengar kasus penyeludupan narkoba, barang berharga dan senjata api yang tertangkap oleh pihak keamanan di bandara.
Namun, ada kasus penyeludupan benda aneh yang berhasil digagalkan oleh otoritas Bandara Internasional, Guangdong, China.
Dilansir dari laman AsiaOne, Sabtu (2/12/2017), penemuan benda aneh itu berupa ratusan kecoak yang tersimpan dalam koper penumpang.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan dari media lokal, kejadian bermula ketika petugas pengelola mesin sinar-X melihat ada gerakan tak biasa yang terlihat dari koper seorang pria tua.
"Ada kantong plastik putih dengan benda bergerak di dalamnya," ujar Xu Yutu, petugas pengelola mesin sinar-X.
"Karena terlihat mencurigakan, salah satu staf perempuan membuka koper tersebut. Ternyata ada banyak kecoak yang keluar. Ia pun menagis ketakutan," tambahnya.
Akibat penemuan ratusan kecoak tersebut, pria pembawa koper langsung diamankan untuk diinterogasi.
Saat ditanyai oleh pihak berwenang, pria tersebut mengatakan bahwa kecoak-kecoak itu akan digunakan sebagai bahan pembuatan salep -- yang nantinya akan dipakai sebagai obat kulit untuk istrinya.
"Cara ini memang dikenal sejak zaman dahulu kala bagi rakyat China," ujar petugas.
Meski ia mengaku untuk keperluan obat, pihak Bandara Internasional Baiyung menjelaskan bahwa makhluk hidup tak diizinkan dibawa masuk ke dalam ke koper.
Pihak bandara akhirnya mengizinkan pria itu untuk melanjutkan penerbangan. Dengan syarat, barang bawaannya (kecoak) harus ditinggal dan tak boleh dibawa masuk ke dalam pesawat.
Â
Dikepung Kecoak, Pria Taiwan Justru Kaya Mendadak
Selain berita bawa masuk kecoak dalam pesawat, cerita lain seputar hewan menjijikkan ini juga pernah terjadi. Pada Agustus 2017, seorang mahasiswa asal Taiwan dibuat kaya mendadak karena kehadiran hewan tersebut.
Dikutip dari laman Asiancorrespondent.com, berkat kemampuan bisnis dan toleransi yang tinggi terhadap kecoak, seorang mahasiswa berusia 20 tahun bernama Tong berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 980 juta per tahun.
Pundi-pundi uang tersebut berhasil ia kumpulkan ketika memulai bisnis ternak kecoak di apartemennya selama lebih dari satu tahun yang lalu. Hal ini bermula ketika ia menemukan kesulitan ketika mencari pakan untuk hewan peliharaannya.
Kecoak biasanya digunakan untuk bahan pakan hewan peliharaan. Ikan arwana, sugar glider dan landak kecil adalah contoh hewan yang gemar makan kecoak.
Karena mengaku sulit mendapatkan pasokan kecoak, Tong berinisiatif untuk memelihara kecoak di apartemen miliknya. Tak heran, jika setiap malam Tong harus dihantui oleh kehadiran hewan kecil yang gemar berkeliaran di kloset toilet tersebut.
Tong juga mengatakan, hewan itu menjadi ancaman besar karena dapat menyebarkan virus pada makanan dan pakaian yang ia gunakan.
Pada pertengahan tahun, Tong memprediksi jumlah kecoak yang ia pelihara sudah mencapai 30 sampai 40 ribu ekor.
Ketika kecoak itu semakin berkembang biak. Ia bertemu dengan seorang pembeli kecoak bernama Tse. Di luar dugaan, pria tersebut hendak membeli semua kecoak peliharaannya.
Setelah menjalin kerja sama, Tse kemudian menjadi pelanggannya. Kini, Tong semakin mengembangkan ternak kecoak miliknya.
Mahasiswa tersebut dilaporkan telah memiliki lebih dari 2,7 juta ekor kecoak dari berbagai macam spesies dan ia jual secara grosir.
Advertisement