Sukses

Tak Balas SMS hingga Toilet, Ini 4 Alasan Perceraian Paling Aneh

Ternyata gugatan perceraian yang punya alasan konyol bukan pertama kali terjadi. Ada beberapa kasus perceraian dengan alasan yang aneh.

Liputan6.com, New York - Belum lama ini, sepasang suami-istri asal Inggris berkeinginan untuk berpisah. Hebohnya, alasan konyol atas perceraian keduanya disampaikan oleh sang istri lewat Mumsnet, situs terkenal asal Inggris.

Dikutip dari Indy100.com, pengguna situs Mumsnet dengan nama 'Sprinklestar' mempunyai alasan yang cukup aneh untuk mencampakkan suaminya. Beberapa pengguna juga mengatakan apakah ia tidak terlalu dramatis (karena alasannya).

"Oke, terdengar sangat dramatis, kan? Tetapi... Kita sudah bersama bertahun-tahun, mengenal satu sama lain selamanya," tulis Sprinklestar dalam situs Mumsnet.

Terlihat dari pembuka tulisan ini, sepertinya terdapat ketidakpercayaan di antara mereka.

"Hari ini, lagi, ia mencuci pakaian dalam milik saya menggunakan mesin cuci, yang seharusnya dicuci dengan tangan dan ia merusaknya. Saya sudah tidak tahu lagi sudah berapa kali ia melakukan ini," lanjut Sprinklestar.

Selain itu, Sprinklestar juga mengatakan bahwa selama 10 tahun terakhir ini, ia selalu harus mengganti pakaian dalamnya yang rusak.

Sprinklestar merasa dampak dari masalah yang dilakukan oleh suaminya berujung kepada pemborosan. Ia juga mengatakan bahwa suaminya tidak pernah belajar dari masa lalu. Ia pun yakin untuk cerai.

"Aku tidak tahan lagi dengan ketidakmampuannya (dalam mencuci pakaian). Sesulit apakah (baginya untuk) mengecek label? Dan untuk tidak mengacaukan barang yang ada di keranjang khusus dicuci dengan tangan? Aku sangat marah," imbuh Sprinklestar.

Ternyata gugatan perceraian yang punya alasan konyol bukan pertama kali terjadi. Ada beberapa kasus gugatan cerai yang disampaikan lewat alasan-alasan yang tak masuk akal.

Seperti dilansir dari berbagai sumber, berikut 4 alasan cerai yang tak masuk akal:

 

2 dari 5 halaman

1. Gugat Cerai Gara-Gara Suami Tak Mau Bikin Toilet

Seorang perempuan di India diizinkan untuk menceraikan suaminya. Penyebabnya, sang suami tidak mau membangun toilet di rumah mereka.

Perempuan berusia 20-an itu telah menikah selama lima tahun. Dan selama ini, ia "dipaksa" untuk buang hajat di sebuah ladang terdekat.

Hukum di India hanya mengizinkan perceraian terjadi dalam kondisi terbatas, seperti karena terjadi kekerasan dalam rumah tangga atau terbukti melakukan kekejaman.

Seperti dikutip dari BBC, pengacara wanita tersebut mengatakan, tindakan buang air besar di ruang terbuka adalah suatu bentuk penyiksaan.

(ilustrasi)

Pengadilan di negara bagian Rajasthan mengatakan bahwa perempuan tersebut terpaksa menunggu hingga gelap untuk dapat pergi ke ladang yang "berfungsi" sebagai toilet.

Laporan Times of India yang mengutip putusan pengadilan menyebutkan, "Kita menghabiskan uang untuk membeli rokok, minuman keras, dan ponsel, tapi tidak mau membangun toilet demi melindungi martabat kita. Di desa, perempuan harus menunggu hingga matahari terbenam untuk menjawab panggilan alam. Ini bukan hanya kekejaman fisik, tapi juga melanggar kesopanan terhadap wanita."

Media India mengatakan bahwa wanita tersebut telah mengajukan tuntutan perceraian sejak 2015.

Kencing dan buang air besar di lahan terbuka lazim terjadi di sejumlah wilayah pedesaan di Negeri Hindustan. Pemerintah sendiri telah mencanangkan program penyediaan toilet bagi setiap rumah tangga pada 2019. Namun, kebijakan ini mendapat pertentangan.

Disiplin menggunakan toilet merupakan persoalan lain di India. Bahkan, meski di sejumlah wilayah telah cukup banyak dibangun toilet, banyak warga yang memilih untuk tidak menggunakannya.

Tahun lalu, organisasi PBB, UNICEF, memperkirakan bahwa sekitar setengah populasi di India tidak menggunakan toilet.

3 dari 5 halaman

2. Gara-gara Mati Lampu

(ilustrasi)

Seorang istri di Mesir melayangkan gugatan cerai ke suaminya karena listrik di rumahnya sering mati. Wanita tersebut mengaku kesal dengan suaminya yang menolak untuk pindah ke rumah yang lebih nyaman untuk mereka huni.

Seperti dilansir Al-Arabiya, istri yang tidak disebutkan namanya tersebut adalah warga Kota Giza yang merasa tidak betah tinggal di wilayah tersebut. Sebab, selain sering mendapat pemadaman bergilir, daerah ini juga dipenuhi oleh mantan residivis dan pedagang kaki lima.

Lantaran itulah, wanita tersebut meminta suaminya untuk pindah rumah. Namun, sang suami menolak pindah dan malah memukul istrinya tersebut di depan anak-anak mereka.

4 dari 5 halaman

3. Sibuk Beres-Beres Rumah hingga Lupa Istri

(ilustrasi)

Kehidupan berumah tangga sepasang suami istri yang belum genap sebulan harus kandas di tengah jalan karena hal yang sangat sepele.

Seorang wanita asal Mesir bernama Samar menceraikan sang suami, karena merasa bosan dengan pria yang baru ia nikahi dua pekan tersebut.

Dilansir dari laman Al Arabiya, wanita berusia 28 tahun tersebut menilai, sang suami terlalu rajin mengerjakan pekerjaan rumah hingga melupakan dirinya.

Alasan ini cukup aneh karena kebanyakan wanita menyukai laki-laki yang rajin bekerja.

"Ia memasak, menyapu, mengepel hingga mencuci pakaian," ujar Samar.

Tak tahan dengan perlakuan sang suami, wanita itu mengadu ke Pengadilan Keluarga di Kairo bahwa sang suami tak memberikan kebebasan kepadanya untuk mengurusi rumah. Ia mengaku seperti orang asing di kehidupannya.

"Ia sama sekali tak ada waktu untuk saya. Semalaman ia menyiapkan makanan untuk esok hari sehingga membuat dirinya terlalu lelah," ujar Samar.

"Saya hanya bisa duduk mengawasi ia bekerja setiap hari tanpa melakukan apa pun. Beda halnya dengan dia yang selalu bahagia mengerjakan pekerjaan rumah," tambahnya.

Kini, Samar sudah pada keputusan untuk mengembalikan mahar yang telah suaminya berikan.

5 dari 5 halaman

4. SMS Tak Dibalas, Wanita Taiwan Ceraikan Suami

Kasus seorang istri yang menceraikan suami dan kemudian jadi sorotan media pernah terjadi di Taiwan. Juli 2017 lalu, seorang pria diceraikan oleh sang istri setelah mengabaikan pesan teks.

Dimuat BBC, pesan teks itu dikirim oleh sang istri melalui aplikasi Line. Setelah merasa diabaikan, wanita itu menceraikan sang suami melalui pengadilan keluarga di Distrik Hsinchu dengan barang bukti riwayat percakapan yang tak direspons.

Wanita dengan marga Lin itu menegaskan, dalam riwayat pesan teks, terlihat keterangan bahwa sang suami telah membaca pesan yang ia kirim. Setelah ia menunggu lama, masih tak ada jawaban.

Kejadian bermula ketika wanita tersebut mengalami kecelakaan parah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Saat itu ia mengirim pesan kepada suami tentang kondisinya yang kritis.

(ilustrasi)

Dalam sebuah pesan tertera, ia meminta sang suami untuk menjenguk sambil bertanya mengapa pesan yang selama ini ia kirim hanya dibaca tanpa ada balasan.

Penggugat juga mengakui, ada satu masa sang suami pernah menjenguknya di rumah sakit, tapi responsnya dingin dan terlihat seperti acuh tak acuh.

Setelah kasus tersebut dibawa ke meja hijau, hakim yang memimpin persidangan menerima tuntutan wanita tersebut. Ia menilai, tindakan itu disebut 'Blue Ticking' -- sebuah istilah yang mengacu pada tindakan membaca pesan namun tak meresponsnya.

Hakim di persidangan juga mengutip pesan-pesan yang diabaikan sebagai barang bukti bahwa pernikahan itu tak dapat diperbaiki lagi. Sehingga hakim mengetuk palu dan memutuskan keduanya resmi bercerai.

"Satu atau dua bulan pasca-kecelakaan, sang suami memang menjawab pesan. Tetapi pesannya terkait anjing peliharaan mereka. Dari sana, kami yakin tak ada rasa peduli yang ia tunjukkan," ujar hakim.

Kedua pasangan ini telah menjalani pernikahan sejak tahun 2012. Istrinya berusia 50 tahun, sementara sang suami berusia 10 tahun lebih muda.

Dari pengakuan wanita tersebut, ia mengalami beberapa kejadian yang tak mengenakan. Seperti harus menanggung semua kebutuhan keluarga sang suami yang meliputi kebutuhan makan, air, dan tagihan listrik. Belum lagi ketika ibu mertuanya yang selalu meminta uang untuk membayar pajak.