Liputan6.com, Washington, DC - Pentagon harus mulai memindahkan keluarga prajurit militer Amerika Serikat ke luar Korea Selatan seiring dengan semakin mendekatnya konflik militer dengan Korea Utara. Hal tersebut disampaikan oleh Senator AS asal Partai Republik Lindsey Graham.
"Gila membayangkan pasangan dan anak-anak prajurit ke Korea Selatan, mengingat ada provokasi Korea Utara," ungkap Graham yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat dalam program CBS "Face the Nation" seperti dikutip dari Russia Today pada Senin (4/12/2017).
Baca Juga
"Jadi, saya ingin mereka berhenti mengirim keluarga prajurit dan saya rasa sekarang saatnya untuk mulai memindahkan warga AS dari Korea Selatan," tutur pria 62 tahun tersebut.
Advertisement
Ia melanjutkan, "Kita semakin mendekati konflik militer karena Korea Utara kian berambisi mewujudkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang bisa memuat hulu ledak nuklir yang dapat mencapai Amerika Serikat. Kita kehabisan waktu."
Pernyataan Graham tersebut merujuk pada uji coba ICBM terbaru yang dilakukan Korea Utara pada Rabu 29 November lalu.
Korea Utara menyebut bahwa ICBM tersebut jenis Hwasong-15 dan mampu menjangkau daratan AS.
Siapa Memprovasi, Siapa Terprovokasi?
Tidak semua orang setuju bahwa seluruh provokasi berasal dari Korea Utara.
Uji coba ICBM teranyar terjadi setelah dua bulan dari peluncuran rudal terakhir dan selang beberapa hari setelah Amerika Serikat menjuluki Pyongyang sebagai negara sponsor terorisme.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meyakini bahwa latihan militer gabungan yang melibatkan AS dan Korea Selatan telah memprovokasi Pyongyang untuk melakukan tindakan tergesa-gesa setelah dua bulan menahan diri.
Tak hanya itu, diplomat Rusia tersebut juga mengomentari respons AS atas uji coba ICBM. Utusan AS untuk PBB Nikki Haley menegaskan bahwa rezim Korea Utara akan "hancur total jika perang benar-benar meletus". Oleh Lavrov, pernyataan Haley tersebut dijuluki "omelan haus darah".
Selama ini, Rusia dan China telah meminta Korea Utara dan Amerika Serikat saling menahan diri. Moskow dan Beijing mendesak Washington dan Seoul menghentikan latihan gabungannya di Semenanjung Korea dan sebagai imbalannya Pyongyang diminta untuk menangguhkan uji coba rudal dan nuklirnya. Namun ide ini ditolak mentah-mentah oleh Negeri Paman Sam.
Pernyataan terbaru Graham datang beberapa hari setelah sang senator mengatakan AS akan berperang dengan Korea Utara "jika keadaan tidak berubah". Dan di lain sisi, Graham mengakui bahwa perang akan menimbulkan banyak korban, baik yang terluka atau tewas.
Latihan gabungan Korea Selatan dan AS dimulai pada Senin 4 Desember dan berakhir Jumat 8 Desember. Latihan tahunan tersebut mendorong Pyongyang menuding Presiden Donald Trump "mengemis" atas sebuah perang nuklir.
Pandangan Senator Partai Republik bahwa perang akan meletus antara AS dan Korea Utara menggemakan kembali pendapat yang dicetuskan oleh penasihat keamanan nasional Gedung Putih HR McMaster. "Saya pikir ini meningkat setiap hari, dan itu berarti kita tengah berlomba untuk memecahkan masalah ini," kata McMaster di Reagan National Defense Forum seperti dikutip oleh CNN.
Advertisement