Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Theresa May dilaporkan menjadi target sebuah rencana teror yang gagal.
Laporan Sky News yang dikutip dari news.com.au pada Rabu (6/12/2017) menyebutkan bahwa Andrew Parker, Direktur badan intelijen domestik Inggris (MI5), memberitahukan para menteri kabinet mengenai dugaan rencana tersebut pada hari Selasa waktu setempat.
Plot kelompok ekstremis tersebut melibatkan sebuah serangan bom di Downing Street, kediaman resmi PM Inggris, dan upaya untuk membunuh May dalam kekisruhan.
Advertisement
Baca Juga
Tidak ada tanggapan resmi atas laporan yang muncul beberapa jam setelah polisi mengumumkan bahwa mereka mendakwa dua orang dengan pasal terorisme.
Naa'imur Zaakriyah Rahman (20) dan Mohammed Aqib Imran (21) ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan polisi kontraterorisme Inggris pekan lalu dan dijadwalkan akan tampil di muka persidangan London pada Rabu waktu setempat.
Lebih lanjut MI5 mengungkapkan bahwa dalam satu tahun terakhir, pihaknya telah mencegah sembilan serangan teror di Inggris. Namun beberapa serangan masih lolos.
Rentetan Teror di Inggris
Pada Maret 2017, Khalid Masood mengendarai mobil dan menabrak kerumunan pejalan kaki di Westminster Bridge. Ia juga menusuk seorang petugas polisi yang berjaga di gedung parlemen. Setidaknya lima orang tewas dalam peristiwa ini.
Mei 2017, 22 orang tewas saat pelaku bom bunuh diri, Salman Ramadan Abed, menargetkan penonton konser di Manchester Arena. Sebuah laporan resmi mengungkap peluang untuk menggagalkan aksi ini.
Teror di London Bridge pada Juni 2017 menewaskan 11 orang ketika pelaku menggunakan kendaraan dan pisau untuk menyerang orang-orang tak bersalah.
Pada bulan yang sama, seorang pria dilaporkan tewas dalam insiden di Masjid Finsbury Park di London utara. Dan pada September, sebuah upaya untuk mengebom kereta Tube di stasiun Parsons Green berhasil digagalkan.
Perdana Menteri Inggris sejak lama telah menjadi target teroris, meski saat ini Downing Street sendiri terlindungi dengan baik.
Langkah-langkah keamanan diperkenalkan pada 1970-an, namun ditingkatkan pada 1980-an mengingat meningkatnya ancaman dari Pasukan Republik Irlandia (IRA). Pada 1991, IRA pernah meluncurkan serangan mortir ke Downing Street dan peluru mendarat di kebun bagian belakang.
PM saat itu, John Major, tengah berada di dalam gedung. Namun ia tidak terluka.
Advertisement