Sukses

2 Gempa Kecil Terdeteksi dari Situs Uji Coba Nuklir Korea Utara

Dua gempa kecil itu masing-masing dilaporkan berkekuatan 2,9 dan 2,5 SR. Lindu diduga terkait dengan uji coba nuklir Korea Utara keenam.

Liputan6.com, Washington, DC - Dua gempa kecil yang terdeteksi pada Sabtu dari Korea Utara kemungkinan merupakan tremor susulan dari uji coba nuklir Pyongyang pada awal September lalu. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

Seperti dikutip dari The Guardian pada Minggu (10/12/2017), menurut USGS dan Lassina Zerbo, Sekretaris Eksekutif dari Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, gempa susulan tersebut berkekuatan 2,9 dan 2,4 SR.

Sebuah twit yang diposting Zerbo menyebutkan, analis telah mengonfirmasi bahwa aktivitas tersebut adalah "tektonik".

Pejabat USGS mengatakan bahwa gempa tersebut terjadi di sekitar lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, di mana Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam sekaligus terbesarnya pada 3 September lalu.

"Peristiwa (dua gempa) ini mungkin relaksasi dari uji coba nuklir keenam. Bila Anda melakukan uji coba nuklir besar, maka itu akan menggerakkan kerak Bumi di sekitar area tersebut dan butuh waktu agar sepenuhnya bisa reda. Kami sudah merasakan beberapa sejak uji coba nuklir keenam," terang pejabat USGS tersebut.

2 dari 2 halaman

Uji Coba Nuklir Terkuat

Pyongyang mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan pada September adalah bom hidrogen atau bom H. Para ahli memperkirakan bahwa bom tersebut 10 kali lebih kuat dibanding bom atom Amerika Serikat yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.

Serangkaian gempa yang terjadi pasca-uji coba nuklir tersebut mendorong para ahli dan pengamat pada dugaan bahwa tes tersebut kemungkinan telah merusak area peluncuran yang terletak pada ujung barat laut Korea Utara di mana semua tes nuklir dilakukan dari sana.

Badan mata-mata Korea Selatan di hadapan parlemen pada Oktober lalu mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan menyiapkan dua terowongan lainnya di lokasi tersebut.

Korea Utara mengisyaratkan bahwa uji coba nuklir berikutnya bisa dilakukan di daratan setelah Donald Trump pada September lalu memperingatkan bahwa AS akan benar-benar menghancurkan Korea Utara jika negara itu terus mengancam AS.

Kendala lain untuk menjadikan Punggye-ri sebagai lokasi uji coba berikutnya adalah karena kawasan itu berada di dekat gunung berapi Paektu. Oleh warga Korea Utara, Paektu dianggap sebagai tempat suci. Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 1903, dan para ahli telah memperdebatkan apakah uji coba nuklir dapat memicu reaksi lain.

Media resmi Korea Utara melaporkan pada hari Sabtu bahwa Kim Jong-un berhasil mendaki gunung Paektu dengan pejabat militer senior untuk "menekankan visi militernya" setelah menyelesaikan kekuatan nuklir negara tersebut.

Kim Jong-un menyatakan, kekuatan nuklirnya selesai setelah uji rudal balistik terbesar Korea Utara bulan lalu, yang menurut para ahli menempatkan seluruh wilayah AS dalam jangkauan.