Liputan6.com, Stockholm - Pemuka agama muslim dan Kristen menunjukkan dukungan terhadap umat Yahudi Swedia dengan berkumpul di sekitar komunitas Yahudi di sejumlah kota di negara itu pasca-insiden antisemitisme.
Seperti dikutip dari independent.co.uk pada Selasa (12/12/2017), sekitar 200 orang mengikuti demonstrasi yang digelar di Malmo pada Jumat malam waktu setempat. Mereka meneriakkan slogan-slogan antisemitisime dan melambaikan bendera Palestina sebagai bentuk protes terhadap keputusan Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Di Gothenburg, sekelompok pemuda berkumpul di luar sebuah sinagog dan menyerangnya bangunan itu dengan bom molotov pada Sabtu 9 Desember 2017 malam.
Advertisement
Perwakilan komunitas muslim dilaporkan mengunjungi sinagog Malmo pada hari Minggu. Alaeddin al-Qut, kepala kelompok studi Islam Ibnu Rusyd mengatakan bahwa tindakan itu merupakan bentuk simpati terhadap komunitas Yahudi.
Baca Juga
"Kami ingin menunjukkan simpati dan solidaritas terhadap komunitas Yahudi di Malmo dan mengutuk seluruh bentuk rasisme dan antisemitisme di masyarakat," kata Alaeddin al-Qut kepada kantor berita Swedia, SVT Nyheter Skane.
Freddy Gellberg, Juru Bicara komunitas Yahudi Malmo mengatakan kepada The Local, "Ini adalah inisiatif yang sangat baik. Kita mungkin punya pandangan berbeda, namun kita bisa berbincang normal satu sama lain".
Dukungan tidak hanya datang dari komunitas Islam, namun juga Uskup Agung Antje Jackelen. Melalui tulisan di kolom surat kabar Dagen, ia mengatakan, "Saya ingin meyakinkan Anda tentang solidaritas gereja Swedia dalam perang melawan antisemitisme dan kekerasan atas nama agama".
Tiga Orang Ditangkap
Terkait dengan serangan di sinagog di Gothenburg, tiga orang telah karena dicurigai mendalangi percobaan pembakaran.
Saksi Allan Stutzinsky kepada Associated Press mengatakan bahwa ia melihat belasan pemuda bertopeng melemparkan bom molotov ke taman di sekitar rumah ibadah Yahudi tersebut.
Sebuah pusat komunitas yang terhubung dengan sinagog tengah menggelar acara pada saat serangan terjadi, dengan jumlah tamu yang hadir 20 hingga 30 orang. Namun tidak ada korban luka dan kerusakan berarti di sinagog tersebut.
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven turut mengutuk insiden antisemitisme yang terjadi di negaranya. Sementara, pihak berwenang meningkatkan keamanan di sekitar sinagog dan pusat-pusat Yahudi di Stockholm dan Malmo.
"Tidak ada tempat bagi antisemitisme di Swedia. Pelakunya akan bertanggung jawab atas perbuatan mereka," tegas PM Lofven.
Kongres Yahudi Eropa mengatakan bahwa "tidak beralasan komunitas Yahudi diserang di jalanan Eropan". Mereka mendesak pemerintah Swedia dan negara-negara Eropa lainnya untuk menghukum keras pelaku antisemitisme.
Advertisement