Sukses

Usai ke Gunung Mistis, Kim Jong-un Dianggap Pengendali Cuaca

Langit biru menaungi perjalanan Kim Jong-un menuju puncak Gunung Paektu. Padahal, selama bulan Desember, cuaca biasanya tak bersahabat.

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara mengakui Pemimpinnya, Kim Jong-un, sebagai pengendali cuaca. Anggapan ini dikatakan oleh Korean Central News Agency setelah diktaktor tersebut berhasil menggapai puncak gunung setinggi 9.000 kaki.

Media pemerintah itu mengklaim, cuaca cerah merupakan hasil usaha Kim Jong-un yang mahir mengendalikan cuaca.

Dalam foto yang dirilis KCNA, Kim Jong-un terlihat sedang berjalan-jalan menikmati langit biru di Gunung Paektu, di dekat perbatasan China.

Ia mengenakan kostum serba hitam, mulai dari sepatu, baju hangat, celana panjang, dan penutup kepala. Pakaian yang ia kenakan pun terkesan formal.

Menurut keterangan KCNA, yang dilansir dari Daily Mail, Selasa (12/12/2017), kondisi cuaca bulan Desember biasanya tak selalu ramah.

Tapi saat Kim Jong-un mendaki, cuaca tetap terlihat cerah dan angin berhembus sepoi.

Senin malam, sebuah sumber dari pemerintah Korea Selatan menyebut kegiatan Kim Jong-un itu sebagai aksi propaganda.

Perjalanan 'ke puncak', menurut sumber itu, mengindikasikan bahwa Kim Jong-un berencana menaikkan jabatannya.

Kunjungan ke gunung mistis itu kerap dilakukan oleh sejumlah Pemimpin Korea Utara sebelum membuat keputusan penting.

Pada bulan November 2013, Kim Jong-un pernah 'bertandang' ke gunung yang sama dengan para pembantunya.

Sebulan setelahnya, ia mengeksekusi beberapa pejabat tinggi Korea Utara, termasuk Jang Song-thaek, pamannya.

Kim Jong-un kembali mengunjungi gunung itu pada bulan April 2015, sebelum mengeksekusi Hyon Yong-chol, mantan Kepala Pertahanan.

Dia juga melakukan ziarah setelah uji coba nuklir kelima Korea Utara pada bulan September 2016

Foto yang diambil oleh KCNA memperlihatkan Kim Jong-un sedang berjalan di gunung tersebut, meski hampir seluruh permukaan gunung tertutup salju.

Ia tampak tak berkeringat, sepatunya tetap mengkilap.

Ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, melakukan hal serupa. Ia mengunjungi Gunung Paektu pada tahun 1974 sebelum mengeksekusi seorang pejabat.

"Kim Jong-il mengunjungi gunung tersebut sebelum mengeksekusi Kim Tong-kyu, yang menjadi pejabat senior untuk urusan internasional, pada tahun 1977," ucap narasumber dari Korea Selatan yang namanya tak ingin disebut.

Gunung Paektu telah ditetapkan sebagai tempat kelahiran "suci" diktator pertama Korea Utara, yang mana orang itu adalah kakek Kim Jong-un.

2 dari 2 halaman

Kim Jong-un Eksekusi Mati Pamannya

Jang Song-Thaek telah dieksekusi mati 12 Desember 2013. Paman penguasa muda Korea Utara Kim Jong-un itu bahkan telah dihapus dalam segala dokumen dan dokumenter. 'Diuapkan' dari sejarah, dianggap tidak pernah ada.

Dalam pernyataan publik pertamanya terkait eksekusi Jang, Kim Jong-un menyebut tentang "penghapusan kotoran faksionalis".

Pesan Tahun Baru Kim Jong-un yang disiarkan di televisi negara, ia berkata bahwa 'tindakan tegas' itu telah memperkuat kesatuan negara 100 kali lipat.

"Keputusan yang tepat waktu dan akurat untuk menyingkirkan elemen anti-partai dan antirevolusioner telah memperkuat solidaritas dalam partai," kata Kim Jong-un menuduh Jang berusaha membangun kekuatan sendiri di partai berkuasa, seperti dikutip BBC, Rabu (1/1/2014).

Sebelumnya, Korea Utara mengumumkan pada 13 Desember 2013 bahwa mereka telah mengeksekusi Jang Song-Thaek, setelah ia terbukti bersalah melakukan "aksi pengkhianatan".

Jang adalah suami bibi Kim Jong-un sekaligus adik kandung 'Dear Leader', Kim Jong-il. Jang diyakini menjadi mentor politik keponakannya saat menggantikan ayahnya pada 2011.

Meski dipandang sebagai orang paling berkuasa di Korea Utara, Jang dipermalukan dengan digiring keluar dari rapat khusus partai oleh tentara. Ia juga dilucuti dari segala gelar dan jabatan.

Ini adalah pertama kalinya Kim secara terbuka mengkritik pamannya yang ia jatuhkan dengan cara menyakitkan.

KCNA mengabarkan, dalam persidangan di pengadilan militer, Jang telah mengaku bersalah berusaha menggulingkan negara. Karena itu ia segera dieksekusi.

Di sisi lain, para analis mengajukan teori bahwa kejatuhan Jang adalah karena ia terang-terangan menjadi pengagum reformasi ekonomi ala China. Yang dianggap tak cocok untuk negeri paling menutup diri dan rakyatnya di muka Bumi Korea Utara.

Video Terkini